Untuk kamu yang sering main game yang mengandung unsur gacha (undian), pasti pernah mendengar istilah R, SR, atau SSR. Karakter SSR (Super Super Rare) biasanya sangat sulit didapatkan karena merupakan tingkat kelangkaan yang tertinggi, sehingga pemain yang mendapatkan SSR simpelnya seperti mendapatkan lotere.
Bayangkan saat memainkan game gacha favoritmu, kamu cuma punya 1x kesempatan untuk mendapatkan suatu karakter. Peluang untuk mendapatkan SSR cuma 0,6% dan peluang untuk mendapatkan karakter favoritmu yang SSR adalah 0,012%. Saat ditarik, ternyata langsung dapat! Girang banget dong kamu?
Memang 0,012% adalah peluang yang kecil. Tapi tahukah kamu bahwa peluangmu menjadi manusia dengan 8 permata kebebasan dan 10 permata keberuntungan ternyata lebih kecil dari itu? Selain peluangnya lebih kecil, nilainya juga jauh lebih besar! Kok bisa? Yuk kita bedah sama-sama!
Dari segi jumlah makhluk
Sang Buddha pernah mencolek debu dari tanah dan mengatakan bahwa jumlah yang pergi dari alam tinggi (alam dewa, asura, dan manusia) ke alam rendah (alam binatang, hantu kelaparan, dan neraka) adalah sebanyak jumlah debu yang menutupi bumi, sedangkan jumlah yang ada di ujung jari Beliau adalah yang dari alam rendah ke alam tinggi.
Lebih jauh lagi, dikatakan manusia merupakan yang paling sedikit di antara enam kelas makhluk. Kita mungkin berpikir bahwa ada enam miliar manusia di dunia itu sudah cukup banyak, tapi jika dibandingkan dengan makhluk yang ada di tanah (seperti cacing dan serangga), ternyata kita masih jauh lebih sedikit karena ratusan juta cacing tanah dan serangga bisa ditemukan di ruang yang bahkan tidak dapat memuat sepuluh manusia.
Itu baru cacing dan serangga di darat. Binatang yang di air jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah binatang di tanah. Ya iyalah, bumi ini dua per tiga laut kok! Selanjutnya jumlah hantu kelaparan lebih banyak daripada jumlah binatang. Jumlah makhluk neraka lebih banyak dari jumlah hantu kelaparan.
Dari segi rentang waktu
Dikatakan bahwa sedikit sekali jumlah makhluk hidup yang terlahir sebagai manusia dan hidup pada “kalpa terang”, istilah untuk masa seorang Buddha muncul di dunia. Kalpa adalah satuan waktu yang sangat lama, bisa jutaan sampai milyaran tahun. Setiap kalpa terang hanya terjadi setelah puluhan ribu kalpa gelap. Setiap kalpa terang terdiri dari 80 kalpa perantara, yang mana Para Buddha muncul hanya pada 20 kalpa perantara terakhir. Selama waktu ketika manusia berdiam di dunia, usia akan berkurang dan meningkat dalam 20 siklus berdurasi sama dengan usia maksimal 80.000 tahun dan usia minimal 10 tahun. Buddha tidak muncul ketika usia manusia masih terlalu panjang dan hanya muncul pada siklus ketika usia manusia berkurang.
Bisa lahir di masa sekarang saat ajaran Buddha masih ada di dunia seperti kita sekarang ini jelas merupakan hal yang luar biasa. Kalpa ini hanya terjadi sekali setiap puluhan ribu kali jutaan tahun, lho. Kalaupun lahir di kalpa ini, masih lebih besar kemungkinan lahir di periode ketika ajaran Buddhadharma telah menghilang dan menunggu Buddha yang selanjutnya (Maitreya) muncul di dunia. Jika demikian, nggak ada bedanya periode tersebut dengan kalpa gelap. Jadi, kita bisa jadi manusia sekarang dan bisa ketemu Dharma merupakan kejadian yang benar-benar langka!
Dari segi penyebabnya
Dilihat dari aspek karma, kehidupan kita sebagai manusia sekarang ini tidak lepas dari berbagai gabungan sebab dan kondisi. Untuk memperolehnya pertama kita harus menginginkannya, artinya tubuh manusia ini merupakan hasil dari kumpulan doa-doa yang kita panjatkan sebelumnya. Kita bisa jadi bikin banyak kebajikan, tapi kalau kita nggak dedikasikan dengan sungguh-sungguh untuk jadi manusia, ada kemungkinan kita lahir jadi naga yang kaya raya, anjingnya Paris Hilton, atau jadi dewa umur panjang yang sepanjang umurnya hanya bisa menghabiskan kebajikan tanpa bikin kebajikan baru.
Tidak hanya itu, sebab utama menjadi manusia adalah dengan mempertahankan paling tidak satu sila/disiplin moral yang murni. Murni artinya tanpa cacat atau cela. Tentu saja mempertahankan sila yang murni bukan sesuatu yang mudah. Faktor-faktor seperti kelalaian, tidak tahan, ataupun berbagai aspek lain, sangat-sangat mungkin membuat kita melanggar sila.
Doa dan sila adalah syarat minimum, tapi tanpa ada kebajikan lain yang menjadi pendukung, bisa saja kita tidak mendapatkan kondisi yang sekarang nikmati. Misalnya kita tidak pernah melatih kemurahan hati dengan praktik dana, alhasil kita menjadi manusia yang serba kekurangan dan ujung-ujungnya tidak bisa belajar Dharma karena seluruh waktu harus dicurahkan untuk banting tulang menyambung hidup. Ataupun misalnya kita memiliki karma buruk membunuh, bisa jadi kita mati muda bahkan sebelum bertemu dengan Buddhadharma.
Ternyata Kehidupan Kita SSSSSSSSR
Secara matematis, peluang untuk terlahir menjadi manusia dengan 18 permata lebih kecil dari peluang kita mendapatkan karakter SSR favorit kita di game gacha. Peluang mendapatkan kelahiran seperti yang kita miliki ini sangat mendekati 0, benar-benar sangat langka dan sangat sulit untuk ditemukan. Tidak heran jika para guru Dharma mengatakan bahwa kelahiran kita sebagai manusia dengan 18 permata sekarang ini cuma kita dapatkan saat ini saja, karena sama sekali tidak ada jaminan bahwa di masa depan kita bisa mendapatkannya kembali.
Akun game dengan banyak karakter SSR mungkin bisa dijual senilai beberapa juta, tapi kelahiran manusia dengan 18 permata milyaran kali lebih bernilai. Selain bernilai besar karena langka, kelahiran ini juga manfaatnya luar biasa karena bisa membuat kita kembali meraih kehidupan mendatang yang bahagia, bebas dari penderitaan samsara, atau bahkan mencapai Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna sehingga bisa menolong semua makhluk.
Gagal memanfaatkan kelahiran sebagai manusia dengan 18 permata ini ibarat seorang yang pergi ke pulau yang penuh dengan permata, namun pulang dengan tangan kosong karena sibuk menari dan bernyanyi di sana. Lantas, bagaimana cara memanfaatkannya? Tentunya dengan melatih batin kita sesuai dengan Dharma–kurangi sifat dan perilaku buruk, perbanyak sifat dan perilaku baik. Latihan ini merupakan proses seumur hidup yang gampang-gampang susah, tapi walkthrough alias panduannya sudah tersedia. Keputusan mau “memainkannya” atau nggak ada di tanganmu!
Sebagai latihan permulaan, coba amati pikiranmu waktu lihat teman pamer SSR baru. Kalau kamu nggak tergarami alias sirik dan bisa menyelamati temanmu dengan tulus, artinya kamu sudah mulai menghargai nilai besar kelahiranmu sebagai manusia dengan 18 permata! Kalau belum ya nggak apa-apa, kamu bisa mulai latihan dari sekarang. Selamat mencoba!
Referensi:
1. “Pembebasan di Tangan Kita” oleh Phabongkha Rinpoche
2. “Steps on the Path to Enlightenment” oleh Geshe Lhundup Sopa