oleh: Samantachandra
Doa dedikasi membawa banyak manfaat, antara lain menginspirasi kita untuk lebih berusaha mencapai tujuan, mengarahkan buah karma baik, melimpahkan jasa ke orang lain, dan bentuk praktik berbagai topik ajaran Buddha. Di sisi lain, ada stigma dalam masyarakat modern (khususnya penganut paham positivisme yang berkembang di barat) yang menganggap doa sebagai takhayul, tindakan ‘mengemis berkah’ tanpa mau usaha. Doa dedikasi bukanlah doa yang seperti itu. Lantas, bagaimana cara membedakan doa dedikasi kita dari doa yang sekedar meminta-minta?
Dalam kitab lamrim “Pembebasan di Tangan Kita” karya Phabongkha Rinpoche, ada tiga cara utama untuk mendedikasikan kebajikan:
- berdoa agar ajaran Buddha berkembang dalam batin kita dan batin makhluk lain,
- berdoa agar kita dijaga oleh seorang guru spiritual dalam semua kehidupan kita yang akan datang,
- berdoa agar kita bisa mencapai pencerahan sempurna.
Ketika mempraktikkan dedikasi, kamu haruslah menggunakan salah satu dari tiga cara tersebut. Setiap ‘permohonan’ yang kita buat ditujukan untuk mencapai salah satu dari 3 poin di atas. Doa seperti ini akan membawa dampak yang besar.
Contoh doa dedikasi yang membawa dampak besar adalah kisah Arya Sariputra. Di kehidupan lampau, beliau senantiasa berdoa agar terlahir menjadi murid Sang Buddha dengan kebijaksanaan teragung. Doa dedikasi beliau terkabul. Hingga sekarang kita mengenal Arya Sariputra sebagai murid utama Sang Buddha yang terkenal akan kebijaksanaannya. Tempat kelahiran beliau pun dipilih untuk mendirikan Biara Nalanda, institusi pendidikan Buddhis terbesar dan tertua yang menjaga Buddhadharma hingga bisa bertahan dari 2500 tahun lalu hingga sekarang.
Jadi, boleh nggak berdoa untuk dapat nilai bagus? Atau berdoa untuk dapat jodoh? Sah-sah saja, kok! Yang penting sebelumnya renungkan dulu, manfaat apa yang akan kita dapatkan dengan nilai bagus dan dapat jodoh. Kecerdasan berarti kita akan lebih mudah memahami Dharma dan mampu menjelaskannya kepada orang lain dengan benar. Punya jodoh berarti ada satu orang yang bisa mendampingi praktik Dharma di kehidupan ini. Keduanya bisa memenuhi syarat dedikasi pertama, yaitu membuat ajaran Buddha berkembang dalam batin kita dan makhluk lain. Begitu pula dengan keinginan-keinginan kita yang lain. Dengan merenungkan manfaat jangka panjang dari keinginan-keinginan tersebut, doa dedikasi kita akan membawa kita selangkah lebih dekat menuju kebahagiaan sejati, yaitu pencapaian Kebuddhaan.
Buku “Pembebasan di Tangan Kita” karya Phabongkha Rinpoche adalah kitab ulasan terhadap “Risalah Agung Tahapan Jalan Pencerahan” atau Lamrim Chenmo, berisi berbagai topik yang disarikan dari seluruh ajaran Buddha dan diurutkan menjadi panduan praktik yang sistematis dan mudah dipahami. Dapatkan kitab ini di Lamrimnesia Store.