Facebook Twitter Instagram
    Trending
    • SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL
    • Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”
    • Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak
    • Bullying di Depan Mata. Apa yang kamu lakukan?
    • 23 Buku Dharma Sudah Bisa Dibaca di Scribd
    • Donasi untuk melestarikan dan mengembangkan Buddhadharma
    • Sing Penting Yakin
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya–Triwulan Keempat Tahun 2022
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Wacana » Berita » Kenang-Kenangan Bung Hatta

    Kenang-Kenangan Bung Hatta

    0
    By Redaksi Lamrimnesia on August 12, 2016 Berita

    bung_hatta

    Oleh: Basuki

    Sore itu seorang lelaki ngomel tidak jelas didepan teras rumah. Beliau nampak kebingungan, dikarenakan atasannya meminta untuk mengembalikan uang, sementara yang dituju juga menolak menerima uang tersebut. Kira-kira itulah yang dirasakan oleh Wangsa Widjaja selaku seketraris Mohammad Hatta saat itu, bingung dan sedikit jengkel. Cerita bermula dari ketika Hatta mendapatkan uang pengobatan dari pemerintah untuk berobat keluar negeri, sepulangnya Hatta menghitung dan masih terdapat sisa uang Negara, jadi Hatta meminta sekretarisnya untuk mengembalikan ke sekretaris Negara (Setneg). Setneg merasa aneh untuk menerimanya sehingga menolak dan meminta agar uang dikembalikan kepada Hatta, dilain pihak Hatta juga bersikeras bahwa uang itu harus kembali kepada Negara.

    Yah, itu lah sepenggal cerita bagaimana Mohammad Hatta sangat displin dan tegas terhadap keuangan Negara. Kelak beberapa tahun setelah itu, Hatta harus mengajukan surat keterangan tidak mampu bayar ketika ada tagihan listrik dan pbb dikarenakan uang pensiunan wakil presiden tidak mencukupinya. Mohammad Hatta dengan jelas berprinsip teguh untuk tidak mengambil yang bukan haknya, dan dengan tegas menentang korupsi, beliau berpendapat “Sikap manusia sepadan dengan caranya mencari makan”.

    Terlahir dengan nama Mohammad Athar pada 12 Agustus 1902, Hatta kecil sudah menunjukkan kecintaannya pada buku, dan displin dalam hidup. Beliau pernah menangis berhari-hari ketika tahu buku tulis barunya sudah dipakai pamannya tanpa minta izin terlebih dahulu. Ketika pamannya membelikan buku tulis baru sebagai permintaan maaf, beliau menolak untuk menggunakannnya, bagi Hatta kecil prinsip yang sudah dilanggar tidaklah bisa tergantikan.

    “Selama dengan buku, kalian boleh memenjarakanku dimana saja, karena dengan buku aku merasa bebas”, itulah pesan Hatta kepada pemerintah Kolonial Belanda. Pernah suatu ketika Hatta diasingkan di Digul-Papua, karena Hatta memperkirakan akan berlangsung 10 tahun, maka Hatta mempersiapkan banyak buku untuk dibaca selama di pengasingan. Pemerintahan kolonial pada waktu itu perlu menyiapkan dua peti sangat besar hanya untuk membawa koleksi buku-buku Hatta, sedangkan untuk keperluan pribadinya, Hatta hanya perlu tas berukuran biasa. Bagi Hatta “membaca tanpa merenung adalah bagaikan makan tanpa dicerna” oleh karena itu Hatta bisa saja membaca satu buku beberapa kali, bila dirasa oleh beliau buku tersebut kurang untuk direnungkan secara seksama.

    Warisan yang ditinggalkan oleh Hatta untuk bangsa ini lebih berupa pendidikan karakter manusia Indonesia dan prinsip ekonomi gotong royong. Pendidikan karakter jelas dapat kita lihat bagaimana Hatta menjunjung tinggi integritas, dan displin waktu serta menentang dengan keras segala bentuk korupsi, walaupun ada beberapa orang mengatakan hal tersebut bisa dimaklumi. Contohnya adalah suatu ketika ibunda Hatta yang sudah berpindah ke Sukabumi sedang sakit dan perlu dibawa ke rumah sakit lebih besar di Jakarta, satu-satunya kendaraan yang tersedia bagi Hatta saat itu adalah mobil kepresidenan-nya. Hatta bersikeras agar tidak menggunakan mobil dinas tersebut, melainkan biar pamannya saja yang memiliki mobil yang menjemput ibunya. Seluruh keluarga berusaha menyakinkan bahwa hal itu tidak apa-apa dan rakyat akan memakluminya, namun tidak dengan Hatta. Bagi Hatta penggunaan mobil dinas untuk kepentingan pribadi walaupun itu bisa dimaklumi, tetaplah suatu pelanggaran moral yang berat.

    Prinsip ekonomi yang dimiliki oleh Hatta juga merupakan bukti kecerdasan beliau. Ekonomi gotong royong yang menjadi trend saat ini juga tidak terlepas dari pemikiran beliau. Menurut Hatta, orang tidaklah harus menjadi pemilik untuk menjadi sejahtera, orang tidaklah harus menjadi kapitalis agar bisa sejahtera. Semua bisa diatasi dengan adanya prinsip ekonomi gotong royong. Sebagia contohnya lihat bagaimana amarda taksi online berjaya dan berkembang, namun sebenarnya mereka sendiri tidak memiliki satupun taksi. Begitu juga dengan beberapa bentuk jasa penginapan yang sebenarnya tidak memiliki satupun atap dibangunan tersebut, namun tetap sukses dan bahkan mulai menjamur dimana-mana. Itu hanya segelintir contoh dari prinsip ekonomi pemikiran Hatta kurang lebih 50 tahun yang lalu. Bisa kita lihat betapa visionernya beliau saat itu.

    Bagi sebagian orang memang nama Hatta akan tenggelam dibalik Soekarno, namun jangan salah Soekarno sendiri pernah menghardik Aidit ketika Aidit berusaha mengecilkan peran Hatta. Hatta tidak lain ada untuk melengkapi Soekarno dalam mendirikan dan membangun fondasi Negara ini. Soekarno pun hadir untuk melengkapi Hatta, sehingga selamanya Dwitunggal tidak-lah terpisahkan. Bahkan ketika Hatta sudah berhenti dari jabatannya, beliau tetap membantu Soekarno melalui tulisannya di berbagai media. Terakhir mari kita renungkan kalimat dari Hatta berikut, yang ditujukan kepad kita semua generasi muda saat ini: “Hanya satu tanah yang menjadi tanah airku, dia tumbuh dengan perbuatan dan perbuatan itu adalah perbuatanku”
    Dirgahayu Bung Hatta, 12 Agustus

    Bapak bangsa Dirgahayu Hatta

    Website dan artikel ini dapat Anda baca berkat dukungan dari Dharma Patron, penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara.

    Jika Anda berkenan, kami mengundang Anda untuk bergabung sebagai Dharma Patriot melalui donasi rutin setiap bulan. Berapapun nominalnya akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia. Klik di sini atau hubungi Lamrimnesia Care (+6285 2112 2014 1).

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleAyo Rayakan Kembali Ajaran Leluhur!
    Next Article Roadshow Jataka Mala @ Sekolah Candra Naya
    Redaksi Lamrimnesia

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    March 21, 2023

    SELAMAT HARI ANTIDISKRIMINASI RASIAL INTERNASIONAL

    March 20, 2023

    Analisis Klesha di Balik Film “The Glory”

    March 17, 2023

    Bystander Effect, Di Balik Bullying yang Semakin Marak

    Store
    © 2023 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.