oleh BESTRELOAD | Kamu pasti sering mendengar istilah berlindung atau Trisarana. Bagaimanapun juga, Trisarana adalah cara untuk menjadi seorang Buddhis. Mungkin kamu juga sudah sering mengucapkan kalimat perlindungan pada Buddha, Dharma, dan Sangha saat membaca paritta di wihara, tapi apakah kamu sudah mendapatkan rasa berlindung yang sesungguhnya seperti apa yang diajarkan Sang Buddha? Di bawah ini adalah pertanyaan yang berkaitan dengan tahap-tahap yang bisa kamu alami atau renungkan dalam diri masing-masing untuk mendapatkan rasa/sense berlindung yang sesungguhnya.
Apakah kamu merasa dirimu menderita,hidup banyak masalah, dan kesulitan?
Dasar berlindung yang benar adalah ketika kamu takut akan penderitaan-penderitaan yang sedang atau akan kamu alami. Yang paling dekat adalah masalah-masalah yang terjadi sehari-hari di kehidupanmu, tekanan pekerjaan, stres, tugas yang tidak selesai-selesai sampai kadang kamu merasa bahwa kamu tidak tahan lagi. Untuk menghadapi semua hal ini, kamu butuh pegangan, arah, tujuan hidup. Atas dasar inilah kamu bisa berlindung pada Buddha, Dharma, dan Sangha atau yang biasa disebut Trisarana.
Namun, tidak semua orang berada dalam kondisi seperti itu, mungkin ada diantara kamu yang hidupnya adem-adem saja, tidak banyak masalah. Kamu harus merenungkan bahwa Buddha sendiri menjelaskan bahwa sifat esensi dari samsara adalah menderita, kebahagiaan yang kamu rasakan saat ini tidak akan lepas dari ‘perubahan’ yang ujungnya adalah penderitaan.Jika kamu tidak merasakan penderitaan pada hidup ini, maka langkah awal adalah percaya pada karma dan kelahiran kembali.
Ingatlah bahwa ketika kamu sekarang enak-enak di dunia kamu menghabiskan banyak karma baik. Coba renungkan, amatlah sulit menemukan kesempatan untuk berbuat baik, tapi sangat mudah memupuk hal-hal tidak baik seperti kemalasan, rasa iri, dengki. Singkatnya, sangat mudah membuat karma buruk dan sangat mudah membuang-buang karma baik, ketika kamu terlena dalam kebahagiaan di kehidupan ini, jangan lupa ketika karma baikmu habis, alam rendah (neraka, hantu kelaparan, dan binatang) menunggumu. Jika kamu tidak bisa membayangkan alam rendah, coba lihat saja ‘neraka’ di dunia, seperti suku-suku barbar yang saling memotong kepala musuhnya, ataupun penduduk di Afrika yang mati kelaparan, tentunya kamu tidak mau penderitaan ini terjadi padamu kan?
Ketika kamu mulai ada rasa takut dan hatimu berkata, “Saya tidak mau hal itu terjadi!”, bangkitkanlah rasa ini menjadi sebab berlindung atau Trisarana, karena rasa ini akan menjadi dorongan yang menentukan kualitas Trisaranamu. Pada praktik Mahayana, kamu juga bisa menggunakan penderitaan makhluk lain yang juga tak tertahankan yang menjadi dasar bagimu untuk Trisarana.
Apakah kamu telah mengandalkan Buddha, Dharma, Sangha untuk melindungimu dari penderitaan?
Kamu harus renungkan bahwa konsep berlindung sendiri sebenarnya simpel, yaitu seperti saat kamu kehujanan, kamu mencari tempat untuk berteduh, di tempat itulah kamu berlindung, sama juga pada Trisarana, kamu menjadikan Buddha, Dharma, Sangha sebagai tempat kamu melindungi dirimu sendiri dari penderitaan, dan kamu memiliki kepercayaan diri bahwa mereka mampu melindungimu.
Berlindung sendiri merupakan pintu utama kamu menjadi Buddhis, walaupun Buddha sendiri mengatakan, “Selidiki dulu dengan benar-benar matang sebelum menjadi pengikutku,” pada Upali, seorang penganut kepercayaan lain yang menyatakan ingin menjadi pengikut Sang Buddha. Mendengar hal ini, Upali semakin yakin dan hatinya semakin tulus ingin mengikuti Sang Buddha. Buddha mengatakan hal tersebut karena Beliau mau orang mengikuti ajaran beliau atas dasar penyelidikan yang matang bukan asal ikut-ikutan saja. Hal ini menyiratkan bahwa Dharma yang bersifat universal memang dapat membawa kebaikan bagi semua orang, bahkan yang bukan Buddhis, namun disaat kamu sudah menetapkan hatimu untuk mengikuti Sang Buddha yaitu ketika kamu sudah mengambil perlindungan pada Sang Triratna, maka tekunilah jalan ini dengan tulus dan sungguh-sungguh, karena jalan ini bisa melindungimu dari penderitaan.
Berlindung pada Buddha artinya kamu mempercayakan dirimu pada Beliau sebagai pembimbingmu yang utama, berlindung pada Dharma berarti kamu senantiasa belajar dan melatih diri pada jalan Dharma untuk mengurangi sifat-sifat burukmu, berlindung pada Sangha berarti menghormati mereka dan menjadikan mereka teladan bagi latihanmu.
Apakah kamu mengenali objek-objek Trisarana tersebut secara detil?
Buddha adalah seseorang yang telah mencapai pencerahan sempurna, yang telah menyingkirkan semua keburukan dan memiliki kualitas baik yang sempurna. Buddha telah terbebas sepenuhnya dari penderitaan dan memiliki kemampuan untuk membebaskan makhluk lain atas dasar welas asih dan kebijaksanaan yang tak terbatas. Buddha memiliki tiga tubuh yaitu tubuh emanasi, kenikmatan, dan kebenaran, namun ada beberapa aliran Buddhis yang mengacu pada Buddha Historis saja yaitu Buddha Sakyamuni (Siddharta). Tubuh Buddha memiliki 32 tanda utama dan 80 tanda tambahan yang mengacu pada kualitas yang Beliau miliki. Dengan mempelajari hal ini kamu bisa terinspirasi untuk melakukan kebajikan yang sama untuk mendapatkan kualitas dan tanda-tanda tersebut.
Dharma memiliki banyak konotasi, namun Dharma yang tertinggi dibagi menjadi dua yaitu Dharma yang direalisasi dan Dharma yang berbentuk kitab-kitab yang tergabung dalam Tripitaka, Dharma yang sejati memiliki kualitas untuk menghasilkan atribut-atribut Buddha.
Sangha yang sebenarnya mengacu pada makhluk yang telah masuk dalam marga penghimpunan atau mencapai tingkat kesucian ataupun tingkatan bodhisatwa, namun secara konvensional Sangha mengacu pada kumpulan Biksu / Biksuni minimal empat orang, secara lebih luas Sangha juga bisa diartikan seluruh komunitas tempat kamu belajar Buddhis, kamu dapat menganggap semuanya sebagai permata Sangha.
Perumpamaan yang sering disebutkan adalah Buddha sebagai dokter, Dhamma sebagai obat, dan Sangha sebagai perawat, kamu adalah pasien mereka.Dengan mengetahui perbedaan mereka, kamu tahu bahwa masing-masing memiliki karakteristik masing-masing, sehingga efek mereka terhadapmu juga berbeda. Misal Buddha menolongmu dengan cara mengajarkan Dharma, Dharma menolongmu karena memberikanmu pengetahuan akan jalan untuk melenyapkan penderitaan, dan Sangha menolongmu dengan cara menjadi lingkungan, teladan yang baik bagimu sehingga kamu bisa mendapatkan sumber-sumber kebahagiaan.
Apakah kamu telah mengambil perlindungan secara formal?
Mengambil perlindungan secara formal artinya kamu sudah berkomitmen untuk melatih diri pada jalan Buddhadharma. Di Indonesia, upacara Trisarana biasa disebut visudhi. Biasanya kamu juga akan diberikan sila-sila Buddhis seperti Pancasila Buddhis yang harus kamu jaga (tidak membunuh, mencuri, berbohong, berbuat asusila, dan mengkonsumsi makanan atau minuman yang melemahkan kesadaran). Mengambil perlindungan formal biasanya dilakukan di depan seorang biksu/biksuni.
Mungkin kamu bertanya-tanya mengapa mengambil perlindungan harus secara formal, toh kamu sendiri merasa kamu juga bisa melakukan tindakan-tindakan di atas sendiri? Trisarana secara formal menanamkan jejak di batinmu bahwa kamu akan menjaga perlindungan tersebut di sepanjang harimu, sehingga dari situ kamu menghimpun karma baik setiap saat, sedangkan jika kamu tidak mengambilnya secara formal, tidak ada apa-apa yang dijaga sehingga tindakan menjaga sila itu baru muncul ketika peristiwa terjadi. Misalnya kamu mengambil komitmen untuk tidak mencuri, sebelum kamu mengambil komitmen itu, ketika tidak ada kesempatan mencuri, kamu tidak membuat kebajikan atau keburukan apapun, namun ketika kamu telah mengambil komitmen tersebut, sejak momen tersebut batinmu bisa terus mengakumulasi karma baik karena komitmen “menghindari pencurian” sudah ada di batinmu setiap saat.
Jika telah mengambil perlindungan secara formal, apakah kamu sudah melatih sila-silanya?
Selain sila-sila Buddhis yang menghindari perbuatan buruk, ada pula sila-sila yang harus dilatih untuk menjaga kualitas Trisarana yang telah kita punya. Hal ini yang menjadi to do list yang harus kamu lakukan ketika kamu sudah memutuskan untuk berlindung. Karena semakin kuat kualitas Trisarana-mu, semakin cepat pula kamu akan mengembangkan kualitas-kualitas baik dalam dirimu.
- Apakah kamu sudah menghindari sila-sila negatif?
Terkait perlindungan pada Buddha, jangan mengikuti makhluk lain, yang memiliki tingkatan spiritual lebih rendah sebagai objek perlindungan maupun pemandumu yang utama.
Pada Dharma, jangan menyakiti atau mengganggu makhluk lain, karena inti dari Dharma adalah cinta kasih.
Pada Sangha, jangan terpengaruh secara negatif oleh pihak-pihak yang memiliki keyakinan berbeda atau bahkan yang bertolak belakang denganmu.
- Apakah kamu sudah menunjukkan rasa hormat pada Sang Triratna?
Terkait perlindungan pada Buddha, adalah dengan menghormati seluruh simbol dan gambar Buddha, anggaplah hal itu sebagai Buddha itu sendiri.
Pada Dharma, hormatilah teks-teks Dharma, letakan teks Dharma pada tempat yang tinggi, jagalah mereka dengan baik dan hati-hati dengan tidak menaruhnya di lantai. Juga tidak membuang teks Dharma, jika kondisinya sudah tidak layak lebih baik dibakar.
Pada Sangha, menghormati bahkan potongan dari jubah seorang Biksu/Biksuni, juga menghormati mereka yang memakai jubah layaknya seorang yang agung.
- Apakah kamu sudah melakukan enam sila umum berlindung yang harus dilatih?
- Mengingat kualitas masing-masing ratna, bahwa kesemuanya merupakan objek yang unggul sebagai sumber kebahagiaanmu dibandingkan objek-objek lain di luar dirimu seperti minuman dan kesenangan-kesenangan duniawi lainnya, dan mengambil perlindungan pada Sang Triratna berulang kali.
- Mempersembahkan bagian pertama dari yang akan kamu makan atau minum pada Triratna, karena semua hal baik yang kamu dapatkan pada saat ini bersumber dari karma baikmu, dan kamu mendapatkan karma baik karena Trisaranamu. Hal ini juga memberi manfaat yang sangat besar, karena Sang Triratna adalah objek untuk berbuat kebajikan yang unggul.
- Mengajak orang lain untuk menjadi Buddhis dan Trisarana, namun jangan memaksa, dan lakukan jika kamu diminta untuk memberi nasehat.
- Mengingat manfaat Trisarana dan melakukan doa Trisarana di awal dan akhir harimu.
- Melakukan aktivitas apa pun dengan keyakinan pada Sang Triratna, Artinya kita memercayakan diri kita pada Sang Triratna dalam melakukan segala aktivitas baik itu hal besar seperti presentasi proyek besar, sampai hal kecil seperti membaca buku. Dengan memercayakan diri kita pada Triratna, kita yakin bahwa segala urusan jika aktivitas kita berada pada jalan yang ditempuh Sang Triratna (dan dengan motivasi baik), maka segala hal akan berjalan dengan lancar dan aman.
- Tidak kehilangan keyakinan pada Sang Triratna atas alasan apapun, baik untuk menyelamatkan nyawamu ataupun hanya sebagai lelucon. Karena efek dari hal ini adalah kamu memutus jodoh karmamu pada Sang Triratna yang merupakan sumber kebahagiaan utamamu.
Jadi apakah kamu sudah Trisarana? Ajaran Buddha sudah membawa manfaat bagi banyak orang, sudah banyak juga orang yang berubah menjadi lebih baik, semuanya kembali lagi ke diri kita masing-masing, apakah kita sudah mengikuti jalan ini dengan penuh keyakinan dan ketulusan? Atau masih setengah? Ayo cek lagi Trisaranamu. Kalau belum 100%, yuk kita latih dan kembangkan sama-sama!