Facebook Twitter Instagram
    Trending
    • SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL
    • Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”
    • Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak
    • Bullying di Depan Mata. Apa yang kamu lakukan?
    • 23 Buku Dharma Sudah Bisa Dibaca di Scribd
    • Donasi untuk melestarikan dan mengembangkan Buddhadharma
    • Sing Penting Yakin
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya–Triwulan Keempat Tahun 2022
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Kegiatan » SEALF 2019 – Menjadi Orang yang Bermanfaat

    SEALF 2019 – Menjadi Orang yang Bermanfaat

    0
    By Redaksi Lamrimnesia on November 12, 2019 Berita, Kegiatan, Southeast Asia Lamrim Festival 2019, Wacana

    oleh Shierlen Octavia

    11 November 2019–Ini adalah hari pertama pengajaran Southeast Asia Lamrim Festival (SEALF) 2019, sekaligus kali pertama saya mengikuti sesi pengajaran oleh Guru Dagpo Rinpoche. Lebih dari itu, acara ini merupakan penanda perjumpaan saya pertama kali dengan sosok Guru Dagpo Rinpoche, yang bagi para muridnya dikenal sebagai seorang guru sekaligus ayah bagi para umat Buddhis di Indonesia. Jujur saja, jauh sebelum saya bertemu dengan Beliau, sempat timbul sebuah rasa ragu. Memang apa spesialnya seorang bapak di usia delapan puluhan ini selain senyum ramah dan wajah yang amat sumringah di setiap potret dirinya yang kulihat? Namun, setelah melihat langsung sosok Beliau yang datang menemui umat Buddha di Indonesia—yang kalau kita bayangkan sebenarnya tidak berhubungan banyak dengan Beliau dan bahkan tidak memberikan keuntungan apapun baginya jikalau kita mau memakai prinsip untung rugi—saya sadar bahwa pandangan saya keliru.

    Peserta SEALF 2019 menyambut kedatangan Guru Dagpo Rinpoche yang telah lama dinanti.

    Entah mengapa, kali pertama saya melihat sosok Rinpoche yang berjalan memasuki hall, saya merasa tersentuh dari lubuk hati yang terdalam. Setelah mendengar bagaimana Beliau memiliki berbagai kondisi kesehatan dan rintangan lainnya, kehadiran dan ketulusan beliau sontak membuat saya merasa trenyuh sekaligus bersyukur. Di usia senjanya, Beliau mau hadir dan menemui para umat yang tinggal ribuan mil jaraknya dari tempat tinggalnya untuk mengajarkan kebaikan. Tidak banyak orang yang bisa melakukan hal ini. Jangankan yang sudah berusia lanjut, bahkan mereka yang masih berada di usia muda dan produktif pun belum tentu mau berkorban untuk hal demikian. Hanya dengan melihat sosoknya, saya belajar mengenai bagaimana kita bisa memaksimalkan kehadiran kita untuk bisa bermanfaat bagi orang lain. Pembelajaran mengenai hal ini semakin diperkuat rasanya bagi saya, setelah mendengarkan sesi pengajaran beliau secara langsung.

    Jika boleh merangkum dengan satu kata, sesi pengajaran pada hari ini benar-benar mengajarkan tentang bagaimana caranya menjadi orang yang bermanfaat. Rinpoche menegaskan bahkan sejak awal bahwa segala aktivitas yang kita lakukan harus didasari oleh satu pemikiran, yakni motivasi Bodhicita: tekad mencapai kesempurnaan demi menolong semua makhluk. Dari aktivitas seremeh bangun pagi, berpakaian, berbicara dengan orang lain, bahkan bekerja—semuanya haruslah berlandaskan motivasi untuk membuat semua makhluk bahagia. Rinpoche mencontohkan bahwa kegiatan bekerja yang notabene merupakan aktivitas untuk menumpuk materi dan harta berlimpah sesungguhnya dapat kita ubah menjadi aktivitas yang jauh lebih bajik dengan senantiasa menanamkan motivasi Bodhicita. Berdasarkan motivasi tersebut, kita bisa membuat pekerjaan sebagai sarana bagi kita untuk mendapatkan kondisi fisik yang sehat agar bisa membantu lebih banyak orang.

    Hal lain yang ditekankan oleh Rinpoche adalah mengenai pentingnya bagi kita untuk selalu mengamati batin setiap saat dan menanyakan pertanyaan ini kepada diri kita masing-masing, “Apakah hal yang saya kerjakan dilakukan untuk kepentingan banyak makhluk ataukah hanya untuk diri kita sendiri?”. Hanya dengan melakukan aktivitas demi kepentingan makhluk lainlah, kita dapat benar-benar menghilangkan tidak hanya penderitaan kita hingga mencapai Kebuddhaan yang lengkap sempurna.

    Selama sesi, Rinpoche juga selalu mengingatkan kita untuk tidak melupakan latihan batin ketika kita dalam kondisi senang, melainkan senantiasa mengharapkan makhluk lain untuk merasakan hal yang sama. Demi mencapai kondisi ini, penting bagi kita untuk mengembangkan dan menyempurnakan enam paramita. Pada sesi kali ini, ada 5 paramita yang dibahas di dalamnya. Paramita pertama, dana, merupakan niat dalam batin untuk memberi, baik materi, tubuh, maupun akar kebajikan kita kepada makhluk lain. Hal ini menyadarkan saya bahwa sempurnanya dana paramita bukan soal nominal, namun dari keikhlasan kita dalam memberi.

    Paramita kedua, sila, merupakan niat untuk menjaga atau menahan diri dari sepuluh jenis ketidakbajikan. Paramita ketiga, ksanti, merupakan kemampuan kita dalam menghadapi permasalahan dan bagaimana kita dapat menahan diri ketika dilukai pihak lain. Hal yang termasuk di dalamnya adalah sikap kita dalam mempraktikkan Dharma dengan antusias tanpa putus asa.

    Paramita keempat, viriya, merupakan antusiasme untuk melakukan kebajikan sekaligus sebagai pendorong untuk merampungkan satu kegiatan. Sebagai contoh, ketika melakukan puja harian atau aktivitas bajik lainnya, kita perlu merasa bahagia dan bersemangat karena telah bermanfaat bagi orang lain. Kendati demikian, Rinpoche mengingatkan kita untuk membedakan antara usaha keras biasa dengan viriya. Bekerja mengumpulkan harta demi kehidupan ini saja merupakan usaha keras namun bukan viriya karena tidak disertai dengan antusiasme dalam berbuat bajik. Kita juga sering kali melekat pada hal yang tidak tepat, misalnya menyukai kegiatan-kegiatan yang tidak membantu perkembangan batin kita secara berlebihan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu mawas diri terhadap setiap hal yang kita lakukan dan batin yang mendasarinya. Paramita kelima, dhyana, merupakan kemampuan kita untuk bisa berfokus dalam satu hal yang pada akhirnya dapat membawa kita mencapai realisasi dengan mudah dalam batin.

    Sesi pengajaran Guru Dagpo Rinpoche di SEALF 2019 dihadiri oleh Sangha monastik dan perumah tangga dari berbagai tradisi.

    Meskipun baru hari pertama, saya merasa sudah banyak hal yang saya pelajari dan harus saya renungkan dalam batin. Semoga esok hari pun bisa menjadi hari yang baik bagi karma bajik saya untuk berbuah sehingga bisa mendengarkan dan merenungkan ajaran Beliau.



    Guru Dagpo Rinpoche akan memberikan transmisi dan pengajaran berdasarkan Teks Lamrim Mārga Krama-Vimocana-Hasta (Pembebasan di Tangan Kita) karya Phabongkha Rinpoche pada tanggal 11-18 November 2019.

    Untuk mengikuti pengajaran, hubungi:

    1. Lia Erika (+62 815-7025-762)
    2. Sariputra (+62 877-8254-3387)
      Internasional:
      Antonio (+62 812-2433-8208)

    Informasi acara juga dapat diakses di lamrimretreat.id.



    buddha Dagpo Rinpoche dhamma dharma lamrim lamrimnesia lamrimretreatid sangha SEALF 2019

    Website dan artikel ini dapat Anda baca berkat dukungan dari Dharma Patron, penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara.

    Jika Anda berkenan, kami mengundang Anda untuk bergabung sebagai Dharma Patriot melalui donasi rutin setiap bulan. Berapapun nominalnya akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia. Klik di sini atau hubungi Lamrimnesia Care (+6285 2112 2014 1).

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleSEALF 2019 – Guru Dharma Nusantara Telah Kembali Pulang
    Next Article SEALF 2019 – Butuh Kebajikan untuk Jadi Bijak
    Redaksi Lamrimnesia

    Related Posts

    SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL

    Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”

    Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    March 21, 2023

    SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL

    March 20, 2023

    Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”

    March 17, 2023

    Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak

    Store
    © 2023 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.