Facebook Twitter Instagram
    Trending
    • Dalai Lama Membahas Kerukunan Beragama Dengan Cendekiawan Muslim
    • SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL
    • Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”
    • Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak
    • Bullying di Depan Mata. Apa yang kamu lakukan?
    • 23 Buku Dharma Sudah Bisa Dibaca di Scribd
    • Donasi untuk melestarikan dan mengembangkan Buddhadharma
    • Sing Penting Yakin
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Featured » DAY 10 – Tahun Baru Motivasi Baru

    DAY 10 – Tahun Baru Motivasi Baru

    0
    By Redaksi Lamrimnesia on January 4, 2019 Artikel, Featured, Indonesia Lamrim Retreat 2018, Kegiatan, Wacana

    Tanpa terasa, Indonesia Lamrim Retreat 2018 telah mencapai hari terakhir. Pada hari pertama di tahun baru, 1 Januari 2018, Y. M. Biksu Bhadra Ruci mengajak seluruh peserta retret untuk mengawali tahun baru ini dengan membuat kebajikan besar. Kebajikan apa itu? Tak lain tak bukan adalah kebajikan dari membangkitkan Bodhicita, tekad untuk mencapai Kebuddhaan demi menolong semua makhluk.

    Sesi hari ini diawali dengan meditasi 6 Praktik Pendahuluan, diikuti dengan perenungan Bodhicita. Suhu Bhadra Ruci membimbing kita setahap demi setahap berdasarkan topik-topik Lamrim, khususnya teks “Instruksi Guru yang Berharga” karya Phabongkha Rinpoche yang telah dipelajari selama 11 hari retret berlangsung. Pertama-tama kita diingatkan betapa beruntungnya kita dilahirkan sebagai manusia dengan segala kebebasan dan keberuntungan yang memungkinkan kita untuk belajar dan mempraktikkan Buddhadharma. Namun, tubuh manusia yang kita miliki ini tidak akan bertahan selamanya. Kematian itu pasti, tapi waktunya tidak pasti sementara ancaman penderitaan alam rendah telah menanti. Buddha, Dharma, dan Sangha mampu melindungi kita dari ancaman tersebut. Mereka juga telah menunjukkan jalan untuk memastikan kebahagiaan di kehidupan mendatang, yaitu bertumpu pada hukum karma dan akibat-akibatnya.

    Dengan berlindung pada Triratna dan menghindari ketidakbajikan serta berbuat bajik sesuai hukum karma, kita dapat terhindar dari penderitaan di kehidupan mendatang. Sayangnya tak ada jaminan bahwa kita tidak akan jatuh lagi ke alam rendah. Bahkan di alam tinggi pun kita masih menderita karena ketidakpastian, ketidakpuasan, meninggalkan tubuh berulang kali, terlahir kembali berulang kali, perubahan status berulang kali, dan tiadanya teman sejati. Kita akan mengalami itu semua berulang-ulang karena karma dan klesha yang memaksa kita untuk terus terlahir kembali dan terjebak di samsara. Di sini kita harus menumbuhkan rasa penolakan terhadap samsara. Namun, kita juga diingatkan bahwa bukan hanya kita yang mengalami penderitaan tersebut. Orang tua kita juga menderita. Tak terhingga banyaknya makhluk yang pernah berjasa bagi hidup kita juga menderita. Semua makhluk yang pernah menjadi orang tua kita di kehidupan lampau sejak waktu tak bermula juga menderita. Oleh karena itu, kita harus bertekad untuk mengemban tanggung jawab menolong mereka semua agar bebas dari samsara dengan mencapai Kebuddhaan. Tekad inilah yang disebut Bodhicita. Kebajikan dari membangkitkan Bodhicita ini amatlah besar karena objeknya amat luas dan besar, yaitu semua makhluk yang tak terhingga jumlahnya.

    Setelah perenungan Bodhicita, Suhu Bhadra Ruci kembali mengajak kita semua merenung sebelum menutup sesi dengan pelimpahan jasa. Beliau mengibaratkan tubuh manusia kita bagaikan sebuah rumah sakit. Ketika membangun rumah sakit, kita menerima dua kebajikan: ketika membangun rumah sakit dan ketika rumah sakit itu digunakan oleh orang-orang. Demikian pula tubuh kita ini ‘dibangun’ oleh orang tua kita. Ketika kita menggunakan tubuh ini untuk berbuat kebajikan, orang tua kita juga menerima karma baik karena telah membuat sesuatu yang digunakan untuk mengumpulkan kebajikan. Yang menerima karma baik ini bukan hanya orang tua kita di kehidupan saat ini, tapi juga semua orang tua kita dari kehidupan lampau. Di hari ini, kita semua membuat kebajikan yang amat besar dari membangkitkan Bodhicita. Dengan demikian, tak terhingga makhluk yang pernah menjadi orang tua kita juga menerima kebajikan yang amat besar. Inilah bentuk bakti yang sesungguhnya. Rasa bakti dan sukacita atas kebajikan besar inilah yang harus kita pertahankan dalam batin saat membacakan bait-bait dedikasi untuk melimpahkan kebajikan bagi semua makhluk.

    Sebagai penutup, Suhu Bhadra Ruci berpesan agar di tahun 2019 ini kita lebih banyak menggunakan hati alih-alih terlalu banyak berpikir dengan logika saja sehingga menghambat praktik spiritual kita. Beliau juga mengajak kita untuk mengurangi sikap mementingkan diri sendiri dan lebih banyak memikirkan orang lain.

    ILR2018

    Website dan artikel ini dapat Anda baca berkat dukungan dari Dharma Patron, penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara.

    Jika Anda berkenan, kami mengundang Anda untuk bergabung sebagai Dharma Patriot melalui donasi rutin setiap bulan. Berapapun nominalnya akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia. Klik di sini atau hubungi Lamrimnesia Care (+6285 2112 2014 1).

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleRekapitulasi Indonesia Lamrim Retreat 2018
    Next Article Surat Untuk Tony Stark di Luar Angkasa
    Redaksi Lamrimnesia

    Related Posts

    Rekapitulasi Indonesia Lamrim Retreat 2018

    DAY 9 – Ibu-Ibu Kita Yang Tak Terhingga Jumlahnya

    DAY 8 – Tinggalkan Zona Nyaman, Raihlah Pencapaian

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    March 25, 2023

    Dalai Lama Membahas Kerukunan Beragama Dengan Cendekiawan Muslim

    March 21, 2023

    SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL

    March 20, 2023

    Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”

    Store
    © 2023 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.