“Jika kita memeras susu dari tanduk, tentu kita tidak akan memperolehnya.”
oleh Silvi Wilanda
Pengajaran Dharma oleh Guru Dagpo Rinpoche di Southeast Asial Lamrim Festival (SEALF) 2014 sudah memasuki hari keempat, tepatnya pada tanggal 14 November 2019. Seperti biasa, Rinpoche selalu memberikan kami sesi perenungan motivasi dahulu sebelum benar-benar memulai pengajaran. Beliau mengingatkan kita bahwa kita cenderung melihat faktor eksternal sebagai sebab penderitaan, padahal penderitaan disebabkan oleh batin kita sendiri. Untuk mengubah batin kita, kita perlu mempelajari dan mempraktikkan ajaran yang paling tepat, yaiitu Lamrim. Beliau memberikan analogi, “Jika kita memeras susu dari tanduk, tentu kita tidak akan memperolehnya.” Lamrim menunjukkan apa yang harus kita pelajari dan praktikkan sesuai dengan kondisi dan tahap kemajuan batin kita sehingga kita tidak salah kaprah dalam belajar dan praktik Dharma seperti memeras susu dari tanduk dan malah mengeluarkan usaha untuk hal-hal yang ternyata bukan praktik Dharma sehingga batin kita tidak mengalami kemajuan.
Kemudian sesi pengajaran dimulai. Topik yang dibawakan adalah pemahaman ketanpaakuan fenomena. Karena keterbatasan karma bajik saya, saya kurang memahami ajaran secara detail. Saya hanya memahami bahwa semua fenomena apapun pasti memiliki bagian dan bergantung pada hal lain. Bahkan, atom yang merupakan unit terkecil pun memiliki bagian! Hal ini dijelaskan bahwa saat seseorang melihat atom dari sisi barat tentu akan berbeda jika melihatnya dari sisi timur. Dengan demikian, atom sendiri itu pun memiliki bagian-bagian (bagian yang hanya bisa dilihat dari sisi barat, timur, dan sebagainya). Hal ini sekali lagi menegaskan bahwa semua fenomena (bahkan unit terkecil dari fenomena – atom) memiliki bagian dan tidak dapat bergantung sendiri. Selain itu, fenomena juga bersifat tidak kekal. Ia berubah-ubah setiap waktu, untuk itu ia akan hancur pada setiap momen. Dengan demikian jelas sudah bahwa fenomena merupakan sesuatu yang tidak berdiri sendiri dan kekal.
Selanjutnya pada sesi sore, Rinpoche memberikan penjelasan & transmisi tentang Wajrayana, bagian terakhir dalam tahapan jalan menuju pencerahan dalam Lamrim. Dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk memasuki ajaran Wajrayana, diperlukan 3 hal yaitu penolakan samsara, Bodhicita, serta pemahaman kesunyataan. Tujuan untuk memasuki ajaran Wajrayana harus merupakan tujuan mulia, yaitu mencapai Kebuddhaan. Kemudian, ikrar praktik Wajrayana harus dijalankan dengan tekun. Pembahasan akan hal ini dilanjutkan pada esok hari. Waktu yang tersisa pada sesi ini digunakan Rinpoche untuk memberikan beberapa transmisi kepada kami.