oleh BESTRELOAD
Ucapan tak berguna merupakan salah satu dari 10 jalan karma hitam (Dasa Akusala Kammapatha) dalam Buddhadharma. Walaupun secara tingkat beratnya merupakan yang paling ringan dibandingkan 3 karma buruk ucapan yang lain (berbohong, ucapan memecah belah, ucapan kasar), tapi jika dilakukan secara sering, berulang-ulang dan tanpa rasa menyesal, maka hasil karmanya juga bisa sangat berat. Nah, bahayanya, dibadingkan dengan tiga karma ucapan lainnya, ucapan tak berguna merupakan karma yang mungkin paling sering kita lakukan. Karena itu, mari kita cari tahu apa saja sih yang termasuk dalam ucapan tidak berguna dan apa yang membuat jalan karmanya menjadi lengkap!
Sama seperti karma-karma lain pada umumnya, jalan karma lengkap ucapan tak berguna juga terdiri atas 4 aspek:
- Dasar: landasan utama dari ucapan yang tak berguna adalah membicarakan topik apapun yang tidak berarti. Dalam “Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan” (Lamrim Chenmo) karya Je Tsongkhapa, tujuh dasar dari (definisi) ucapan tak berguna adalah:
- pembicaraan tentang perkelahian, mencari-cari kesalahan, pertikaian, dan pemecahbelahan,
- melafalkan teks yang bertentangan dengan Dharma,
- ungkapan ketidakberdayaan, meratap, meraung-raung, atau galau,
- pembicaraan tentang candaan, pertunjukkan, hiburan, atau kesenangan,
- pembicaraan tentang berita yang menggemparkan seperti berita tentang raja-raja, menteri, negara, dan pencuri,
- berbicara seperti orang yang mabuk atau orang gila,
- berbicara tentang seseorang yang mempertahankan mata pencaharian yang salah.
*Ditambahkan juga bahwa esensi poin-poin di atas adalah ucapan yang tak berkaitan, tak spiritual, tak bermakna, bercampur aduk, memancing munculnya klesha, dan diucapkan dalam kondisi tidak sadar, misalnya diucapkan sambal tertawa, bernyanyi, atau menonton, dan sejenisnya.
- Pemikiran:
– Identifikasi: memikirkan suatu topik yang ingin dibicarakan, tidak peduli apakah ada objek yang mendengarkan pembicaraan kita atau tidak.
– Motivasi: keinginan untuk mengucapkan atau membicarakan hal tersebut.
– Klesha: didasari oleh kemelekatan, kebencian, atau kebodohan/ketidaktahuan. - Tindakan: melontarkan ucapan tak berguna. Di zaman sekarang, media pembicaraan bisa melalui lisan atau tulisan, tulisan bisa berbentuk chat, post, dan pernyataan-pernyataan melalui surat atau media elektronik.
- Penyelesaian: hal yang ingin kita ungkapkan telah selesai diucapkan/dilontarkan.
Bagaimana jika ucapan kita termasuk kategori ucapan tak berguna, akan tetapi dilakukan untuk maksud-maksud tertentu, misalnya menghibur orang lain atau agar suasana tidak kaku?
Untuk kasus-kasus tersebut, ucapan tidak berguna masih boleh diucapkan karena memiliki tujuan dan maksud yang baik. Namun, tetap saja kita tidak boleh berlarut-larut pada topik tersebut. Jalan karma pada kasus-kasus tersebut termasuk karma ucapan tak berguna yang tidak lengkap karena karena kita tidak bicara atas dasar klesha yaitu kemelekatan, kebencian, dan ketidaktahuan.
Jadi, bagaimana untuk menjaga agar kita tidak melakukan karma ucapan tak berguna ini? Sang Buddha mengajarkan kita untuk mengembangkan sikap mawas diri, terutama saat berbicara. Artinya kita harus berlatih untuk berpikir matang-matang sebelum berucap. Ini juga berlaku bagi karma buruk ucapan yang lain. Sebagai langkah pertama dalam latihan kita, sebisa mungkin kita harus menjaga motivasi di balik setiap ucapan kita agar tak tercemar oleh klesha.
Sumber:
“Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan” (Lamrim Chenmo) oleh Je Tsongkhapa
“Karma” oleh Dagpo Rinpoche