Sabtu (28/12/2024) – Pengajaran Dharma oleh Y.M. Biksu Bhadra Ruci di hari keenam Indonesia Lamrim Retreat 2024 dimulai dengan pengingat tentang kelahiran manusia yang berharga. Kita diibaratkan seperti seekor kura-kura buta yang hanya sesekali muncul di samudra luas untuk kepalanya dapat melewati cincin kecil yang mengambang di permukaan. Kesempatan langka ini menuntut kita untuk memanfaatkannya sebaik mungkin dengan mempraktikkan jalan menuju pencerahan.
Kelahiran sebagai manusia tidak hanya membawa kebebasan, tetapi juga potensi untuk memahami Dharma secara baik, sehingga penting untuk mendengarkannya dengan sikap terbuka. Mendengarkan Dharma harus dilakukan seperti rusa yang memusatkan indera pendengarannya untuk mendengar. Dalam proses ini, kita harus menghindari tiga sikap seperti cacat sebuah wadah yang terbalik, kotor, atau bocor agar mendengar Dharma tidak menjadi sia-sia.
Y.M. Suhu menjelaskan bahwa pemahaman batin adalah kunci untuk memanfaatkan potensi hidup ini. Batin (B. Sanskerta: citta), yang berbeda dari pikiran, adalah netral. Namun, ia mudah dipengaruhi oleh faktor mental (B. Sanskerta: cetasika) seperti perasaan, diskriminasi, niat, dan perhatian. Faktor mental ini menciptakan emosi dan membentuk cara kita melihat dunia. Sayangnya, kehidupan modern terlalu fokus pada intelektual untuk mengejar materi, sehingga emosi sering diabaikan. Padahal, emosi mengisi 99% dari hidup kita, sementara intelektual hanya 1%. Keseimbangan ini diperlukan agar kita tidak menjadi “mayat hidup” yang terjebak dalam materialisme.
Selanjutnya, Y.M. Suhu menggunakan analogi telur untuk menggambarkan bagaimana indra menjadi jendela antara dunia luar dan dalam. Indra bekerja bersama kesadaran mental untuk menangkap dunia di sekitar kita. Kesadaran ini netral pada awalnya, tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor mental yang menemani, seperti halnya seorang anak yang dipengaruhi oleh teman-temannya. Faktor mental bajik seperti aspirasi memiliki peran besar dalam menentukan arah kehidupan kita. Batin utama sendiri akan tetap netral hingga terpengaruhi oleh faktor-faktor mental tersebut.
Selain itu, Y.M. Suhu mengaitkan karakteristik zodiak sebagai refleksi cara seseorang melihat dunia dan berinteraksi dengannya. Misalnya, Virgo cenderung kaku dan terfokus pada aturan, sementara Pisces lebih emosional dan moody. Zodiak menjadi pengelompokan untuk memahami kecenderungan batin seseorang yang dipengaruhi oleh pengalaman dan pemikiran masa lalu. Setiap zodiak memiliki kekuatan dan kelemahan yang dapat diatasi dengan pendekatan yang tepat, seperti menghadapi sifat pelit Taurus dengan kelembutan.
Pemahaman ini membawa kita pada refleksi mendalam tentang kebahagiaan. Orang dengan kepribadian berbeda punya definisi berbeda tentang apa yang mereka anggap “kebahagiaan”. Namun, kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam materialisme atau pemenuhan ego, melainkan dalam batin yang damai dan seimbang. Dunia seringkali tidak berjalan sesuai harapan kita, dan ketika kita tidak menyadarinya, penderitaan muncul. Namun, penderitaan spiritual yang lebih halus, yang sering kita tutupi dengan uang, harus diatasi dengan mengubah cara pandang kita terhadap dunia. Ini mencakup mempelajari faktor mental, memahami karakteristik individu, dan membangun motivasi untuk mencapai kebahagiaan sejati.
Akhirnya, pengajaran ini mengingatkan kita untuk menggunakan kelahiran manusia yang berharga dengan tujuan membebaskan diri dan semua makhluk dari samsara. Dengan mempraktikkan Lamrim yang diwariskan oleh Guru Atisha dan Guru Suwarnadwipa Dharmakirti dari Sriwijaya serta mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang batin serta faktor mentalnya, kita dapat mencapai kebahagiaan sejati. Semua makhluk pernah menjadi bagian dari kehidupan kita di masa lampau, sehingga penting untuk berterima kasih dan memanfaatkan kesempatan ini untuk membawa manfaat bagi mereka dan diri sendiri.
Masih terbuka kesempatan untuk menutup tahun yang lalu dengan kebajikan dan membuka tahun baru dengan harapan akan perubahan di Mahapranidhana Puja & Indonesia Lamrim Retreat 2024, 20 Desember 2024–1 Januari 2025, di Prasadha Jinarakkhita, Jakarta Barat. Narahubung: Lamrimnesia Event +62 852-1122-0149
Informasi terbaru mengenai kegiatan ini dapat diikuti di Instagram lamrimnesia & lamrimretreatid.