“Orang bodoh tidak memuji kemurahan hati. Akan tetapi orang bijaksana senang dalam memberi, dan karenanya ia akan bergembira di alam berikutnya”. (Dhammapada, Loka Vagga Syair 177).
Mengapa memberi Dharma adalah bentuk tertinggi dari praktik berdana? Karena praktik berdana Dharma bisa membebaskan kita dari samsara dan mencapai Nibbana, sedangkan praktik memberi materi dan membebaskan dari rasa takut hanya memberikan manfaat yang sementara.
Lalu bagaimana kita mempraktikkan Dana Dharma yang tertinggi ini? Bagaimana kalau kita tidak punya kemampuan untuk mengajarkan Dharma? Berdana Dharma tidak harus dilakukan dengan mengajarkan Dharma. Segala hal yang berkaitan dengan tujuan untuk menyebarkan Dharma adalah Dana Dharma. Salah satu contohnya adalah dengan berdana Buku Dharma. Kalau kita berdana 100 buku Dharma, dan buku ini dibaca oleh 100 umat Buddha, maka manfaat Dana Dharma kita akan menjadi luar biasa.
Bayangkan karma baik yang akan diperoleh setelah umat membaca buku Dharma menjadi termotivasi untuk menambah perbuatan baik seperti suka berbagi dan menyayangi makhluk hidup. Apabila anak-anak Buddhis Indonesia juga turut membaca buku Dharma, mereka akan tumbuh menjadi pribadi Buddhis yang baik.
—
Pada Waisak tahun ini, Lamrimnesia bekerja sama dengan Ikatan Pembina Gelanggang Anak Buddhis Indonesia (IPGABI) membuka kesempatan untuk berbagi Dharma dengan anak-anak Buddhis se-Indonesia!
Laporan Waisak Dana Lamrimnesia:
Sarwa Manggalam,
Call Center Lamrimnesia
hp/wa: +62812 2281 6044
fb: Lamrimnesia
Ig: @Lamrimnesia & @Lamrimnesiastore