Senin (30/12/2024) – Indonesia Lamrim Retreat hari kedelapan dimulai dengan praktik Buddhis yang dulu diajarkan oleh Guru Suwarnadwipa Dharmakirti: 6 Praktik Pendahuluan. Lalu, Y.M. Biksu Bhadra Ruci memulai pengajaran dengan menyatakan banyak orang salah mengira karma hanya bisa dibuat dari indra mata. Nyatanya, karma bisa dihimpun dari semua indra. Karma akan tersimpan di arus kesadaran dan akan terus dibawa dari satu kehidupan ke kehidupan yang lain.
“Kita tidak pernah punya ruang di batin untuk memikirkan makhluk lain secara spontan.” ucap Y.M. Suhu. Diri kita punya persepsi sendiri yang menganggap diri ini penting. Setiap hari kita terobsesi dengan diri sendiri dan tidak memikirkan makhluk lain. Sebagai contoh, ketika kita sedang berada di pesta dan hendak mengambil makan, kita hanya memikirkan kepuasaan diri sendiri, “Saya mau itu”. Ada juga mereka yang mengambil sedikit porsi makan karena malu, takut dipandang negatif oleh orang lain. Kedua contoh tersebut sama-sama mementingkan diri sendiri dan tidak memikirkan kepentingan orang lain.
Manusia itu unik. Kita perlu pengakuan dari orang lain untuk bisa hidup. Pengakuan dari orang lain tersebut membuat ego kita semakin tumbuh. Lalu, kita akan bergantung dan semakin bergantung pada pandangan orang laiknya orang-orang yang akan merasa gelisah jika jumlah like di postingan media sosialnya sedikit. Dari sini kita dapat menilai bahwa manusia dengan mudah dapat dihancurkan.
Kemudian, Y.M. Suhu mengingatkan kembali bahwa kita semua adalah pasien. Kita perlu belajar Dharma untuk bisa sembuh. Kita harus mampu melihat Buddha/Guru sebagai dokter yang dapat menyembuhkan kita. Namun, walaupun Buddha sudah menurunkan derajatnya, kita masih perlu menghimpun kebajikan (menabung karma baik dan kebijaksanaan) dan menghilangkan penghalang agar bisa bertemu Buddha dalam wujud manusia.
Layaknya orang sakit yang punya pantangan terhadap beberapa makanan/kondisi, Buddhis juga seperti itu. Analoginya, ketika kita menganggap diri ini sedang sakit (menderita di samsara), lalu datang ke rumah sakit dan bertemu dokter (Buddha/Guru Spiritual), kita diberi pantangan untuk tidak melakukan sesuatu yang menambah buruk sakit kita (berbuat karma buruk dan memanjakan klesha). Dokter juga meresepkan obat (Dharma) yang harus dikonsumsi setiap hari agar bisa sembuh.
“Jika kita tidak melatih pencapaian pencerahan dengan sungguh-sungguh, setidaknya kita harus menjaga stamina batin agar tidak drop. Caranya dengan minum obat. Latihan 6PP (6 Praktik Pendahuluan) setiap hari,” ucap Y.M. Suhu. Keadaan waras dan sehat secara batin dapat membuat kita tetap berada di jalur yang benar dalam praktik Dharma dan meraih kebahagiaan sejati.
Masih terbuka kesempatan untuk menutup tahun yang lalu dengan kebajikan dan membuka tahun baru dengan harapan akan perubahan di Mahapranidhana Puja & Indonesia Lamrim Retreat 2024, 20 Desember 2024–1 Januari 2025, di Prasadha Jinarakkhita, Jakarta Barat. Narahubung: Lamrimnesia Event +62 852-1122-0149
Informasi terbaru mengenai kegiatan ini dapat diikuti di Instagram lamrimnesia & lamrimretreatid.