oleh BESTRELOAD
“Buddha, semoga aku bisa mengerjakan ujian besok…”
Pernah nggak kamu berdoa seperti itu? Karena kita Buddhis, maka doa baiknya kita tujukan pada objek perlindungan tertinggi yaitu Sang Buddha. Tapi kamu mungkin berpikir, apakah doa ini sebenarnya memiliki efek bagi hasil yang akan kamu capai? Doa atau adalah suatu dialog spiritual yang kita lakukan, bisa dalam rangka apapun, seperti harapan, mendoakan orang lain, mengucapkan terima kasih, berkeluh kesah, pengakuan, dan lainnya, dilakukan pada objek perlindungan (yaitu Sang Triratna). Ada juga yang menganggap Buddha sudah tidak ada, sehingga doa bisa dipanjatkan sebagai rasa hormat pada jasa-jasa Buddha dan sebagai aspirasi untuk mencapai Ke-Buddha-an, tetapi bagaimanapun doa tersebut tetap valid, dan doa yang kamu panjatkan tetap memiliki kekuatan.
Baca juga: Masih Adakah Buddha di Dunia Ini?
Kamu bisa tahu mengapa dengan alasan-alasan di bawah ini.
Doa menginspirasi pikiranmu untuk mencapai yang kamu inginkan
Alasan yang paling sering orang katakan saat menganggap doa tidak memiliki kekuatan adalah “Buat apa berdoa, jika tidak bekerja atau bertindak?”, hal ini ada benarnya, namun kamu harus tahu bahwa pemikiran ini memiliki cacat bahwa menganggap bahwa kamu tidak akan melakukan apa-apa setelah berdoa. Justru berdoa merupakan cara paling ampuh untuk menginspirasi pikiranmu untuk mencapai suatu hal, ingat Buddha berkata “pikiran adalah pelopor”, saat kamu tidak melakukan apa-apa setelah berdoa, itu artinya pikiranmu sendiri yang tidak menginginkan permohonanmu saat doa.
Tentu saja untuk mendapatkan sesuatu kamu harus menanamkan sebabnya, ingat hukum karma. Maka dari itu kamu mengenal puja atau paritta pada Buddhis, yang isinya mengulang kata-kata Sang Buddha, hal ini merupakan bentuk karma baik yang dilakukan sebelum kamu mendedikasikan karma baik itu untuk tercapainya doa-doamu. Ritual-ritual ini dilakukan untuk mengurangi kecenderungan batinmu yang biasanya ‘hanya meminta’ saat berdoa agar dibiasakan untuk menanamkan sebab-sebanya juga.
Doa bisa mengarahkan karma baikmu ke arah tujuan yang kamu inginkan
“Doa dedikasi dan Karma baik bagaikan kuda dan tali kekang.”
Dengan berdoa adalah kamu bisa mengarahkan karma baik yang telah kamu lakukan untuk tujuan-tujuanmu yang kamu inginkan. Sebagai contoh, dalam buku Pembebasan di Tangan Kita, terdapat kisah seseorang yang memiliki akar kebajikan kuat terlahir sebagai brahmana, namun kebajikannya tidak pernah didedikasikan. Saat hampir meninggal orang ini melihat tubuh gajah dan melekat terhadapnya, akhirnya dia terlahir sebagai gajah Dewa Sakra, kelahirannya tidak lebih bermanfaat dibandingkan menjadi seorang manusia.
Jangan lupa untuk berdoa dengan motivasi tertinggi yaitu menjadi Buddha untuk menolong semua makhluk memiliki kekuatan yang paling besar, namun jika belum bisa kamu juga bisa mengarahkan doamu untuk motivasi awal (kehidupan mendatang lebih baik) ataupun menengah (bebas dari samsara). Apakah dedikasi untuk kehidupan ini bisa? Bisa, namun Buddha mengajarkan bahwa hal tersebut tidak memiliki manfaat yang besar bagi perkembangan batin dirimu.
Doa memberikan energi untuk membuahkan karma juga bisa melimpahkan jasa baikmu kepada orang lain
Bagaimana dengan mendoakan orang lain? Kamu mungkin seringkali bertanya bahwa kita semua memiliki jalan karma sendiri, jadi mendoakan orang lain tentunya tidak memiliki efek. Hal ini keliru, pertama, doa yang kita dedikasikan bagi orang lain semisal ibumu, memberikan energi yang bisa membantu mematangkan karma baik ibumu agar berbuah sesuai dengan dedikasi kita, dikatakan bahwa doa dan harapan yang tulus dapat membantu mematangkan buah-buah karma baik orang yang kamu doakan. Mungkin juga kamu sering mendengar istilah “Doa yang paling manjur adalah Doa Ibu”, hal ini mendukung pernyataan diatas kan.
Kedua mendoakan atau dedikasi untuk orang lain merupakan karma baik tersendiri karena kamu memunculkan niat untuk berbuat baik menolong orang lain melalui pikiran, lebih baik lagi jika kamu berdoa untuk orang yang berjasa padamu, hal ini juga merupakan bentuk rasa baktimu terhadap mereka semisal orang tua, guru, maupun Buddha. Kebajikan dari doa yang kamu lakukan dengan dasar orang lain semisal ibumu, membuat ibumu mendapatkan kontribusi kebajikan darimu juga. Ini adalah dasar dari upacara pelimpahan jasa yang biasa dilakukan pada tradisi Buddhis, dengan sumber inspirasi cerita Yang Arya Moggalana yang melakukan pelimpahan jasa pada ibunya di alam peta.
Memang berdoa itu sendiri merupakan hal baik, karena kamu bisa mempraktikkan banyak hal dalam berdoa
Di Buddhis sendiri juga ada banyak tipe doa, seperti membaca mantra, membaca puja, pengakuan,pelimpahan jasa, doa perlindungan, penghormatan, doa umur panjang, dan banyak lagi. Semuanya memiliki manfaat besar masing-masing bagi batinmu, karena doa sendiri memiliki kekuatan untuk meningkatkan perkembangan spiritualmu. Berdoa pada Buddha juga meningkatkan jejak-jejak berlindung / Trisarana yang kuat dalam hatimu, sehingga kamu akan semakin dekat pada jalan Buddhadharma yang membawamu pada kebahagiaan. Apalagi jika doa ini dilakukan dengan ketulusan, rasa hormat, dan keyakinan dari dalam dirimu, maka doa-doa yang kamu panjatkan bisa semakin kuat dan menjadi sebab-sebab untuk mencapai tujuanmu.
Jadi, apakah doa bisa terkabul? Ya, tapi terkadang logikamu menghalangi kekuatan doamu karena kamu sibuk berpikir dan berekspektasi. Padahal berdoa adalah urusan hati. Cobalah tanya hatimu yang terdalam, di sana kamu akan menemukan bahwa hati nuranimu masih berada dalam suatu pencarian, yaitu pencarian spiritual, yang mana kamu bisa semakin dekat ke sana dengan berdoa.
1 Comment
Pingback: It’s Lamrim It’s Buddhism #4 – Dedikasikan Setiap Perbuatan Bajik