Facebook Twitter Instagram
    Trending
    • Dalai Lama Membahas Kerukunan Beragama Dengan Cendekiawan Muslim
    • SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL
    • Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”
    • Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak
    • Bullying di Depan Mata. Apa yang kamu lakukan?
    • 23 Buku Dharma Sudah Bisa Dibaca di Scribd
    • Donasi untuk melestarikan dan mengembangkan Buddhadharma
    • Sing Penting Yakin
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Uncategorized » Ajahn Chah: Menjaga Sila itu Nggak Susah, Kok!

    Ajahn Chah: Menjaga Sila itu Nggak Susah, Kok!

    0
    By Redaksi Lamrimnesia on January 30, 2018 Uncategorized

    Pekan lalu kita belajar tentang akibat serta proses terjadinya tindakan mencuri, pelanggaran dari sila kedua dalam Pancasila Buddhis. Sekarang, yuk kita simak tips untuk menjaga sila tersebut!

    Oleh: AJAHN CHAH

    Sang Buddha mengajarkan bahwa menjaga sila tidaklah sulit jika Anda menjaga diri sendiri. Jika tindakan fisik atau ucapan Anda memunculkan sesuatu yang merugikan dalam bentuk apa pun, maka asalkan sikap berkesadaran sudah bersemayam, Anda akan mengenalinya. Anda akan tahu mana yang benar dan salah. Dengan cara inilah Anda menjaga sila Anda. Tubuh dan ucapan Anda bergantung pada Anda. Ini merupakan langkah pertama.

    Jika Anda dapat menjaga tindakan tubuh dan ucapan Anda, keduanya menjadi indah. Nyaman. Sikap, aktivitas, dan ucapan Anda indah seluruhnya. Keindahan semacam ini adalah keindahan yang muncul karena seseorang membentuk dan menempanya — seseorang yang selalu menjaga dan merenungkannya sepanjang waktu. Ini ibarat rumah kita, sala kita, pondok kita, serta lingkungan di sekitarnya. Jika ada seseorang yang menyapunya dan memeliharanya, mereka pun menjadi indah. Tidak kotor — karena ada orang yang mengurusnya. Karena dijaga oleh seseoranglah maka tempat itu menjadi indah.

    Sama halnya dengan tindakan tubuh dan ucapan kita; jika ada yang menjaganya, indahlah keduanya. Kejahatan, perbuatan cabul, dan hal-hal kotor takkan terwujud. Tindakan kita menjadi indah. Fidi-kalyāṇaṁ, majjhe-kalyāṇaṁ, pariyosāna-kalyāṇaṁ: Bermula dengan keindahan pada awalnya, indah pada semenjananya, indah pada penghujungnya. Merujuk pada apakah kondisi ini? 1] kebajikan; 2] konsentrasi; 3] kearifan. Semuanya indah. Semuanya bermula dengan menjadi indah pada awalnya. Jika permulaannya indah, maka indahlah semenjananya. Jika kita dapat mempraktikkan pengendalian diri dengan nyaman, selalu berhati-hati dan cermat sampai pada titik di mana pikiran kita telah terbiasa dengan tindakan menjaga segala hal dan mempraktikkan pengendalian diri, selalu berhasrat, selalu teguh, maka kualitas keteguhan dalam tugas dan dalam pengendalian diri ini punya nama yang berbeda. Ia dinamai “konsentrasi.”

    Kualitas dalam mempraktikkan pengendalian diri, selalu menjaga tubuh Anda, menjaga ucapan Anda, menjaga segala sesuatu yang akan muncul dengan cara ini; inilah yang disebut “kebajikan.” Kualitas untuk berteguh dalam pengendalian diri disebut sebagai sesuatu yang lain: “konsentrasi,” keteguhan dalam menetapkan pikiran. Teguh dalam keasyikan ini, teguh dalam keasyikan itu, selalu menahan diri. Ini disebut konsentrasi. Kadar konsentrasi ini bersifat eksternal, walaupun ada pula sisi internalnya. Pastikan Anda selalu memiliki konsentrasi. Hal ini harus menjadi keutamaan.

    Jika Anda berteguh dalam semua ini — jika Anda memiliki kebajikan dan konsentrasi — maka Anda pun memiliki kualitas untuk merenungkan apa yang benar dan apa yang salah. “Benarkah ini?” “Salahkah ini?” Pertanyaan-pertanyaan ini muncul bersama dengan keasyikan apa pun yang muncul di dalam pikiran: ketika penglihatan membuat kontak, ketika suara membuat kontak, ketika penciuman membuat kontak, ketika indra peraba membuat kontak, ketika gagasan membuat kontak. Si pencerap akan muncul, kadang bahagia, kadang sedih, kadang senang. Si pencerap tahu mana keasyikan yang baik, mana yang buruk. Anda akan dapat melihat segalanya. Jika Anda menahan diri, Anda akan dapat melihat semua yang timbul, demikian pula reaksi di dalam batin, di dalam si pencerap. Anda dapat merenungkannya. Karena Anda telah mempraktikkan pengendalian diri dan melaksanakannya dengan teguh, maka ketika apa pun melintas di dalamnya, reaksi yang berkenaan dengan tindakan fisik, ucapan, dan batin Anda akan tampak dengan sendirinya. Semua yang baik atau buruk, benar atau salah akan muncul. Dan ketika Anda memilih atau menentukan keasyikan yang tepat, inilah yang dinamai “selaput tipis kearifan.” Kearifan ini akan muncul di dalam hati Anda. Inilah yang disebut kebajikan, konsentrasi, dan kearifan sekaligus. Demikianlah mereka pertama-tama muncul.

    Sumber: https://buddhismnow.com/2016/04/12/the-precepts-isnt-hard-by-ajahn-chah/
    Diterjemahkan oleh Glanto Widianto dan disunting oleh Stanley Khu.

    Website dan artikel ini dapat Anda baca berkat dukungan dari Dharma Patron, penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara.

    Jika Anda berkenan, kami mengundang Anda untuk bergabung sebagai Dharma Patriot melalui donasi rutin setiap bulan. Berapapun nominalnya akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia. Klik di sini atau hubungi Lamrimnesia Care (+6285 2112 2014 1).

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticlePercuma Susah-Susah Cari Duit Kalau Kamu Masih Melakukan Hal Ini – Jalan Lengkap Karma Mencuri
    Next Article Buddha, Kenapa Aku Jomblo?
    Redaksi Lamrimnesia

    Related Posts

    Dalai Lama Membahas Kerukunan Beragama Dengan Cendekiawan Muslim

    SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL

    Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    March 25, 2023

    Dalai Lama Membahas Kerukunan Beragama Dengan Cendekiawan Muslim

    March 21, 2023

    SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL

    March 20, 2023

    Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”

    Store
    © 2023 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.