Facebook Twitter Instagram
    Trending
    • SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL
    • Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”
    • Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak
    • Bullying di Depan Mata. Apa yang kamu lakukan?
    • 23 Buku Dharma Sudah Bisa Dibaca di Scribd
    • Donasi untuk melestarikan dan mengembangkan Buddhadharma
    • Sing Penting Yakin
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya–Triwulan Keempat Tahun 2022
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Wacana » Buddha, Kenapa Aku Jomblo?

    Buddha, Kenapa Aku Jomblo?

    1
    By Redaksi Lamrimnesia on February 8, 2018 Artikel, Wacana

    oleh: BESTRELOAD

    Buat kamu yang merasa dikejar waktu karena sebentar lagi hari Valentine dan merasa ngenes banget kalo tidak punya pacar, kamu-kamu yang sudah berlumut menunggu orang yang katanya merupakan jodohmu, apalagi buat yang baru nonton Dilan 1990 yang katanya romantis itu, juga buat kamu yang bukannya hepi-hepi di malam minggu, tapi malah keinget mantan, sendirian, kedinginan…

    Rindu itu berat, tapi lebih berat lagi jadi jomblo. Buktinya Dilan aja tidak mau jadi jomblo.

    Nah itu artinya kamu terkena sindrom jomblo. Beda lho antara jomblo dan single. Kalau single, kamu akan merasa fine tidak punya pasangan, tidak ada perasaan-perasaan seperti di atas. Pepatah yang bilang, “Single itu pilihan, jomblo itu nasib” sebenarnya ada benarnya juga jika ditinjau dari sudut pandang Buddhis. Kok bisa? Karena karma berbuah di perasaan, dan yang kamu rasakan lantaran jomblo itu merupakan salah satu buah karma yang mungkin dulu kamu pernah perbuat yang akibatnya ya harus kamu terima sekarang.

    Ada berbagai tindakan yang akibat karmanya membuat kita menjadi jomblo, salah satunya adalah tindakan seksual yang tidak pantas. Tindakan ini merupakan pelanggaran dari sila ketiga pancasila Buddhis pada dasarnya merupakan jalan karma hitam, yang artinya hasilnya akan membawamu pada ketidakbahagiaan.

    Perbuatannya bisa macam-macam, yang paling umum adalah selingkuh atau berhubungan seks dengan istri/suami orang. Yang pasti, tindakan seks yang tidak pantas bisa berbeda-beda sesuai tradisi dan budaya di tempat yang menjadi dasar berkembangnya tradisi Buddhis yang kita ikuti.

    Tentunya hal-hal seperti putus hubungan, dan status jomblo itu tidak datang dari langit. Jika kamu merasa tidak pernah melakukan tindakan seks yang tidak pantas selama hidupmu, sangat mungkin kamu pernah melakukannya di kehidupanmu yang lalu. Kalau tidak percaya, coba cek ke dalam diri, apakah kamu ada kecenderungannya seperti:

    • gampang bosan atau teralihkan ke orang lain saat pacaran atau
    • suka sama seseorang yang sudah punya pasangan.

    Jika ada tanda-tanda seperti itu, maka sangat mungkin kamu punya jejak-jejak melakukan tindakan seksual yang tidak pantas di kehidupan sebelumnya. Jika kecenderungan itu kamu biarkan, maka ini adalah akibat yang bisa kamu terima nantinya:

    1. terlahir sebagai binatang, hantu kelaparan, atau makhluk neraka: akibat yang matang sepenuhnya (atau menentukan alam kelahiran berikutnya),
    2. gampang berpisah dengan teman dan keluarga, punya pasangan yang tidak setia, hidup dalam kesendirian: ini akibat yang serupa dengan penyebabnya, karena saat kamu melakukan tindakan seksual yang tidak pantas, ada pihak lain yang dikecewakan sehingga akibatnya membuatmu merasakan kekecewaan yang sama,
    3. punya kecenderungan melakukan kembali tindakan seksual yang tidak pantas tersebut: ini juga akibat yang serupa penyebabnya. Orang-orang yang memiliki preferensi atau perilaku seksual menyimpang (misal: pedofil) adalah contoh nyata yang mengalami akibat ini,
    4. tinggal di lingkungan yang kotor dan berbau busuk: ini akibat yang menentukan lingkungan

    Jadi jomblo itu cuma satu dari sekian banyak hal yang kamu bisa alami akibat dari tindakan seksual yang tidak pantas. Mungkin setelah baca artikel ini kita bisa berpikir, “Untung cuma jomblo, gak kena karma yang lain-lain, hehehe…”, tapi jika kita tidak menjaga tubuh, ucapan, dan tindakan kita di kehidupan ini sesuai dengan Buddhadharma, bukan tidak mungkin kita bisa mengalaminya di kehidupan mendatang!

    Anyway, Bagaimana kamu menyikapi kondisimu sekarang sepenuhnya menjadi pilihanmu. Apakah kamu akan terus meratapi status jomblomu, atau kamu mengubah dirimu agar buah karma buruk ini tidak terjadi lagi? Solusinya ada di tanganmu karena jawaban dari pertanyaan “Buddha, kenapa aku jomblo?” ya, karena kamu. Iya kamu.

    Sumber: Pembebasan di Tangan Kita karya Phabongkha Rinpoche

    buddha buddhism dhamma dharma jalan karma jomblo karma lamrim lamrimnesia pancasila buddhis

    Website dan artikel ini dapat Anda baca berkat dukungan dari Dharma Patron, penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara.

    Jika Anda berkenan, kami mengundang Anda untuk bergabung sebagai Dharma Patriot melalui donasi rutin setiap bulan. Berapapun nominalnya akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia. Klik di sini atau hubungi Lamrimnesia Care (+6285 2112 2014 1).

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleAjahn Chah: Menjaga Sila itu Nggak Susah, Kok!
    Next Article Piagam Ashoka: Bukti Toleransi & HAM Bukan Hoax Bikinan Barat
    Redaksi Lamrimnesia

    Related Posts

    SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL

    Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”

    Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak

    1 Comment

    1. Pingback: “Saya Berjanji Melatih Diri Menghindari Tindakan Seksual yang Tidak Pantas” – Yakin Sudah Mempraktikkannya? • Lamrimnesia

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    March 21, 2023

    SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL

    March 20, 2023

    Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”

    March 17, 2023

    Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak

    Store
    © 2023 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.