Oleh Junarsih
Organisasi Vidyasena Vihara Vidyaloka adalah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan dan melestarikan Dhamma yang berlokasi di Yogyakarta. Ulang tahunnya yang ke-34 baru saja dirayakan dengan penyelenggaraan talk show via aplikasi Zoom & Youtube Live pada Sabtu, 20 Maret 2021 lalu dengan mengusung tema “Paving The Way with Dhamma”. Acara ini dimoderatori oleh Aryavamsa Frengky dengan narasumber Y.M. Bhikkhu Jotidhammo Mahathera yang merupakan Kepala Vihara Vidyaloka sekaligus penasihat Vidyasena.
Sebelum masuk pada talk show, pendiri Vidyasena sekaligus Ketua Umum Magabudhi, Pandita Dharmanadi Chandra menjelaskan terlebih dahulu perihal sejarah Vidyasena.
Sejarah Vidyasena
“Sekitar 36 tahun lalu, pertama kali saya mulai aktif di salah satu organisasi Buddhis,” tutur Dharmanadi Chandra.
Beliau menceritakan bahwa mahasiswa Buddhis tentunya harus memahami tentang Dharma dan agama Buddha. Selama di Yogyakarta, Beliau belajar banyak hal dan berdiskusi dengan Bambang Pratiknyo, ketua organisasi Buddhadhamma Study Group Yogyakarta. Saat itu, Vihara Vidyaloka sepi. Waktu kebaktian setiap hari Rabu, yang datang hanya orang tua. Lalu Beliau berdiskusi dengan Bambang Pratiknyo dan mendirikan organisasi Vidyasena supaya vihara tersebut ramai dengan mengubah kebaktian menjadi hari Minggu supaya anak muda khususnya para mahasiswa juga datang. Vidyasena pun memiliki makna yang sangat indah. Vidya artinya pengetahuan dan sena artinya prajurit. Jadi, Vidyasena adalah prajurit yang punya pengetahuan baik tentang Dharma.
Harapan Dharmanadi kepada alumni Vidyasena yang telah belajar public speaking dan juga kepemimpinan adalah semoga mereka bisa menjadi Dhammaduta bagi diri sendiri dan juga orang lain. Atau bahkan kalau bisa ada yang menjadi anggota Sangha. Hingga saat ini, sudah ada satu alumni Vidyasena yang menjadi biksu. Kalaupun nantinya alumni tidak menjadi Dhammaduta ataupun anggota Sangha, setidaknya mereka bisa membangun keluarga yang baik untuk mengembangkan Buddhadharma.
Ucapan Ulang Tahun dari Y.M. Bhikkhu Pannavaro Mahathera
Y.M. Bhikkhu Pannavaro Mahathera juga turut menyampaikan selamat ulang tahun untuk Vidyasena.
“Pesan saya, jadikan Vidyasena ini, baik para pengurus, para anggota, demikian juga para alumni sebagai saran untuk mengerti, untuk mendalami, untuk memperkuat keyakinan Anda sekalian dalam membangun karakter yang kuat menghadapi kehidupan ini, mengarungi kehidupan ini, sekarang dan juga kemudian,” tutur Y.M. Bhikkhu Pannavaro.
Siapapun yang pernah tergabung dalam Vidyasena hendaknya bisa mengembangkan diri dengan bekal ilmu pengetahuan dan juga keterampilan untuk membangun karakter. Tapi tidak hanya dengan dua bekal tersebut kita bisa mengarungi kehidupan. Bekal keyakinan terhadap Dharma juga penting agar bisa menghadapi tantangan kehidupan yang tidak bisa dihindari setiap orang. Salah satu tantangan ini adalah karma kita sendiri. Kalau tidak dengan Dharma, mau dengan apa lagi kita menghadapi karma diri sendiri?
Paving The Way with Dhamma
“Paving The Way with Dhamma itu memadatkan, mengokohkan jalan hidupnya dengan Dhamma,” tutur Y.M. Bhikkhu Jotidhammo.
Bhikkhu Jotidhammo lebih lanjut menjelaskan bahwa manusia hidup punya tujuan masing-masing, misal ingin jadi pebisnis yang sukses, punya organisasi Buddhis, ataupun tujuan hidup lainnya. Tujuan hidup tersebut bisa dicapai kalau kita punya ilmu pengetahuan dan keterampilan. Tapi, di samping dua hal tersebut, kita juga memerlukan Dharma sebagai pedoman untuk meraih tujuan itu.
“Saat hidup kita dalam keadaan sulit, ada masalah, ada persoalan-persoalan, ya di sini membutuhkan yang namanya paving the way with Dhamma itu,” imbuh Y.M. Bhikkhu Jotidhammo.
Hidup kita pasti selalu ada masalah, baik dengan diri sendiri ataupun orang lain. Misal saat bekerja kita dituntut untuk memenuhi target perusahaan. Bisa juga kita berhadapan dengan segala macam kendala saat kita ingin membuat sebuah organisasi. Saat itulah kita pasti merasakan tekanan, stres, dan sulit mengontrol emosi. Pada keadaan ini kita bukan hanya memerlukan ilmu pengetahuan umum ataupun keterampilan, tapi butuh Dhamma untuk mengokohkan jalan hidup kita.
Dharma membuat kita bisa berpikir jernih sehingga bisa menyadari bahwa hukum karma itu ada, segala sesuatu pasti ada sebab dan akibatnya. Kita tidak mungkin akan marah kalau tidak ada penyebabnya. Kalau tiba-tiba marah tanpa sebab, bisa jadi bukan karena sebab saat itu, tapi sebab di kehidupan sebelumnya. Ketika kita sudah tahu bahwa amarah ada penyebabnya, maka kita bisa mengendalikannya dengan merenungkan bahwa marah hanya akan membawa penderitaan dalam diri. Kita pun akan belajar mengendalikannya sebagai wujud dari praktik Dhamma.
Dharma tidak hanya dipraktikkan saat hidup kita dalam masalah, tapi juga ketika kita bahagia. Jangan sampai saat bahagia kita hanya mementingkan diri sendiri. Kita justru harus memikirkan orang lain. Kalau ada orang tidak bisa memperoleh makanan, setidaknya kita bisa membantunya dengan memberi makanan. Kalau ada orang kehujanan, berilah payung atau jas hujan. Kalau ada kucing di tengah jalan, sebaiknya dipinggirkan supaya tidak tertabrak kendaraan.
“Jangan sampai kita tidak menggunakan Dharma,” tutur Y.M. Bhikkhu Jotidhammo.
Ini adalah pernyataan yang membuat kita harus sadar bahwa Dharma adalah pedoman hidup paling baik untuk kita sebagai umat Buddha. Oleh sebab itu, kita pun harus melestarikan Dhamma sebagai penguat jalan hidup kita dengan berbagai cara dan mengabdikan diri untuk banyak makhluk. Pengabdian ini bisa semakin memperkuat keyakinan kita pada Dharma. Ada banyak hal yang bisa dilakukan, misal mengajar anak muda agar mengenal Dharma untuk menjadi Dharmaduta, mengajarkan agama Buddha di pendidikan formal, menyebarkan buku Dharma, membuat serta turut gabung dalam organisasi Dharma, membuat website yang membahas Dharma, atau bahkan bila situasi, kondisi, serta karma mendukung, kita bisa turut menjadi anggota Sangha.
Kesimpulan
Dalam hidupnya, manusia punya tujuan masing-masing. Sayangnya, kehidupan kita terus berubah dan tidak mudah diterka. Ilmu pengetahuan umum dan juga keterampilan tidaklah cukup untuk mengisi kehidupan yang tak pasti ini. Oleh sebab itu, kita membutuhkan pedoman untuk membawa diri selalu dalam keadaan yang bahagia ketika sedang susah, tidak angkuh ketika sedang bahagia, dan membantu menghadapi kehidupan yang akan datang. Pedoman hidup ini adalah Dharma. Dharma ini jugalah yang harus dipraktikkan dan juga dilestarikan oleh kita sebagai generasi muda. Semoga setelah Talk Show “Paving The Way with Dhamma” ini, kita semakin mengokohkan jalan hidup dengan Dharma baik dalam keadaan bahagia atau menderita.
Rekaman acara: Perayaan HUT Vidyāsenā Vihāra Vidyāloka ke-34 : Talkshow “Paving The Way With Dhamma”
Mau mengisi hidupmu dengan berkarya buat Dharma? Yuk melestarikan Dharma bareng Dharma Patriot Lamrimnesia! Langsung aja hubungi Call Center Lamrimnesia di +62812 2281 6044 buat daftar atau tanya-tanya 😀