Hari Sabtu lalu, tepatnya tanggal 7-8 Januari 2017, masyarakat penggiat adat budaya Indonesia berkumpul di pelataran Pura Parahyangan Agung Jagatkartta dalam serangkaian acara bertajuk #NgeNUSA 717 atau lengkapnya “Ngertakeun Nusantara Shanti”. Dalam acara ini, peserta diajak bersama-sama merayakan warisan budaya luhur Nusantara dengan arak-arakan, pagelaran kesenian, dan sedekah bumi untuk mendoakan Indonesia yang damai sentosa. Puncak acara ini adalah diskusi lintas agama kepercayaan, dilanjutkan dengan pelepasan makhluk hidup atau fangshen, pengobatan gratis, dasar yoga dan meditasi, serta penebaran pupuk cerdas untuk Bumi Parahyangan.
Acara #NgeNUSA717 ini dipelopori oleh pemerhati budaya leluhur yang tergabung dalam grup facebook Gebyar Nusantara dan dihadiri oleh pemangku adat, pemuka agama, sesepuh dari berbagai latar belakang seperti Batak, Hindu, Sunda Wiwitan, dan sebagainya. Sarasehan Lintas Agama Kepercayaan dalam kegiatan ini dibuka oleh Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, dan pengurus Yayasan Taman Sari serta dihadiri oleh Pemerintah Daerah Bogor.
Bangsa Indonesia terdiri atas ratusan suku, budaya, dan beragam agama serta kepercayaan. Kita disatukan oleh nasib yang sama, bersumpah untuk bersama-sama membangun sebuah negeri yang harmonis dan membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Perbedaan tak pernah jadi masalah hingga akhir-akhir ini, tampaknya mulai banyak yang melupakan hal tersebut. Ketakutan dan kecurigaan akibat kurangnya pengetahuan tentang perbedaan ini membuat makin maraknya gesekan antar suku dan agama. Situasi yang memprihatinkan ini menggerakkan para penyelenggara #ngeNUSA717 untuk bertindak. Dalam acara ini, kita diingatkan bahwa ritual dalam berbagai agama dan kepercayaan adalah cara berkomunikasi dengan Tuhan dan semesta alam yang sarat akan nilai-nilai luhur seperti cinta kasih dan bersumber dari kebudayaan masyarakat setempat. Maka dari itu, tidaklah tepat jika kita mencap keyakinan-keyakinan tertentu yang tidak kita kenal sebagai aliran sesat selagi tidak merugikan siapapun. Daripada saling tuduh, lebih baik kita bersama-sama berbagi kasih dan bersama-sama mendoakan agar seluruh bangsa Indonesia senantiasa damai dan sejahtera.