Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Trending
    • Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025
    • Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha
    • Belajar Dharma dari Ne Zha 2
    • Kelahiran, Kematian, dan Kemanusiaan dalam Film Mickey 17
    • Agama Buddha dan Kemerosotan Moral
    • Lagu Titiek Puspa Yang Wajib Direnungkan
    • Brave Bang Bravern! adalah Anime Religi?
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Audiobook
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan YPPLN
      • Laporan Keuangan YPPLN
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Featured » Liputan Lamrim Talk: “Perempuan Hebat Perempuan Berkarya”
    Liputan Lamrim Talk: “Perempuan Hebat Perempuan Berkarya”
    Liputan Lamrim Talk: “Perempuan Hebat Perempuan Berkarya”

    Liputan Lamrim Talk: “Perempuan Hebat Perempuan Berkarya”

    0
    By itsupport on May 7, 2021 Berita, Featured, Wacana

    oleh Junarsih

    Masa sih perempuan bisa berkarya?

    Sekarang udah bukan zamannya meragukan kemampuan perempuan. Sejak awal juga perempuan memiliki potensi untuk berkarya seperti laki-laki. Perempuan mampu untuk menjadi hebat dan mampu berkarya sesuai kapasitas masing-masing. Dan yang paling penting, Dharma bisa membantu perempuan menunjukkan kehebatannya dan siap berkarya.

    Untuk membahas lebih lanjut tentang Dharma dan perempuan hebat, pada Jumat, 23 April 2021 lalu Lamrimnesia kembali mengadakan Lamrim Talk dengan mengundang dua perempuan hebat yang siap membagikan inspirasi untuk perempuan mampu berkarya dan sukses di bidangnya masing-masing. Dua perempuan hebat ini adalah Serlina Wijaya, Chief Executive Officer (CEO) Pegipegi, dan Noviana Kusumawardhani (Bude Novi), seorang pembaca tarot sekaligus penulis.

    Singkatnya, Serlina menjelaskan hubungan Lamrim dan karir serta konsep kepemimpinan yang terdapat dalam Kebuddhaan. Pemaparan Serlina kemudian dilanjutkan oleh Bude Novi dengan ungkapan “dunia akan bahagia kalau perempuannya bahagia”. Secara tidak langsung, perempuan adalah akar kebahagiaan dunia. Kalau semua perempuan merasakan kebahagiaan dan ia juga memahami Dharma, bukan hanya kebahagiaan dunia yang tercipta, tapi cinta kasih akan tersebar di seluruh penjuru dunia.

    Lalu, poin menarik apa yang bisa kita angkat dari acara ini? Ada dua poin yang berkesan untuk saya sebagai penulis, yakni tentang pemahaman Dharma mengenai konsep cinta kasih dan kebijaksanaan dalam berkarir serta konsep kebahagiaan dengan berteman dengan diri sendiri. Saya yakin, dua poin ini juga bakal bermanfaat untuk Sahabat Lamrimnesia juga!

    Berkarir dalam Dharma

    Belajar Dharma itu bukan sekadar tahu teori habis itu selesai. Tapi, Dharma itu harus dipraktikkan supaya esensinya lebih mengena pada batin kita. Dharma tanpa praktik ibaratnya sayur tanpa garam, hambar, kurang maknyusss. 

    Dharma pun tidak hanya dipelajari dan dipraktikkan di Biara bersama anggota Sangha, romo pandita, atau guru spiritual secara langsung maupun virtual. Tapi, Dharma juga harus dipelajari dan dipraktikkan setiap saat. Setiap aktivitas juga haruslah dilandasi Dharma. Apalagi kalau kita adalah perempuan yang sedang berkarir baik dengan merintis usaha sendiri atau bahkan bekerja di suatu perusahaan. Tentunya kita harus menerapkan Dharma yang dilandasi cinta kasih dan kebijaksanaan untuk menjalankan aktivitas di toko atau kantor. Kita tidak bisa asal memarahi orang lain hanya karena proyek gagal. Lebih baik kita mencari tahu dahulu penyebab kegagalan proyek tersebut tanpa langsung menyalahkan orang lain. Ini adalah bentuk kebijaksanaan. 

    Ketika kita bisa mengendalikan diri untuk tidak melontarkan kemarahan pada orang lain, maka kita sudah mempraktikkan salah satu bentuk cinta kasih. Saya sebagai seorang perempuan tidak bisa memenangkan ego sendiri untuk menghancurkan orang lain. Sebaliknya, dengan bekal Dharma, saya bisa lebih memahami orang lain saat bekerja sama. Lebih luas lagi, Dharma tidak hanya dipraktikkan ketika sedang bekerja. Saat bercakap dengan teman sekontrakan, saya usahakan juga berbicara yang baik — dengan tidak berkata yang kasar dan tidak benar yang bisa menyakiti hati mereka. Dalam hubungan dengan pacar juga harus sambil praktik Dharma. Jangan sampai hanya karena kekasih sedang berbicara dengan teman, saya malah jadi marah-marah tidak jelas. Menjadi bijak dengan mencoba berpikir dengan jernih dan tenang adalah solusinya. Dengan begitu, saya jadi tidak mudah marah meski kekasih sedang berbicara dengan orang lain.

    Saya kemudian lanjut memikirkan kira-kira praktik Dharma apa lagi yang bisa saya terapkan sebagai seorang perempuan. Ketika bekerja sebagai penulis, saya punya motivasi untuk bekerja tidak hanya untuk diri sendiri. Tapi tulisan yang sudah diterbitkan di media tidak sekadar memberikan informasi,, tapi juga memberikan manfaat dan pandangan baru terhadap orang-orang yang membacanya. 

    Bahagia dengan Berteman Terhadap Diri Sendiri

    Kalau Serlina menggunakan sudut pandang Buddhis, Bude Novi menjelaskan dari sudut pandang umum yang nilainya juga sejalan dengan prinsip Dharma. Kata Bude Novi, kebanyakan perempuan tidak bahagia karena ia tidak berteman dengan dirinya sendiri. Banyak hal yang menjadi penyebab ketidakbahagiaan perempuan, mulai dari harus melakukan hal-hal yang seharusnya merupakan pilihan tapi dianggap sebagai kewajiban, misalnya perempuan harus bisa masak enak, harus menikah, dan harus punya anak. Ketiga hal ini sebenarnya adalah pilihan. Perempuan boleh untuk tidak menikah, tidak masak, dan tidak punya anak.

    Namun, karena beban dari masyarakat yang mengharuskan perempuan untuk bisa melakukan tiga hal itu, perempuan jadi tidak bahagia. Kalau perempuan harus bisa masak, tapi dia tidak memiliki bakat, padahal sudah berulang kali mencoba dan tetap saja tidak bisa, gimana dong? Kalau terus dipaksa ya pasti perempuan merasa tidak bahagia. Selain itu, perempuan juga dihadapkan dengan tekanan terhadap standar kecantikan yang ada, baik melalui media sosial, majalah, dan televisi. Kalau perempuan merasa tidak cantik, maka ia akan berusaha melakukan apapun untuk terlihat cantik: menggunakan make up tebal dan bermerk, perawatan kulit di salon, bahkan sampai tidak mau terpapar sinar matahari. Kalau usaha ini tidak membuahkan hasil, perempuan bisa stres, tidak percaya diri, dan akhirnya tidak bahagia.

    Jujur saja, kadang saya juga merasa tidak bahagia karena tidak bisa memahami ataupun berteman dengan diri sendiri. Kadang saya merasa iri dengan keberhasilan dan keberhasilan orang lain. Tapi, saya kembali menilik pada diri sendiri, akankah saya selalu merasa iri dengan orang lain hanya karena saya tidak sesuai dengan standar mereka? Jawabannya adalah tidak. Saya berusaha untuk menentukan standar terhadap diri saya sendiri. Kalau tidak bisa secantik model ya sudah, saya tidak akan mendorong diri lebih jauh bila tidak membuat bahagia. Lebih baik saya bersyukur dengan rupa yang sudah dimiliki dan bahagia dengan keadaan ini.

    Ketika saya gagal, saya pernah juga merasa tidak bahagia. Kalau dipikir-pikir, mana mungkin saya akan terus terpuruk dan merasa rendah daripada orang lain. Jadi, standar keberhasilan setiap orang itu berbeda-beda. Bisa saja saya gagal hari ini tapi sukses di hari esok. Saat kegagalan datang, ambil waktu untuk istirahat dan sejenak refreshing. Entah jalan-jalan ke sawah, makan makanan favorit, atau bahkan nonton film. Buat diri rileks dulu, baru berpikir lagi untuk menyusun rencana membuat kesuksesan yang baru. Saat kita bisa bangkit, kita akan menemukan kebahagiaan dalam diri dan mudah menentukan tujuan hidup.

    Kesimpulan

    Menjadi perempuan itu tidak rumit, yang rumit hanyalah pikiran kita yang penuh dengan racun-racun standar kehidupan. Standar kecantikan dan tubuh molek kadang membuat perempuan tidak bahagia. Lebih jauh lagi perempuan ditekan dengan standar dari masyarakat yaitu — harus bisa masak, menikah, dan punya anak. Mau kita bisa masak atau tidak, mau punya anak atau tidak, itu pilihan kita. Perempuan itu hebat, punya banyak bakat. Perempuan itu hebat, mampu berkarya. Dan yang terpenting adalah memahami Dharma. Hidup kita tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Kalau memilih untuk berkarir, maka berkarirlah sesuai potensi dengan menerapkan cinta kasih dan kebijaksanaan dalam berkarya serta jangan iri dengan orang lain. Jangan lupa, bahagialah bersama diri sendiri dahulu supaya kita bisa melakukan apapun dengan senang hati dan bisa membahagiakan orang lain.

    Agama Buddha Indonesia buddhisme kartini lamrim lamrimnesia perempuan
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleTiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama Tahun 2021
    Next Article Liputan Lamrim Talk: Morgan Oey Ajak Anak Muda Indonesia Populerkan Nilai Bajik Candi Borobudur
    itsupport

    Related Posts

    Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis

    Agama Buddha dan Kemerosotan Moral

    Ini Dia Sulitnya Memperjuangkan Hak Umat Buddha atas Tempat Suci Agamanya Sendiri Sendiri

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    April 30, 2025

    Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis

    April 25, 2025

    Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025

    April 21, 2025

    Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha

    Store
    © 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.