oleh Dharma Chandra
Artikel ini ditayangkan dalam rangka memperingati #HariPatahHatiNasional, semoga bisa membantumu move on dari Isyana dan melahirkan #HariMoveOnNasional.
Semua orang pasti pernah gagal move on. Bukti pertama, coba baca kalimat-kalimat berikut:
“Aku capek, badan aku lemes tapi masih kuat kok buat ngedobrak pintu hati kamu.”
“Itu mantan apa harta karun? Kok kenangannya masih aja dikubur dalam hati yang paling dalam.”
“Meskipun banyak luka tercipta, tapi yang namanya mantan itu selalu bikin kangen, aaa perih :'(“
Kalau kamu tertawa, berarti kamu tau perasaannya.
Bukti kedua adalah kamu yang baca artikel ini dan tertarik dengan judul ini. Pasti di dalam lubuk hatimu, ada kerinduan untuk merasakan kembali kegagalan itu. Itu tandanya apa? Jangan-jangan kamu SUKA GAGAL MOVE ON.
Maksudku, secara batin, orang itu gampang sekali terbuai oleh perasaan dan kenangan. Dalam ajaran Buddha, kondisi ini ada istilah kerennya, yaitu tabungan karma mental (batin).
Apa itu karma mental?
Gampangnya begini, yang namanya karma dibagi jadi tiga kategori: karma pikiran, ucapan dan perbuatan. Nah, karma pikiran atau sering juga disebut karma mental adalah karma yang kita perbuat melalui pikiran kita. Jika timbul niat untuk berbuat baik atau buruk dalam batin kita, maka kita sudah ‘berbuat’ karma mental tersebut.
Apa efeknya karma mental? Kan enggak ada yang dirugikan?
Kita semua pernah menyakiti dan telah tersakiti oleh orang lain bukan? PASTI PERNAH baik disengaja maupun tidak disengaja ya. Contoh, menghina (meskipun tidak terucap) orang lain karena tasnya KW, atau menertawakan teman atau orang tua yang kudet alias kurang update. Aku yakin seyakin-yakinnya kalau setiap drama dalam hidup setiap orang dan itu menorehkan bekas di dalam batin setiap pihak yang terlibat. Berapa banyak jumlahnya? Tidak terhitung pastinya. Buktinya kita selalu merasakan mood atau perasaan yang berganti-ganti setiap momen, kebanyakan tidak terlalu menyenangkan. Itulah buah karma mental.
Kita suka ‘memelihara’ perasaan buah karma mental kita, termasuk gagal move on.
Nah, kenapa gagal move on ini dipelihara? Karena ada kecenderungan kita nyaman berkubang dalam kesedihan, kegalauan dan romantisme. Disitulah letak kenikmatan berkubang tadi. Ibarat minuman yang memabukkan, perasaan gagal move on ini sebenarnya adalah jebakan batin.
Kita bisa membuat daftar “1001 Alasan Gagal Move On”, tapi hanya Buddha yang bisa memberikanmu alasan akarnya, yaitu CINTA DIRI SENDIRI. Cinta di sini bukan dalam artian self-love positif yang membuatmu percaya diri dan bisa berguna bagi orang banyak, melainkan ego yang sedemikian besar sehingga kamu menempatkan kepentingan dirimu di atas kepentingan orang lain. The only one that matters is yourself. Ini adalah bentuk ‘cinta diri sendiri’ yang tidak bermanfaat, malah merugikan.
Contoh alasan gagal move on paling terkenal seantero dunia ini adalah TERLANJUR SAYANG. Bagi saya, gagal move on itu tidak mungkin karena kamu sayang sama si dia. Buktinya apa? Ketika kamu melihat dia bersama dengan orang lain dan dia bahagia, apakah kamu bisa merasa bahagia? Atau yang terjadi ada perasaan tidak terima, “Kenapa dia bisa bahagia bersama dengan orang itu, tidak bersama dengan DIRIKU?”
BINGO! Ini bukti kamu lebih CINTA DIRI SENDIRI daripada mencintai si dia! Atau memang karena si yayang itu sangat bagus sekali kualitasnya sehingga kita menyesal sedalam samudera karena tidak bisa bersamanya.
Hellooo… Ibarat sungai mengalir, ketika satu titik berlalu maka titik itu menjadi tidak valid lagi. Dia sudah pergi, buat apa disesal-sesali? Karena takut sendiri? Kita tidak bisa memutarbalikkan waktu, tetapi kita masih ada sekarang dengan kondisi yang sehat walafiat, lengkap panca indera, dan kita masih memiliki orang-orang yang memikirkan kita tanpa balas pamrih sedikit pun. Kalaupun kita tidak memiliki siapa pun di dunia ini, coba lihat lagi baik-baik, pasti ada seseorang yang bersama kita, minimal ada MUSUH kita atau orang netral di sekitar kita.
Satu hal yang perlu kita sadari adalah mengakui bahwa kondisi itu adalah hasil buah karma dan berlalulah dia. Selesai. Nah, selanjutnya baru terapkan beberapa saran berikut ini:
Tips Anti-Gagal Move On:
1. Berdamai dengan kenyataan.
Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Pengalaman tersakiti adalah pelajaran melepas sekaligus menerima diri, bahwa kita adalah manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan. Belajar bersyukur dengan apa yang ada di depan mata kita, saat ini, momen ini. Fokus.
2. Bersyukur dengan pengalaman pahit tersebut.
What does not kill you makes you stronger. Memang rasanya seperti diiris-iris, tapi ingat ketika kita jatuh waktu kecil dan kita bangkit lagi. Kita sudah semakin kuat bukan? Sama halnya ketika kita tersakiti. Justru kita semakin kuat dan naik satu tingkatan lebih tinggi di dalam perjalanan kehidupan kita.
3. Bergabunglah dengan teman-teman positif.
Jangan bergabung dengan teman-teman yang mengulang kembali atau mengorek luka terlalu dalam. Bergabunglah dengan komunitas yang mengajak dirimu untuk melakukan kebajikan baik di kondisi suka maupun duka karena hanya dengan kebajikan, perasaan tidak menyenangkan dapat pulih kembali.
4. Ambil waktu sendiri dan tingkatkan kapasitas hati.
Cara yang paling baik memanfaatkan kondisi gagal move on yaitu ketika kita menerima diri kita dan mengatakan kita perlu meningkatkan kapasitas hati kita yang masih terbatas. Kita siap membuka diri untuk belajar apapun, terutama belajar Dharma, demi masa depan kita. Ini adalah saatnya kita berinvestasi terhadap diri kita sendiri dalam jangka waktu yang panjang. Pilihan yang sangat cerdas, bukan!
Semoga artikel ini berguna bagi kamu-kamu yang sedang merasakan gagal move on. Mari kita ubah kondisi ini layaknya Buddha mengubah anak panah yang hendak menyerbunya menjadi hujan bunga dan berkah. Mari ubah Gagal Move on menjadi Turn Our Life On!