Tujuan utama seorang umat Buddha adalah mencapai pencerahan sempurna dan terbebas dari samsara. Itu seharusnya bisa dicapai dengan mempelajari dan menerapkan Dharma yang diajarkan Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Meski demikian, tujuan itu sepintas terasa jauh sekali, sampai-sampai sangat mungkin tujuan itu tidak ada di benak kita saat menjalani rutinitas. Belum lagi ajaran Buddha ada banyak sekali, Tripitaka saja sampai satu lemari. Entah kita harus mulai belajar dari mana. “Lamrim” atau “Tahapan Jalan Menuju Pencerahan” merangkum seluruh ajaran Buddha menjadi walkthrough atau panduan yang bisa mengantarkan kita ke tujuan utama umat Buddha dalam langkah-langkah yang jelas dan nyata.
Belajar Selangkah Demi Selangkah
Istilah Lamrim merujuk pada kitab-kitab Dharma berisi rangkuman keseluruhan ajaran Buddha yang disusun dalam topik-topik yang urut sesuai dengan tahapan praktik. Mempelajari topik-topik awal Lamrim akan memberi kita alasan dan motivasi kuat untuk mempraktikkan Dharma, juga membuat kita benar-benar menghargai Sang Buddha dan Dharma yang Beliau ajarkan. Topik berikutnya membahas cara belajar yang benar, lalu dilanjutkan dengan topik-topik yang akan mengubah batin kita setahap demi setahap. Dengawn mempelajari dan mempraktikkan topik-topik tersebut, perlahan-lahan batin kita akan berubah menjadi lebih baik. Sifat-sifat buruk akan berkurang, sifat-sifat baik akan tumbuh, hingga pada akhirnya kita akan bebas dari segala faktor mental negatif seperti Sang Buddha sendiri.
Tiga Tujuan untuk Tiga Jenis Praktisi
Adanya topik urut ini membuat Lamrim menjadi amat mudah untuk dipelajari. Buat kita yang baru ‘penasaran’ dengan Buddhadharma, topik pertama Lamrim mengarahkan kita untuk belajar tentang Buddha dan guru-guru Dharma yang telah mencapai realisasi. Dari mempelajari kisah Buddha dan para guru, kita bisa melihat langsung keagungan mereka yang mengajarkan Dharma sehingga membuat kita yakin bahwa kita belajar dari sumber yang terpercaya. Mengenali kualitas dan pencapaian mereka juga memberi kita motivasi untuk belajar dan mempraktikkan Dharma agar bisa jadi seperti mereka. Topik-topik berikutnya adalah keagungan ajaran itu sendiri agar kita benar-benar menghargai Dharma, juga cara belajar agar kita benar-benar mendapat manfaat. Setelah topik-topik awal tersebut, barulah kita diperkenalkan dengan topik inti yang harus dilatih.
Topik-topik inti ini diawali dengan pentingnya memiliki guru Dharma dan cara kita bersikap terhadap guru. Berikutnya, Lamrim mengingatkan kita tentang betapa beruntungnya kita bisa terlahir sebagai manusia dan seberapa besar potensi yang kita miliki. Pemahaman akan hal ini akan membuat kita menghargai hidup dan percaya diri serta pantang menyerah dalam berjuang melatih batin sesuai instruksi Sang Buddha.
Selanjutnya, kumpulan ajaran Buddha dikelompokkan dalam panduan praktik untuk 3 jenis praktisi Dharma dengan 3 tingkatan motivasi atau tujuan dalam mempraktikkan Dharma:
- Praktisi dengan Motivasi Awal
Tujuan praktik Dharma bagi praktisi motivasi awal adalah mendapatkan kehidupan mendatang yang lebih baik. Adanya motivasi yang melampaui kebahagiaan di kehidupan saat ini sendiri menjadi tolak ukur seseorang dapat dikatakan Buddhis dan mempraktikkan Dharma. Topik yang dipelajari di bagian ini mendorong praktisi untuk membangkitkan ketertarikan terhadap kehidupan mendatang seperti kematian dan ketidakkekalan dan alam rendah. Selanjutnya, yang akan dilatih adalah topik fundamental dalam Buddhadharma yang akan memastikan kebahagiaan di kehidupan mendatang, yaitu Trisarana dan Hukum Karma. - Praktisi dengan Motivasi Menengah
Topik-topik dalam latihan untuk praktisi motivasi menengah bertujuan untuk mencapai pembebasan samsara, mengakhiri tumimbal lahir. Untuk bisa sampai ke sana, pertama-tama yang kita diajak belajar tentang realita samsara, yaitu penderitaan umumnya serta penderitaan khusus di alam rendah maupun alam tinggi. Empat Kebenaran Mulia yang diajarkan Sang Buddha serta hukum sebab-musabab yang saling bergantungan (Pratityasamutpada) dipelajari dan dilatih di tahapan ini. Ketiga latihan tingkat tinggi (sila, samadhi, dan prajna) juga dipelajari di tahapan ini untuk bebas dari lingkaran tumimbal lahir. - Praktisi dengan Motivasi Agung
Pembebasan pribadi dapat diraih dengan mempraktikkan Dharma hingga topik-topik di motivasi menengah, tapi adakah yang bisa dilakukan untuk membebaskan makhluk lain? Praktisi motivasi agung akan belajar cara membangkitkan Bodhicita dan melatih paramita hingga dapat mencapai penerangan sempurna seperti Sang Buddha dan menolong semua makhluk.
Tak Ada Pertentangan dalam Dharma, tapi Menyesuaikan dengan Tahapan dan Praktisi
Lamrim pertama kali dipelajari dan berkembang di Tibet. Karena Buddhisme Tibet identik dengan Vajrayana, ada yang menganggap Lamrim hanya untuk praktisi Vajrayana. Namun, sebenarnya struktur Lamrim mencakup berbagai ajaran Buddha yang dipelajari di semua yana, mulai dari konsep dasar seperti Karma dan Trisarana, Empat Kebenaran Mulia, hingga praktik Bodhisatwa. Struktur Lamrim menunjukkan bahwa ajaran yang diutamakan dalam masing-masing yana tidak bertentangan satu sama lain, melainkan saling berkaitan dalam tahapan praktik yang berujung pada pembebasan dari samsara hingga Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna.
Buddha memberikan ajaran yang berbeda di saat yang berbeda tergantung dengan jenis pendengarnya. Praktisi Dharma ibarat pasien dengan bermacam-macam penyakit yang membutuhkan pengobatan yang berbeda pula. Struktur Lamrim yang mengelompokkan topik-topik berdasarkan tingkatan motivasi membantu kita memahami hubungan antara ajaran-ajaran tersebut. Dari pehamaman ini, kita tidak hanya bisa memahami dasar pemikiran Sang Buddha dengan lebih mudah, tapi kita juga terbebas dari kemungkinan melakukan kesalahan besar menolak Dharma dari aliran atau yana tertentu hanya karena berbeda dengan apa yang kita anut. Selain itu, Lamrim juga membantu kita menyeimbangkan antara belajar teori, perenungan dan meditasi, serta aktivitas pengumpulan kebajikan.
Dari India, Sriwijaya, Tibet, hingga Dunia
Lamrim digagas oleh guru Dharma dan filsuf asal Tibet bernama Je Tsongkhapa. Karya utama Beliau, Lamrim Chenmo atau “Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan”, merupakan kitab acuan yang merangkum Dharma Sang Buddha dalam struktur yang kita kenal sebagai Lamrim sekarang. Struktur ini kemudian digunakan dalam penyusunan berbagai kitab Dharma oleh Je Tsongkhapa sendiri dan guru Dharma lainnya. Kitab-kitab yang menggunakan struktur serupa inilah yang sekarang disebut sebagai teks atau kitab Lamrim.
Lamrim Chenmo yang disusun oleh Je Tsongkhapa sendiri merupakan kitab komentar dari “Bodhipatapradipa” atau “Pelita Sang Jalan Menuju Pencerahan”, kitab karya Guru Atisa, pandit besar dari India sekaligus murid utama Guru Suwarnadwipa Dharmakirti. Bodhipatapradipa disusun oleh Guru Atisa ketika Beliau berada di Tibet dan dimohon untuk menyusun ajaran Dharma sehingga mudah dipraktikkan. Bodhipatapradipa dipelajari dan dipuji oleh cendekiawan Buddhis di Tibet maupun India. Ajarannya diwariskan turun-temurun dari guru ke murid hingga sampai pada Je Tsongkhapa yang kemudian menyusun Lamrim dan kembali mewariskannya hingga sampai pada kita sekarang. Kini, Lamrim tidak hanya dipraktikkan di Tibet, tapi juga di berbagai komunitas Buddhis di seluruh dunia.
—Sekian sepintas ulasan Lamrim dalam kulit kacang. Untuk penjelasan tentang Lamrim yang lebih komplit dan tuntas, silakan kunjungi tulisan-tulisan berikut:
- Serba-Serbi Lamrim: Bagaimana dan Mengapa Mengikuti Jalan Buddhis Bertahap oleh Dr. Alexander Berzin (https://lamrimnesia.org/2017/05/30/bagaimana-dan-mengapa-mengikuti-jalan-buddhis-bertahap/)
- Penjelasan ringkas topik-topik dalam Lamrim ( https://lamrimnesia.org/apa-itu-lamrim/topik-topik-lamrim/)
- Peta Lamrim ( https://lamrimnesia.org/apa-itu-lamrim/outline-lamrim/)