Facebook Twitter Instagram
    Trending
    • SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL
    • Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”
    • Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak
    • Bullying di Depan Mata. Apa yang kamu lakukan?
    • 23 Buku Dharma Sudah Bisa Dibaca di Scribd
    • Donasi untuk melestarikan dan mengembangkan Buddhadharma
    • Sing Penting Yakin
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya–Triwulan Keempat Tahun 2022
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Kegiatan » Indonesia Lamrim Retreat 2018 » DAY 2 – Dharma Ikut Kita atau Kita Ikut Dharma

    DAY 2 – Dharma Ikut Kita atau Kita Ikut Dharma

    0
    By Redaksi Lamrimnesia on December 30, 2018 Artikel, Featured, Indonesia Lamrim Retreat 2018

    Salah satu tanda praktik Dharma berhasil adalah perubahan positif dalam diri. Namun, kadang muncul pertanyaan, “Belajar Dharma bertahun-tahun kok tidak ada yang berubah?” Hidup kita masih biasa-biasa saja, kebiasaan buruk tidak berkurang, masalah masih datang bertubi-tubi. Itu artinya ada yang salah dari cara kita belajar. Cara belajar yang benar inilah yang menjadi topik utama di hari kedua sesi pengajaran Indonesia Lamrim Retreat 2018 di Gedung Prasadha Jinarakkhita, Jakarta Barat.

    Biksu Bhadra Ruci mengawali sesi pengajaran Dharma di hari Sabtu, tanggal 24 Desember 2018, dengan membangkitkan motivasi bajik. Kita diingatkan bahwa kita terlahir sebagai seorang manusia dengan tubuh lengkap sempurna, harus dimanfaatkan dan tidak boleh disia-siakan. Selama hidup, sudah apa saja yang telah kita lakukan dengan tubuh berharga ini? Kita hanya makan untuk kepuasan, bekerja untuk mendapatkan uang, tidur (bermalas-malasan), kemudian kita bersenang-senang. Kita tidak menyadari, hidup ini pasti akan berakhir seperti lilin yang dibakar, akan habis jika waktunya telah tiba. Kita tidak pernah menggunakan waktu yang kita miliki untuk mengisi batin kita dengan kualitas-kualitas yang kita butuhkan ketika kita meninggal. Kita tidak memupuknya sewaktu kita hidup. Kita malah menghabiskan waktu dalam hidup ini dengan hal-hal duniawi yang tidak akan kita bawa ketika kita meninggal. Hidup ini menjadi tidak berguna, kita selalu tidak puas, dan kita tidak menemukan kebahagiaan.

     

    Yang perlu kita lakukan sekarang adalah membangkitkan keinginan untuk belajar dan bertekad untuk mengembangkan batin. Kita harus belajar Dharma untuk memahami apa yang perlu kita lakukan. Setelah belajar kita merenung dan mengkontemplasikan hal yang telah kita pelajari hingga menjadi sebuah kualitas yang tetap bertahan dalam batin dan akan terus berkembang sepanjang hidup kita.

     

    Di dunia ini kita mengejar reputasi, harta, ambisi dan keinginan untuk dikenal semua orang. Semakin kita mendapatkan yang kita inginkan semakin tidak baik perilaku yang kita miliki karena kita sibuk mengejar hal yang tidak memberikan kemajuan terhadap batin kita dengan motivasi yang tidak benar. Ketika kita berada di puncak, kita semakin takut kehilangan apa yang telah kita miliki. Ketika kita mendapatkan banyak kekayaan kita menjadi pelit. Kita selalu memisahkan dunia ini dan praktik spiritual seperti memisahkan minyak dan air. Padahal kita dapat melakukan seluruh aktivitas dunia ini dengan motivasi yang baik dan menjadikannya praktik spiritual yang menghasilkan kita akan mendapatkan karma baik yang bisa kita bawa mati. Mengejar kekayaan dapat menjadi bajik jika kita melakukannya dengan motivasi yang benar, luas, dan dalam.

     

    Dalam belajar dharma, kita akan mendengarkan hal-hal tidak mengenakkan telinga dan hati kita karena kita belajar bukan untuk menumbuh-kembangkan ego kita, tetapi mengoreksi yang salah dalam diri kita dan mencapai kapasitas besar serta kualitas yang tinggi. Dalam belajar Dharma, kita harus selalu merefleksikan apa yang kita pelajari ke diri sendiri. Ketika guru kita mengatakan suatu hal, jangan dijadikan bahan untuk mengoreksi orang lain. Sebaliknya, jadikan apa yang diajarkan sebagai parameter jntuk menilai apakah diri kita sendiri telah cukup baik sesuai dengan yang diadahkan. Panah Dharma seharusnya mengarah ke arah kita, ke dalam batin kita.

     

    Kita semua setiap saat selalu berperasaan takut, takut akan tidak aman hidup di dunia ini, takut besok kita dapat makan atau tidak, takut semua hal yang telah kita lakukan hilang, dan lainnya. Kita memegang erat-erat ketakutan akan dunia sekarang ini, tetapi tidak kehidupan setelahnya. Kita fokus pada kenyamanan kehidupan duniawi.

    Batin kita kosong, tidak ada kualitas. Itu terjadi karena kita tidak mengisi batin kita dengan kualitas-kualitas yang harus kita kembangkan. Sehubungan dengan fenomena ini, Guru Shantidewa pernah berkata, “Tidak ada yang lebih bodoh dan tidak ada yang lebih besar menipu diri sendiri karena kita gagal mempraktikkan kebajikan setelah mendapatkan kelahiran sebagai manusia ini”.

     

    Lamrim merupakan metode belajar dan praktik Dharma yang mengandalkan perenungan. Perenungan pada topik-topik Dharma yang telah disusun sedemikian rupa itulah yang mengubah batin kita secara bertahap hingga pencerahan bisa dicapai. Proses menuju pencerahan ini panjang sehingga harus serius berpraktik. Pertama kita berlatih mengurangi ketertarikan pada kehidupan saat ini saja. Kedua kita harus menyadari kekurangan samsara dan berusaha meninggalkan samsara ini. Ketiga kita harus kembali untuk menolong semua makhluk. Semua tahapan ini ada dalam Lamrim yang berfungsi sebagai peta. Titik-titik dalam peta ini saling berkaitan antara satu dengan yang lain.

     

    Agar bisa praktik Dharma dengan benar, kita harus belajar cara mendengarkan Dharma. Cara mendengarkan Dharma adalah pelajaran yang besar sekali. Kita selama ini cenderung ingin memelintir ajaran yang kita dengar sesuai kehendak kita, bukannya mengubah diri kita agar sesuai dengan Dharma. Telinga kita menyaring apa yang kita dengar sehinga hanya menangkap hal-hal yang kita sukai. Batin kita bebal, sangat sensitif atau gampang tersinggung. Dharma pun tidak bisa menjadi obat untuk mengubah kualitas batin kita. Renungkan lagi, seharusnya Dharma yang ikut kita atau kita mengikuti Dharma?

     

    Syarat menjadi murid adalah jujur pada diri sendiri, mengakui bahwa ada kekurangan dalam diri kita yang  mungkin sulit kita terima, kemudian membangkitkan tekad untuk memperbaikinya. Dalam mendengarkan Dharma, kita bukan sekedar mengoleksi barang-barang antik, dengar ajaran sebanyak mungkin tapi tidak dilatih atau dipraktikkan. Kita haru mempraktikkan Dharma yang kita dengar hingga dapat menjinakkan hati setahap demi setahap.

     

    Setelah cara mendengarkan Dharma, bab berikutnya dalam Instruksi Guru Yang Berharga adalah bagaimana menuntun murid dalam tahapan jalan yang sesungguhnya. Bab ini dibagi dua, bagaimana bertumpu pada guru spiritual dan bagaimana mengembangkan batin setelah bertumpu pada guru spiritual. Bagian pertama tentang bertumpu pada guru spiritual dibagi dua, sesi meditasi dan di antara sesi meditasi. Sesi meditasi ini kemudian dibagi lagi menjadi praktik pendahuluan, praktik utama, dan penutup.

     

    Enam Praktik Pendahuluan adalah kunci praktik Dharma, khususnya bertumpu pada guru spiritual.  Enam praktik pendahuluan harus dilakukan dengan benar dan khusyuk. Bagian pertama dari enam praktik pendahuluan adalah bersih-bersih, membersihkan ruangan dan membersihkan diri sendiri. Tradisi ini merupakan warisan dari Guru Suwarnadwipa Dharmakirti. Praktik  pendahuluan berikutnya adalah menyusun lambang tubuh, ucapan, dan batin Buddha serta persembahan, duduk yang nyaman dengan postur vajrasana, berlindung dan membangkitkan Bodhicita, mengundang ladang kebajikan dan mempersembahkan doa 7 bagian, lalu memanjatkan permohonan kepada guru silsilah. Kita harus melakukan praktik pendahuluan ini dengan serius, memohon dengan tulus kepada para Buddha dan guru-guru spiritual agar kita dapat mencapai realisasi dalam pembelajaran Dharma.

    ILR2018

    Website dan artikel ini dapat Anda baca berkat dukungan dari Dharma Patron, penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara.

    Jika Anda berkenan, kami mengundang Anda untuk bergabung sebagai Dharma Patriot melalui donasi rutin setiap bulan. Berapapun nominalnya akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia. Klik di sini atau hubungi Lamrimnesia Care (+6285 2112 2014 1).

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleDAY 1 – Mengejar Kebahagiaan Sejati, Bukan Mengejar Cashback
    Next Article DAY 3 – Ilusi Samsara Itu Bernama Kebahagiaan
    Redaksi Lamrimnesia

    Related Posts

    DAY 10 – Tahun Baru Motivasi Baru

    Rekapitulasi Indonesia Lamrim Retreat 2018

    DAY 9 – Ibu-Ibu Kita Yang Tak Terhingga Jumlahnya

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    March 21, 2023

    SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL

    March 20, 2023

    Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”

    March 17, 2023

    Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak

    Store
    © 2023 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.