Facebook Twitter Instagram
    Trending
    • SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL
    • Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”
    • Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak
    • Bullying di Depan Mata. Apa yang kamu lakukan?
    • 23 Buku Dharma Sudah Bisa Dibaca di Scribd
    • Donasi untuk melestarikan dan mengembangkan Buddhadharma
    • Sing Penting Yakin
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya–Triwulan Keempat Tahun 2022
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Featured » Kebajikan dalam Untaian Doa: Umat Buddhis atau Filsuf Buddhis; Kamu yang Mana?
    Drepung Tripa Khenzur Rinpoche untuk Liputan Kebajikan dalam Untaian Doa Bagii yang Beruntung

    Kebajikan dalam Untaian Doa: Umat Buddhis atau Filsuf Buddhis; Kamu yang Mana?

    0
    By Redaksi Lamrimnesia on January 13, 2021 Berita, Featured, Wacana

    oleh Silvi Wilanda

    Pergantian tahun. Sebuah momen yang tidak hanya ditunggu-tunggu, namun juga dimaknai secara sakral oleh banyak orang. Banyak aktivitas-aktivitas khas yang rasanya “wajib” dilakukan, misalnya makan bersama keluarga, menyalakan kembang api, kumpul bareng teman, serta membuat resolusi tahun baru. Ya, banyak cara untuk merayakan momen pergantian tahun, begitu juga halnya dengan Kadam Choeling Indonesia (KCI). Setiap tahunnya, KCI selalu memaknai momen pergantian tahun dengan menghimpun kebajikan dengan melakukan retret penyunyian bersama. Adapun aktivitas kebajikan yang dilakukan adalah puja dan mendengarkan pembabaran Dharma. 

    Tak terkecuali pada pergantian tahun 2020 menuju 2021, KCI juga kembali mengadakan pengumpulan kebajikan dan siaran pengajaran Dharma “Kebajikan Dalam Untaian Doa Bagi yang Beruntung” secara daring melalui aplikasi Zoom pada 25 Desember 2020 hingga 1 Januari 2021. Acara kali ini terdiri atas puja bersama pada sesi pertama dan kedua serta mendengarkan siaran pembabaran Dharma pada sesi ketiga. Sesi pembabaran Dharma sendiri merupakan tayangan ulang pembabaran topik “Empat Segel Agung” serta “Karma dan Akibatnya” yang pernah diberikan oleh Y.M. Drepung Tripa Khenzur Rinpoche. Tulisan ini secara khusus akan membahas kembali pembabaran Dharma topik “Empat Segel Agung” oleh Y. M. Khenzur Rinpoche melalui kacamata penulis. 

    Filsuf Buddhis: Mempelajari Empat Segel Agung 

    Rinpoche menjelaskan bahwa Empat Segel Agung merupakan empat pandangan, prinsip, serta filsafat dalam Buddhisme, yang diantaranya adalah sebagai berikut. 

    1. Semua fenomena komposit tidak kekal.
    2. Semua fenomena tercemar memiliki sifat dasar menderita.
    3. Semua fenomena tidak memiliki aku, sunya dalam eksistensi yang inheren. 
    4. Nirwana adalah kedamaian tertinggi. 

    Topik Empat Segel Agung merupakan topik yang amat penting dipelajari karena merupakan pandangan mendasar dalam filsafat Buddhis. Suatu ajaran dikatakan sejalan dengan Buddhisme jika ajaran tersebut berpijak pada Empat Segel Agung ini. Seseorang yang memahami dan menerima ajaran Empat Segel Agung tidak hanya dikatakan sebagai seorang Buddhis saja, melainkan juga seorang filsuf Buddhis.  

    Lebih lanjut, Rinpoche membabarkan perbedaan antara seorang Buddhis dan seorang filsuf Buddhis. Seorang Buddhis merupakan seseorang yang mengambil praktik berlindung (tisarana) kepada Buddha, Dharma, dan Sangha (Triratna). Sedangkan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, seorang filsuf Buddhis merupakan seseorang yang sudah memahami dan menerima topik Empat Segel Agung. Seorang filsuf Buddhis sudah pasti merupakan seorang Buddhis, namun seorang buddhis belum tentu merupakan seorang filsuf buddhis. Seseorang yang mempraktikkan Tisarana belum tentu berpegang pada Empat Segel Agung, sedangkan seseorang yang sudah berpegang pada Empat Segel Agung dengan kuat seyogyanya sudah melakukan praktik berlindung. Dari sini, dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang filsuf Buddhis adalah seseorang yang berada pada tahapan lebih lanjut dibanding seorang yang hanya Buddhis semata. Dengan demikian, topik Empat Segel Agung penting untuk dipelajari agar kita dapat mengembangkan diri ke tahapan yang lebih lanjut, yakni menjadi filsuf Buddhis (tentunya setelah sebelumnya menjadi seorang Buddhis terlebih dahulu dengan mengambil perlindungan kepada Triratna). 

    Tapi, sebenarnya apa yang dimaksud dengan filsuf buddhis? Mari kita dalami maknanya. Sebelumnya, mari kita bahas dulu arti kata “filsuf”. Menurut KBBI, filsuf adalah 1) ahli filsafat, ahli pikir; 2) orang berfilsafat. Berdasarkan pengertian ini, dapat kita artikan bahwa filsuf buddhis adalah seorang ahli filsafat Buddhis, ahli pikir Buddhis, dan orang yang berfilsafat buddhis. Seorang filsuf Buddhis memiliki pemikiran, cara pandang, dan pemahaman yang berpegang pada prinsip-prinsip dasar buddhis, yaitu Empat Segel Agung. 

    Mengapa kita perlu menjadi filsuf Buddhis? Untuk menjadi bahagia, tidak cukup bagi kita untuk melakukan praktik-praktik Dharma saja. Kita juga perlu memiliki pola pikir dan cara pandang Buddhis. Bayangkan saja jika kita hanya berdoa kepada Buddha tanpa memahami Dharma yang Beliau ajarkan, tentu akan sia-sia bukan? Padahal Buddha sendiri mengajarkan Dharma agar kita dapat mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan sehingga semakin dekat dengan kebahagiaan sejati. Untuk itu, penting bagi kita memiliki pola pikir dan cara pandang Buddhis agar kita memiliki kacamata yang tepat dalam menjalani hidup dan dapat mengembangkan batin hingga akhirnya bebas dari penderitaan. 

    Selain itu, seperti halnya dengan mendalami filsafat lainnya, seorang filsuf Buddhis juga mampu kritis dalam menghadapi setiap permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan. Misalnya, ketika kita merasa sedih. Kita bisa menganalisisnya melalui Empat Segel Agung. Misalnya, Segel Agung pertama mengingatkan kepada kita bahwa kesedihan kita bukanlah sesuatu yang kekal sehingga kita memiliki peluang untuk terbebas dari kesedihan. Segel Agung kedua mengingatkan kita bahwa perasaan sedih adalah perasaan yang wajar dan tidak perlu ditolak karena semua fenomena tercemar memiliki sifat dasar menderita sehingga kita bisa menerima penderitaan kita dengan lapang dada.

    Pengalaman Mendengarkan Pembabaran Empat Segel Agung

    Pada sesi pembabaran Dharma, Rinpoche membedah setiap prinsip Empat Segel Agung dengan amat terperinci. Bahkan lebih dari itu, Rinpoche juga membabarkan topik-topik dasar sebagai penunjang bagi para pendengar ajaran untuk memahami topik Empat Segel Agung itu sendiri.  Misalnya saat menjelaskan mengenai segel pertama, yakni “semua fenomena komposit tidak kekal”, Rinpoche membedah definisi konsep “fenomena komposit” serta “ketidakkekalan” itu sendiri dengan sangat rinci. Rinpoche juga membahas topik kematian sebagai topik pendukung untuk memahami konsep ketidakkekalan yang telah disebutkan sebelumnya. Selebihnya, penjelasan Rinpoche tidak perlu saya jabarkan lebih lanjut di sini karena bisa dibaca buku transkrip “4 Segel Agung Dharma” yang telah diterbitkan (dan akan diterbitkan ulang) oleh Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim Nusantara.

    Saya sendiri sangat terpukau dengan ketulusan Y.M. Khenzur Rinpoche ketika mengajar. Bagaimana tidak? Agar para pendengar ajaran bisa memahami topik Empat Segel Agung secara tepat dan lebih mendalam, Beliau rela mengajar dengan sangat rinci dan bahkan membahas topik-topik mendasar sebelum sampai pada pembabaran topik utama, yakni topik Empat Segel Agung itu sendiri. Berkat kebaikan hati Rinpoche itulah, saya bisa memiliki pemahaman yang sedikit lebih mendalam terhadap topik Empat Segel Agung. Saya sendiri melihat bahwa Empat Segel Agung merupakan ringkasan dari Lamrim (Tahapan Jalan Menuju Pencerahan) dan Empat Kebenaran Arya. Segel pertama, yakni “semua fenomena komposit tidak kekal”, mendorong kita untuk menyadari bahwa kehidupan kita sekarang ini adalah tidak kekal sehingga perlu membangkitkan ketertarikan pada kehidupan mendatang (motivasi awal Lamrim). Kemudian, segel kedua, yakni “semua fenomena tercemar memiliki sifat dasar menderita”, membuat kita melihat bahwa hakikat dasar setiap bentuk kehidupan adalah penderitaan sehingga mendorong kita untuk meraih pembebasan dari samsara (motivasi menengah dan agung Lamrim). Kemudian segel ketiga, “semua fenomena tidak memiliki aku, sunya dalam eksistensi yang inheren” mendorong kita untuk melihat sang jalan menuju pembebasan (Kebenaran Arya yang ketiga), yakni melalui perenungan akan kesunyataan yang memotong klesha ketidaktahuan, akar utama dari segala penderitaan samsara. Terakhir, segel keempat, “nirwana adalah kedamaian tertinggi”, mendorong kita untuk melihat tujuan yang seharusnya kita raih (Kebenaran Arya yang Keempat). 

    Selain itu, saya merasa lebih memahami topik Empat Segel Agung melalui mendengar dibanding dengan hanya membaca transkrip. Ketika mendengar secara langsung, kita tidak hanya memahami topik ajaran, namun juga memperoleh rasa akan pemahaman dan pengalaman dari Sang Guru itu sendiri. Hal ini sesuai dengan perkataan Y.M. Biksu Bhadra Ruci yang kurang lebih mengatakan bahwa ketika membabarkan ajaran, Sang Guru tidak hanya menyalurkan pemahaman, namun juga rasa dan pengalaman Sang Guru akan topik tersebut. Namun, jika Anda kemarin melewatkan kesempatan untuk mengikuti retret “Kebajikan Dalam Untaian Doa Bagi yang Beruntung” ataupun ingin mempelajari kembali topik Empat Segel Agung, membaca transkrip juga merupakan tindakan yang bajik. 

    Jadi, apakah Anda siap untuk menjadi filsuf buddhis dengan memahami lebih mendalam topik Empat Segel Agung? 

    4 Segel Agung Dharma Agama Buddha Indonesia Drepung Tripa Khenzur Rnpoche Kebajikan dalam Untaian Doa Bagi yang Beruntung 2020 lamrim lamrimnesia

    Website dan artikel ini dapat Anda baca berkat dukungan dari Dharma Patron, penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara.

    Jika Anda berkenan, kami mengundang Anda untuk bergabung sebagai Dharma Patriot melalui donasi rutin setiap bulan. Berapapun nominalnya akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia. Klik di sini atau hubungi Lamrimnesia Care (+6285 2112 2014 1).

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleKebajikan dalam Untaian Doa: Pelajaran tentang Karma dan Akibat-Akibatnya
    Next Article Tragedi SJ-182: Siapkah Kita Menghadapi Kematian dan Menerima Kehilangan?
    Redaksi Lamrimnesia

    Related Posts

    SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL

    Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”

    Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    March 21, 2023

    SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL

    March 20, 2023

    Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”

    March 17, 2023

    Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak

    Store
    © 2023 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.