Senin (23/12/2024) – Hari ketiga Mahapranidhana Puja diisi dengan Puja Persembahan Empat Mandala kepada Tara, Persembahan 100.000 Gaņacakra kepada Śrī Heruka Cakrasamvara, dan pembangkitan motivasi bersama Y.M. Biksu Bhadra Ruci. Dengan ini, rampung sudah tiga hari Mahapranidhana Puja yang mengawali Indonesia Lamrim Retreat 2024 di Prasadha Jinarakkhita, Jakarta Barat.
Sesi motivasi diawali dengan film dokumenter tentang orang-orang yang mengalami penderitaan dan menjadi “sembuh” berkat Guru spiritual dan Buddhadharma. Y.M. Biksu Bhadra Ruci yang akrab disapa ‘Suhu’ kemudian membuka sesi dengan mengungkap bagaimana umat Buddha cenderung menghindar dari topik-topik yang dianggap “tidak menyenangkan”, termasuk ajaran Buddha tentang Kebenaran Arya pertama yang menyatakan bahwa hidup adalah penderitaan.
“Tidak ada yang mau melihat dirinya sebagai pasien dan datang mencari obat,” terang Beliau. Padahal, menyadari bahwa diri ini “sakit” adalah langkah awal untuk “sembuh”. Dengan kata lain, kita baru bisa merasakan manfaat Dharma kalau kita merasa butuh. Menyadari diri ini sebagai pasien juga merupakan langkah pertama dari cara mendengarkan Dharma yang dijelaskan dalam Lamrim (Tahapan Jalan Menuju Pencerahan).
“Untuk jadi merasa pasien itu juga butuh suatu cara. Tidak bisa ujug-ujug. Kamu harus mampu membangkitkan diri, mampu menyadari, mau mengakui kalau banyak hal yang tidak beres di batinku seperti ini, maka mampu jujur mengakui: ‘Ya, saya masih buruk, saya butuh perbaiki’,” kita-kita demikian penjelasan Y.M. Suhu.
“Saya menyadari saya masih egois, masih kikir, masih sombong. Untuk (menyadari) itu, butuh keberanian. Tidak semua orang bisa melihat. Sudah lihat, tapi tidak semua orang mau mengakui.”
Masih berhubungan dengan cara menjadi pasien dan memperoleh obat Dharma,Y.M. Suhu juga menghimbau seluruh peserta untuk sepenuhnya hadir dalam Indonesia Lamrim Retreat dengan duduk diam, mendengarkan, dan mengaitkan apa yang didengar dengan diri sendiri agar mendapatkan manfaat penuh dari kegiatan ini. Kita perlu mempersiapkan diri menjadi ibarat tong besar yang bersih dan terbuka untuk menampung hujan berkah Dharma yang akan dilimpahkan.
“Berdoalah sungguh-sungguh bahwa ‘saya ingin menerima berkah besar. Bantulah saya’,” pesan Y.M. Suhu, “Kalau saya tidak memahami diri saya sendiri, siapa yang bisa bantu selain Buddha?”
Selain mendorong peserta untuk membangkitkan motivasi yang tepat dalam mengikuti pengajaran Dharma, Y.M. Suhu juga mengisahkan tradisi pembelajaran Dharma rutin yang dimulai oleh Guru Dagpo Rinpoche. Khususnya, Beliau menjelaskan betapa Rinpoche konsisten berjuang agar Buddhadharma bisa kembali ke Indonesia. Salah satu karya besar Rinpoche adalah pembentukan Sangha tradisi Mulasarwastiwada yang memastikan keberlanjutan Buddhadharma di Indonesia. Puja Persembahan Gaņacakra kepada Heruka yang digelar megah dengan persembahan lengkap dan lantunan merdu dalam bahasa Indonesia seperti tadi bisa ada berkat Guru Dagpo Rinpoche.
Masih terbuka kesempatan untuk menutup tahun yang lalu dengan kebajikan dan membuka tahun baru dengan harapan akan perubahan di Mahapranidhana Puja & Indonesia Lamrim Retreat 2024, 20 Desember 2024–1 Januari 2025, di Prasadha Jinarakkhita, Jakarta Barat. Narahubung: Lamrimnesia Event +62 852-1122-0149
Informasi terbaru mengenai kegiatan ini dapat diikuti di Instagram lamrimnesia & lamrimretreatid.