Sang Buddha tidak pernah mengatakan “hidup adalah dukkha”.
Demikian tutur Y.M. Biksu Tenzin Tringyal di talkshow hari ketiga Buddhayana Cultural Expo di Pakuwon Mall, Surabaya. Bahkan Beliau sudah menegaskan poin tersebut sejak acara sebelum talkshow, tepatnya saat memberikan umpan balik kepada peserta lomba debat.
Hidup itu langka & istimewa
Dalam sesi talkshow, Y.M. Tenzin Tringyal mengatakan bahwa jadi Buddhis cuma status doang itu banyak, yang di KTP-nya tertulis “agama Buddha” itu banyak, akan tetapi yang benar-benar memahami dan mempraktikkan ajaran Buddha itu sangat sedikit. Oleh karenanya, Y.M. menekankan pada awal talkshow bahwa bisa memiliki kesempatan menjadi manusia yang bisa mendengarkan dan mempelajari Dharma itu sangat langka. Pada awalnya, bahkan manusia bukanlah makhluk yang memohon kepada Sang Buddha untuk memutar roda Dharma, tapi sang Buddha pada akhirnya memutuskan manusia adalah makhluk yang tepat untuk menerima ajaran Beliau pertama kali.
Kelangkaan tersebut juga sudah pernah dikemukakan oleh Sang Buddha. Sang Buddha mengibaratkan kelangkaan terlahir sebagai manusia yang memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mempraktikkaan Dharma itu seperti sebuah kesempatan seekor kura-kura buta yang mengangkat kepalanya dapat masuk melewati sebuah cincin emas yang terapung di tengah lautan luas. Sebegitu langkanya kesempatan kita untuk terlahir sebagai manusia dan bertemu dengan ajaran Buddha!
Baca juga: Lebih Langka dari SSR! Nilai Besar Kelahiranmu Sebagai Manusia
Kebenaran Arya yang Sesungguhnya
Kembali pada hal yang ditekankan oleh Y.M., bahwa Sang Buddha tidak pernah mengatakan hidup adalah dukkha, Beliau mengajak pendengar kembali ke kisah hidup Sang Buddha, terutama pada saat pencerahan. Setelah Sang Buddha mencapai pencerahan sempurna, ternyata Beliau tidak langsung mengajarkan Dharma. Beliau memilih untuk menelaah lebih lanjut, apakah ada makhluk hidup yang mampu mempraktikkan apa yang Beliau telah lalui untuk mencapai pencerahan? Baru setelah 49 hari setelah pencerahan Beliau memutuskan untuk mengajarkan Dharma kepada ke-5 pertapa yang telah menemani Beliau pada masa-masa awal kehidupan pertapaan. Nah, lalu apa yang dikatakan oleh Sang Buddha yang kelak kita kenal sebagai 4 kebenaran mulia atau tepatnya, 4 Kebenaran Arya?
Yang dikatakan oleh Sang Buddha adalah, “Ini adalah kebenaran Arya tentang dukkha.” Y.M. Tenzin Tringyal melanjutkan, “Kata ini sebenarnya merujuk pada skandha yang tercemar.”
Skandha berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “kumpulan”. Dalam Buddhadharma, skandha merujuk pada kumpulan yang menyusun keberadaan. Manusia memiliki 5 skandha yang tergolong dalam 2 kelompok, yaitu rupa (tubuh) dan nama (batin). Kita semua di samsara memiliki skandha yang tercemar oleh kotoran batin. Akibatnya, kita harus terlahir kembali berulang kali dan mengalami berbagai macam penderitaan.
Jadi, apakah hidup ini adalah dukkha? Sayangnya karena satu dan lain hal, penulis tidak dapat mengikuti penjelasan Y.M. Tenzin Tringyal sampai selesai. Namun, penulis ingin merekomendasikan beberapa bacaan yang bisa menjawab rasa penasaran terkait berbagai poin yang disampaikan:
- Memahami Dukkha dan Terbebas Darinya karya Guru Dagpo Rinpoche
Penjelasan menyeluruh tentang Empat Kebenaran Arya dan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari hingga kita bisa membebaskan diri dari dukkha.
- Pratityasamutpada karya Guru Dagpo Rinpoche
Penjelasan 12 Mata Rantai yang Saling Bergantungan yang menjelaskan siklus seorang makhluk dengan skandha tercemar lahir, mati, dan mengalami penderitaan berulang kali di samsara serta cara mengakhirinya.
Panduan lengkap praktik bertahap untuk mencapai Kebuddhaan. Keistimewaan kelahiran sebagai manusia dan Empat Kebenaran Arya termasuk di dalamnya.
Penulis: Chatresa7