Facebook Twitter Instagram
    Trending
    • SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL
    • Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”
    • Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak
    • Bullying di Depan Mata. Apa yang kamu lakukan?
    • 23 Buku Dharma Sudah Bisa Dibaca di Scribd
    • Donasi untuk melestarikan dan mengembangkan Buddhadharma
    • Sing Penting Yakin
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya–Triwulan Keempat Tahun 2022
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Wacana » Berita » Indonesia Lamrim Retreat 2016: “Jatuh Cinta”-lah pada Guru Spiritual
    Persembahan dupa untuk mengundang Buddha dan rombongannya dalam 6 Praktik Pendahuluan

    Indonesia Lamrim Retreat 2016: “Jatuh Cinta”-lah pada Guru Spiritual

    0
    By Redaksi Lamrimnesia on December 30, 2016 Berita, Wacana

    29 DESEMBER 2016—Seperti hari-hari sebelumnya, Biksu Bhadraruci kembali mengajak kita merenung di awal hari keenam Indonesia Lamrim Retreat 2016. Sebagian besar hidup kita gunakan untuk bekerja dan mengejar cita-cita. Tentu banyak orang-orang yang pekerjaannya dapat membantu orang lain, tapi tidak sedikit juga yang bekerja mati-matian hanya demi mengumpulkan harta materi saja. berguna atau tidakkah kerja yang kita lakukan selama ini? Kalau begitu, apa definisi ‘berguna’? Di sini, sesuatu yang berguna adalah sesuatu yang bisa kita bawa ke kehidupan selanjutnya setelah mati nanti. Barang apa pun yang tak memenuhi kriteria ini tak bisa dikatakan ‘berguna’, biarpun mungkin tak salah.

    Persembahan dupa untuk mengundang Buddha dan rombongannya dalam 6 Praktik Pendahuluan
    Persembahan dupa untuk mengundang Buddha dan rombongannya dalam 6 Praktik Pendahuluan

    Bagaimana cara kita memastikan bahwa kita selalu mengerjakan sesuatu yang berguna? Satu-satunya cara adalah dengan bertumpu pada guru spiritual. Bisakah kita tidak bertumpu pada guru spiritual dan mengandalkan diri sendiri? Tentu saja bisa. Namun, kalau begitu ceritanya, kita tentu sudah mencapai tingkatan Arhat, dan seorang Arhat tak perlu lagi susah-payah menyimak ajaran. Faktanya, Buddha historis, yakni Buddha Shakyamuni, sudah lama pergi dari dunia ini. Seorang Arhat bisa menjaga diri sendiri, sehingga kita tak perlu mengacuhkan mereka. Namun, menyangkut makhluk biasa seperti kita yang tak mampu mengandalkan diri sendiri, siapa lagi yang bisa kita andalkan? Dengan demikian, suka atau tidak suka, tak ada sosok selain guru spiritual yang bisa menolong kita.

    Di hari sebelumnya telah dibahas peran seorang guru spiritual dalam hidup kita, yaitu ibarat dokter yang mengobati sakit yang kita alami akibat berbagai emosi negatif. Guru juga ibarat pilot yang mengantarkan kita ke kebahagiaan sejati, yang harus kita yakini sepenuhnya karena pada beliaulah nyawa kita bergantung. Hari ini Biksu Bhadraruci menjelaskan lebih lanjut bagaimana caranya bertumpu dengan baik dan benar pada seorang guru spiritual.

    Lukisan Avalokitesvara Sebelas Wajah Seribu Tangan yang terbuat dari bahan wayang kulit
    Lukisan Avalokitesvara Sebelas Wajah Seribu Tangan yang terbuat dari bahan wayang kulit

    Bertumpu pada guru spiritual tidak berbeda jauh dengan jatuh cinta. Ketika seseorang sedang jatuh cinta, ia melihat pasangannya dalam segala kesempurnaan yang mungkin tak dimiliki oleh si pasangan. Semua kualitas baik si pasangan dilebih-lebihkan, atau lebih tepatnya diutamakan dan difokuskan. Di sisi lain, semua kualitas buruknya, seberapa kentara pun kelihatannya, pura-pura diabaikan atau tak dilihat. Apakah ini keliru? Tentu tidak. Namanya saja orang sudah jatuh cinta. Memang demikianlah hakikat dari mencintai. Pasangan kita bisa saja bertubuh gemuk, pemarah, atau pencemburu, tapi seseorang yang sedang jatuh cinta tampaknya baik-baik saja dengan semua kekurangan tersebut. Seiring berjalannya waktu, ketika kita sudah semakin terbiasa dengan semua kekurangan ini, kualitas negatif yang ada pun berangsur-angsur memudar sampai menjadi tak ada.

    Begitu pula setelah kita memutuskan untuk berguru, kita harus mengembangkan keyakinan pada guru dengan fokus pada kualitas-kualitas baik beliau. Tidak hanya itu, kita haruslah bisa memandang beliau sebagai seorang Buddha. Sama halnya dengan yang pernah dibahas sebelumnya tentang berkah yang kita terima dari Sang Buddha sebanding dengan sebesar apa keyakinan kita terhadap-Nya, berkah berupa realisasi Dharma yang akan kita terima dari guru spiritual juga sebanding dengan bagaimana kita memandangnya. Untuk hasil maksimum, kita harus bisa memandang guru spiritual sebagai seorang Buddha sehingga berkah yang kita terima juga sebesar itu.

    Pelajar, mahasiswa dan profesional muda berkumpul dan menemukan cara menjadi bahagia di Indonesia Lamrim Retreat 2016
    Pelajar, mahasiswa dan profesional muda berkumpul dan menemukan cara menjadi bahagia di Indonesia Lamrim Retreat 2016

    Ada alasan-alasan logis yang mengukuhkan fakta bahwa guru spiritual sesungguhnya adalah jelmaan dari pada Buddha, antara lain

    1. Buddha sendiri mengatakan bahwa di zaman kemerosotan, beliau akan hadir dan mengajar dalam wujud-guru yang tampak belum matang secara spiritual,
    2. Guru adalah wakil dari para Buddha dalam menjalankan aktivitas Buddha, yaitu mengajarkan Dharma agar kita dapat mencapai kebahagiaan,
    3. Hingga sekarang para Buddha dan Bodhisatwa masih bekerja untuk kebahagiaan semua makhluk, salah satu caranya adalah mengajari kita via seorang guru spiritual lain;
    4. Persepsi kita tidak bisa diandalkan.

    Khusus untuk poin keempat, ada banyak sekali contoh yang bisa kita lihat. Namun, jika kita tidak cukup memiliki karma baik, Kita tidak bisa bertemu Buddha yang tingkatannya amatlah jauh dari kita. Kita tidak bisa menjalin ataupun kecocokan karena berbeda zaman. Cara kita mempersepsi segala sensasi indera sangat bergantung pada karma dan klesha yang kita miliki. Barang yang biasa saja bisa tampak bagus atau jelek tergantung pada karma kita. Sama halnya dengan melihat guru spiritual dalam tubuh manusia yang memiliki segala kekurangan. Sesungguhnya Sang Guru sedang dengan mahir merefleksikan kekurangan yang kita sendiri miliki. Kita harus memperbaiki persepsi itu dalam diri kita hingga mampu melihat guru tak bercela dan merenungkan kebaikan hati beliau yang memungut kita dari bawah tumpukan abu di api neraka.Dengan begitu, kita bisa dengan sepenuh hati menerima dan menjalankan Dharma yang beliau ajarkan sehingga kebahagiaan di kehidupan mendatang hingga akhirnya pencerahan dapat kita capai.

    Teman-teman yang ingin menyaksikan namun tidak bisa menghadiri acara dapat menyaksikan Livestreaming via buddhayana.tv
    Untuk mendapatkan akses dan info jadwal, hubungi:
    Sapta: 08984811450
    Aprianti: 085375242326

    indonesia lamrim retreat

    Website dan artikel ini dapat Anda baca berkat dukungan dari Dharma Patron, penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara.

    Jika Anda berkenan, kami mengundang Anda untuk bergabung sebagai Dharma Patriot melalui donasi rutin setiap bulan. Berapapun nominalnya akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia. Klik di sini atau hubungi Lamrimnesia Care (+6285 2112 2014 1).

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleIndonesia Lamrim Retreat 2016: Guru Spiritual, Pilot Kehidupan dalam Dharma
    Next Article Indonesia Lamrim Retreat 2016: Makna Berlindung: Bisakah Buddha Menolong Kita?
    Redaksi Lamrimnesia

    Related Posts

    Indonesia Lamrim Retreat 2016: Melatih Batin, Resolusi di Tahun Baru

    Indonesia Lamrim Retreat 2016: Kiat-Kiat Pencerahan Sempurna

    Indonesia Lamrim Retreat 2016: Makna Berlindung: Bisakah Buddha Menolong Kita?

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    March 21, 2023

    SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL

    March 20, 2023

    Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”

    March 17, 2023

    Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak

    Store
    © 2023 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.