Hari Jumat, 23 Oktober 2020, chairman Garudafood DR. (H.C.) Sudhamek A.W.S. membedah buku “The Leader’s Way” karya Y.M.S. Dalai Lama XIV dan Laurens van den Muyzenberg dalam acara daring yang diselenggarakan Lamrimnesia dengan tajuk “Becoming a Successful Business Leader”. Acara ini dimoderatori oleh Lenny Hidayat dan berlangsung selama kurang lebih dua jam, Di kesempatan ini, Pak Sudhamek memaparkan poin-poin dari buku dan memberikan nasihat mengenai cara menjalankan usaha yang sejalan dengan Dharma. Beliau juga mengajak Sahabat Lamrimnesia untuk mengintip sekilas prinsip-prinsip Buddhis yang Beliau terapkan di Garudafood.
Interdependence arising atau kesalingbergantungan merupakan poin penting dalam buku “The Leader’s Way” sekaligus prinsip Buddhis yang amat penting dalam menjalankan bisnis bagi Pak Sudhamek. Jika seorang pemimpin bisnis memahami prinsip ini, ia akan paham bahwa keuntungan bukan segala-galanya. Alam dan manusia saling bergantung dan tidak ada yang lebih penting daripada yang lain. Jika kita mengeksploitasi salah satu aspek demi keuntungan sebesar-besarnya, kita tidak akan sukses karena materi saja tidak cukup untuk membuat kita bahagia.
Alih-alih fokus pada keuntungan, Pak Sudhamek mengusulkan mindfulness-based business (MBB), yaitu bisnis yang mengutamakan keberlanjutan sekaligus perkembangan spiritual individu yang terlibat dalam bisnis tersebut. MBB ini sejalan dengan prinsip kesalingbergantungan, pandangan benar, dan niat yang benar sehingga menjadi mata pencaharian (right livelihood) yang benar sesuai dengan prinsip Dharma yang juga merupakan warisan budaya dari leluhur bangsa Indonesia di masa lampau. Dalam penerapannya, Pak Sudhamek menyatakan bahwa MBB juga sejalan dengan nilai Pancasila dan dapat menjadi solusi jalan tengah dari permasalahan yang ditimbulkan oleh kapitalisme dan sosialisme.
Setelah memberikan pemaparan seputar prinsip-prinsip bisnis yang sebaiknya dijalankan, Pak Sudhamek juga menggarisbawahi peran seorang pemimpin sesuai dengan tajuk acara. Agar sebuah bisnis tidak “terjebak” mengejar keuntungan semata dan konsisten berjalan sesuai prinsip Dharma, pemimpin haruslah memegang nilai-nilai bajik dan menjadi motivator sekaligus inspirasi bagi rekan-rekannya. Peran pemimpin ini secara khusus amat penting di masa-masa awal bisnis berjalan. Kemudian, seiring dengan berkembangnya bisnis itu, si pemimpin beserta rekan-rekannya perlahan dapat membentuk sistem dan budaya perusahaan yang bajik sehingga bisnis tersebut dapat terus berjalan dan memberikan manfaat, tidak hanya dalam bentuk kekayaan materi tapi juga kekayaan spiritual.
Dalam sesi tanya-jawab, Pak Sudhamek berkisah tentang satu kejadian yang menginspirasi Beliau untuk berjuang dari nol hingga menjadi pemimpin salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Saat Beliau masih kecil, ayah Beliau bertanya apakah ajaran agama bisa diterapkan dalam berbisnis. Setelah tiga puluh tahun lamanya Pak Sudhamek mencari jawaban dari pertanyaan tersebut, Beliau menemukan bahwa jawabannya bukan bisa atau tidak bisa, melainkan sebuah keniscayaan.
Buku “The Leader’s Way” berisi dialog antara Y.M.S. Dalai Lama XIV dan Laurens Van Den Muyzenberg mengenai business leader tingkat dunia yang nggak cuma berhasil membangun bisnis yang menguntungkan, tapi juga membawa kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan orang banyak. Buku ini bisa diundang di Lamrimnesia Store.