Facebook Twitter Instagram
    Trending
    • SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL
    • Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”
    • Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak
    • Bullying di Depan Mata. Apa yang kamu lakukan?
    • 23 Buku Dharma Sudah Bisa Dibaca di Scribd
    • Donasi untuk melestarikan dan mengembangkan Buddhadharma
    • Sing Penting Yakin
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya–Triwulan Keempat Tahun 2022
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Kegiatan » DAY 9 – Ibu-Ibu Kita Yang Tak Terhingga Jumlahnya

    DAY 9 – Ibu-Ibu Kita Yang Tak Terhingga Jumlahnya

    0
    By Redaksi Lamrimnesia on January 3, 2019 Artikel, Featured, Indonesia Lamrim Retreat 2018, Kegiatan, Wacana

    Di hari ke-8 Indonesia Lamrim Retreat 2018, welas asih agung menjadi topik utama. Sebelum masuk ke sana, Y. M. Biksu Bhadra Ruci tak lupa mengajak kita semua membangkitkan motivasi. Ada beberapa alasan yang membuat batin kita tidak berkembang, antara lain adalah belum memahami topik ajaran secara bertahap dengan benar, tidak menganggap diri sebagai pasien yang memerlukan obat Dharma, serta masih terbuai dengan kenikmatan samsara. Selama kita masih terbuai dan tidak lelah dengan samsara, maka kita tidak akan merasa butuh Dharma. Hal ini dikarenakan kita masih memegang sifat yang mementingkan “aku” yang sangat kuat.

    Sifat mementingkan “aku” ini begitu mengerikan. Selama kita memiliki sifat ini, kita hanya mengakui diri kita, kita seolah-olah merasa sebagai peran utama, merasa kita adalah pusat dari alam semesta. Kita sudah seperti Tuhan! Asal dari sifat mementingkan diri sendiri ini adalah karena klesha yang begitu kuat, ego yang begitu kuat. Kalau klesha atau ego ini sangat kuat, bisa-bisa kita terkena penyakit mental seperti depresi, bipolar, dan sebagainya. Analoginya adalah klesha kita awalnya sebesar ulat, lalu berkembang menjadi cacing, ular, dan kemudian naga yang pada akhirnya menelan kita.

    Untuk dapat membangkitkan penolakan terhadap samsara, maka kita perlu memegang basis atau dasar praktik kita, yaitu 4 kebenaran mulia, 12 mata rantai, dan akar samsara (karma dan klesha). Penolakan pribadi terhadap samsara ini harus timbul. Jika tidak, maka kita tidak dapat menumbuhkan motivasi untuk menolong semua makhluk atau bahkan jika kita mampu menumbuhkan motivasi, itu hanyalah ucapan tanpa makna semata.

    Untuk dapat menekan ego dan sifat mementingkan “aku”, kita harus berupaya untuk membangkitkan motivasi untuk menolong semua makhluk (Bodhicita). Untuk membangkitkan Bodhicita, maka tahapannya adalah dimulai dari melihat semua makhluk setara, kemudian menganggap semua makhluk adalah ibu-ibu kita, mengingat kebaikan mereka, membalas kebaikan mereka, mengembangkan cinta kasih, mengembangkan welas asih, mengbangkitkan niat, dan kemudian akan timbullah Bodhicita.

    Kita perlu melihat orang lain dengan keseimbangan batin: melihat semua makhluk setara, baik yang merupakan orang yang kita sayangi, orang yang kita anggap netral, maupun orang yang kita anggap musuh. Semua makhluk memiliki hak yang sama untuk ditolong. Jika kita tidak dapat melihat semua makhluk adalah setara, artinya ego kita masih sangat besar. Kita membeda-bedakan makhluk berdasarkan hubungannya dengan “aku”. Dengan kata lain, kita masih mempertahankan sifat mementingkan “aku”.

    Setelah melihat semua makhluk setara, kita juga perlu melihat semua makhluk sebagai ibu kita. Semua makhluk pernah menjadi ibu kita karena kita telah lahir selama tak terhingga kehidupan. Ibu kita bukan saja dalam bentuk kelahiran manusia. Ibu kita di kehidupan lampau yang tak terhingga bisa saja merupakan ibu ayam, ibu bebek, ibu gajah, dan bukan tak mungkin ibu kita di masa lampau itu sedang terlahir di neraka sekarang. Ibu kita seperti seorang nenek tua dan gila yang sebentar lagi akan masuk ke jurang yang sangat dalam. Tua karena sudah terlahir tak terhingga kehidupan dan gila karena melakukan banyak hal yang keliru. Jurang yang sangat dalam melambangkan samsara yang memiliki kedalaman yang tak terukur. Untuk itu, kita tidak boleh bersantai-santai sekarang. Kita harus bergerak untuk menolong mereka!

    Tidak hanya ibu kita, semua makhluk juga turut berkontribusi bagi kehidupan kita. Misalnya sekarang kita memiliki kondisi yang nyaman untuk belajar Dharma dikarenakan kebaikan hati semua makhluk. Untuk dapat belajar Dharma dengan baik, kita butuh makan dengan baik. Kita dapat makan dengan baik dikarenakan jasa dari para petani, pengangkut kebutuhan makanan, supir distribusi kebutuhan makanan kita, serta pemasak makanan. Segala hal yang mendukung kehidupan kita adalah berkat kebaikan hati semua makhluk tanpa terkecuali. Kita berutang kepada semua makhluk. Kita harus membalas kebaikan semua makhluk. Kemudian, cinta kasih dan welas asih pun akan berkembang sehingga niat untuk membantu semua makhluk

    ILR2018

    Website dan artikel ini dapat Anda baca berkat dukungan dari Dharma Patron, penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara.

    Jika Anda berkenan, kami mengundang Anda untuk bergabung sebagai Dharma Patriot melalui donasi rutin setiap bulan. Berapapun nominalnya akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia. Klik di sini atau hubungi Lamrimnesia Care (+6285 2112 2014 1).

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleDAY 8 – Tinggalkan Zona Nyaman, Raihlah Pencapaian
    Next Article Rekapitulasi Indonesia Lamrim Retreat 2018
    Redaksi Lamrimnesia

    Related Posts

    DAY 10 – Tahun Baru Motivasi Baru

    Rekapitulasi Indonesia Lamrim Retreat 2018

    DAY 8 – Tinggalkan Zona Nyaman, Raihlah Pencapaian

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    March 21, 2023

    SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL

    March 20, 2023

    Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”

    March 17, 2023

    Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak

    Store
    © 2023 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.