Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Trending
    • Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025
    • Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha
    • Belajar Dharma dari Ne Zha 2
    • Kelahiran, Kematian, dan Kemanusiaan dalam Film Mickey 17
    • Agama Buddha dan Kemerosotan Moral
    • Lagu Titiek Puspa Yang Wajib Direnungkan
    • Brave Bang Bravern! adalah Anime Religi?
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Audiobook
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan YPPLN
      • Laporan Keuangan YPPLN
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Wacana » Artikel » Belajar Dharma dari Ne Zha 2

    Belajar Dharma dari Ne Zha 2

    0
    By Editor Lamrimnesia on April 16, 2025 Artikel, Featured, Wacana

    Ne Zha 2, salah satu film animasi tersukses sepanjang sejarah, punya makna istimewa bagi umat Buddha bukan hanya karena diangkat dari tokoh dalam mitologi Buddhis. Lebih penting dari itu, film ini penuh dengan adegan yang bisa menginspirasi kita untuk merenungkan Dharma dan mengaitkannya dengan kehidupan kita. Apa saja adegan itu? Mari kita simak beberapa contohnya!

    Kasih Sayang Buddha Seperti Kasih Sayang Ibu

    Meskipun punya anak yang emosian, jahil, tengil, dan suka tantrum, ibunya Ne Zha tetap sayang banget sama anaknya dan gak tega kalau anaknya harus sakit, sedih, menderita.

    Ini memberi kita bayangan kasih sayang seperti apa yang harus kita latih, seperti yang disebut dalam Karaniya Metta Sutta:

    Mātā yathā niyaṁ puttaṁ
    āyusā eka-puttam-anurakkhe,
    Evam-pi sabba-bhūtesu
    māna-sambhāvaye aparimāṇaṁ.

    Bagaikan seorang ibu mempertaruhkan jiwanya
    Melindungi anaknya yang tunggal,
    Demikianlah terhadap semua makhluk
    Dipancarkannya pikiran (kasih sayangnya) tanpa batas.     

    Kasih sayang Buddha ke kita juga sama. Walau kita malas, banyak bikin karma buruk, keras kepala, Buddha tetap sayang sama kita dan mau membimbing kita untuk jadi lebih bahagia. Gimana cara kita membalasnya? Ya latih diri supaya punya kasih sayang yang sama! 

    Sifat Buruk Bisa Berubah dengan Bimbingan yang Tepat

    Ne Zha punya kepribadian yang luar biasa emosinya, mode senggol bacok! Tetapi berkat orang-orang di sekelilingnya, Ne Zha bisa menjadi pahlawan yang memikirkan rakyat dan disayang banyak orang. 

    Kedua orang tuanya memberikan kasih sayang sekaligus didikan tegas. Taiyi, gurunya Ne Zha, mengajarkan nilai-nilai hidup padanya ketika sedang latihan. Persahabatan Ne Zha dengan Ao Bing yang sifatnya bertolak belakang juga sedikit demi sedikit memengaruhi karakter Ne Zha.

    Dari sini kita bisa belajar bahwa tidak ada orang yang baik atau jahat dari sananya. Mungkin kita punya karma masa lampau yang membuat kita punya kecenderungan tertentu, tapi semua orang bisa belajar menjadi lebih baik, sabar, peduli pada orang lain, hingga akhirnya memberikan manfaat bagi diri sendiri & banyak orang.

    Penderitaan di Semua Alam Semesta

    Meskipun Ne Zha punya kekuatan super, hidupnya tetap menderita karena ia ditakuti banyak orang dan sering tidak sengaja melukai orang-orang dengan kekuatannya. Ao Bing juga sama, meskipun dia terlahir dari mutiara roh, tapi dia juga menderita karena berasal dari keluarga naga yang ditekan oleh para dewa dan terpancing untuk mengancam keluarga sahabatnya.

    Rakyat jelata yang tadinya hidup damai bisa tiba-tiba kehilangan rumah dan bahkan nyawa karena peperangan siluman dan dewa.  Para siluman apalagi, mereka hidup di tempat seperti neraka. Di saat yang sama, para dewa yang menekan mereka juga sebenarnya dilanda kecemasan akan masa depan yang tak pasti. 

    Ini mengingatkan kita bahwa di alam samsara, penderitaan tetap ada, bahkan meski kita punya kekuatan atau status tinggi.

    Maukah Kita Berjuang untuk Keluar dari Penderitaan?

    Pada film Ne Zha 2, ada adegan di mana Ne Zha dan para siluman terkurung dalam kuali surgawi. Semua yang di dalam udah hopeless banget, cuma bisa pasrah aja dan tunggu mati. Tapi setelah melihat perjuangan Ne Zha untuk keluar, mereka tergerak untuk bekerja sama untuk membuka kuali surgawi dengan mengerahkan seluruh tenaga yang masih tersisa. Jika mereka tidak membantu, mungkin kuali itu tidak akan bisa terbuka dan tak satu pun dari mereka bisa bebas.

    Baca juga: Bang Brave Bang Bravern adalah Anime Religi?

    Ini sama halnya kayak kita kalau cuma pasrah sama keadaan, menunggu hal-hal baik jatuh dari langit. Padahal kalau tanpa usaha, tanpa kebajikan, bagaimana kita bisa mengubah nasib? 

    Memang hidup itu menderita, tapi para Buddha sudah menunjukkan kalau pembebasan bisa dicapai. Beliau juga pasti mau menolong kita tanpa pilih kasih. Pertanyaannya, kita mau gerak atau nggak?

    Pentingnya Sahabat Dharma yang Baik

    Tidak terima dipandang rendah karena lahir sebagai siluman, Shen Gongbao melatih kekuatan gaib dan melakukan banyak kejahatan dan menyakiti makhluk lain karena mengira dia perlu melakukan semua itu agar bisa setara dengan para dewa. Dia tersesat karena mengandalkan teman yang salah. “Teman” ini sakti dan terlihat baik, tapi ternyata mengumpulkan kekuatan di atas penderitaan makhluk lain.

    Di sisi lain, ada Taiyi yang penampilannya cenderung konyol dan sekilas terlihat ceroboh, tapi tidak pernah berprasangka buruk pada orang lain dan berlaku adil pada manusia maupun siluman. Meski kadang terlihat “main-main”, dia selalu mendorong muridnya untuk jadi lebih sabar dan peduli pada makhluk lain.

    Pencapaian spiritual seseorang tidak ditentukan oleh kekuatan gaib. Guru yang baik bukanlah guru yang pamer kekuatan atau penampilan, tapi menuntun muridnya menuju kebajikan.

    Semua makhluk adalah Ibu-Ibu Kita 

    Ingat adegan Ao Bing bertarung dengan Shen Zhengdao di ujian kedua? Dia berhenti ketika menyadari bahwa Shen Zhengdao mirip seperti ayahnya yang hanya memperjuangkan nasib klan mereka. Belum lagi Shen Zhengdao ini adalah ayah dari Shen Gongbao, gurunya Ao Bing. Ia pun tidak lanjut bertarung dan bahkan berusaha mencegah dewa-dewa lain yang memburu Shen Zhengdao dan keluarganya.

    Ini adalah pengingat bagi kita bahwa kita bisa menemukan kesamaan antara diri kita dengan semua makhluk. Itu adalah dasar untuk mengembangkan rasa peduli dan mengakhiri kemarahan atau rasa benci. Lagipula, orang yang baru kita temui pertama kali bisa jadi punya hubungan yang sangat dekat dengan kita. Buddha juga ngajarin bahwa semua makhluk pernah jadi ibu yang merawat kita kan?

    Peran “Pelindung Dharma” yang sesungguhnya?

    Nezha dalam film Nezha 2 mungkin merupakan hasil imajinasi para pembuatnya, tak lagi sama persis dengan putra ketiga pelindung Dharma Vaisravana dalam kanon Buddhis. Namun, jika menonton film ini bisa membuat kita mengingat topik-topik Dharma, menjadi semakin yakin, dan terinspirasi untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka bisa dibilang Nezha versi film ini telah menjalankan peran sebagai “pelindung” bagi Dharma di batin kita.

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleKelahiran, Kematian, dan Kemanusiaan dalam Film Mickey 17
    Next Article Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha
    Editor Lamrimnesia

    Related Posts

    Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis

    Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025

    Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    April 30, 2025

    Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis

    April 25, 2025

    Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025

    April 21, 2025

    Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha

    Store
    © 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.