Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Trending
    • Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025
    • Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha
    • Belajar Dharma dari Ne Zha 2
    • Kelahiran, Kematian, dan Kemanusiaan dalam Film Mickey 17
    • Agama Buddha dan Kemerosotan Moral
    • Lagu Titiek Puspa Yang Wajib Direnungkan
    • Brave Bang Bravern! adalah Anime Religi?
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Audiobook
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan YPPLN
      • Laporan Keuangan YPPLN
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Wacana » Artikel » Lagu Titiek Puspa Yang Wajib Direnungkan
    Titiek Puspa

    Lagu Titiek Puspa Yang Wajib Direnungkan

    0
    By Editor Lamrimnesia on April 11, 2025 Artikel, Wacana

    Musisi legendaris Indonesia Titiek Puspa baru saja tutup usia pada 10 April 2025. Sejak usia 15 tahun, ia berkarya tanpa henti, menyanyi, menulis lagu, dan membawa pesan kebaikan lewat musik. Hingga usia senja, Eyang masih memikirkan anak-anak jalanan. Beliau ingin mereka punya tempat untuk belajar budaya Nusantara agar tumbuh mencintai Indonesia.

    Hati Eyang begitu besar. Tak heran begitu banyak lagu-lagunya yang menyentuh jiwa. Ini dia karya Titiek Puspa yang bisa kita renungkan!

    Kupu-Kupu Malam

    Kita seringkali menghakimi orang hanya berdasarkan apa yang dilihat mata kita seperti profesi, harta, atau bahkan penampilan. Karena ketidaktahuan, kita menganggap orang tertentu lebih hina dari yang lain. Padahal, di balik semua itu, semua orang sama: takut menderita, ingin bahagia. Tapi pada kenyataannya, kita masih pilih-pilih dalam membantu orang. Kita belum bisa menyamaratakan bahwa semua orang yang memerlukan pertolongan wajib kita bantu.

    Lagu Kupu-Kupu Malam mengingatkan kita untuk melihat ke dalam diri: apakah kita berhak menentukan siapa yang pantas atau tak pantas bahagia? Sudahkah kita adil dalam berwelas asih?

    Menabung

    Siapa yang diajarin menabung sama orang tuanya sejak kecil? Saya!!! Lagu Menabung juga mengingatkan kita kalau menabung uang itu sangat penting. Tapi sebenarnya dalam hidup, khususnya seorang Buddhis, ada satu hal lagi yang tak kalah penting untuk kita tabung.

    Menabung bukan cuma tentang uang lho. Buat seorang Buddhis, menabung juga bisa berarti mengumpulkan kebajikan. Iya, tabungan karma baik yang suatu saat bisa “dicairkan” dalam bentuk kebahagiaan sejati.

    Ingat, menabung kebajikan bukan berarti menyiksa diri, ya! Seperti kata Eyang di lagu ini: “Jajan sih boleh saja, sisihkan buat nabung!”

    Jatuh Cinta

    Siapa yang setuju kalau dimabuk cinta adalah hal yang paling menyenangkan? Pasti dong, nggak ada yang nggak setuju kan? Nah, cinta juga bisa diolah jadi energi kebaikan lho. Apalagi cinta yang nggak cuma buat satu orang, tapi untuk semua makhluk!

    Apanya Dong

    Saat ini kita selalu mengejar hal-hal duniawi: mobil mewah, rumah megah, jabatan tinggi, dan seterusnya. Kadang kita lupa bahwa yang dibawa mati cuma karma, bukan harta.

    Lagu “Apanya Dong” mengingatkan kita untuk bertanya: sudahkah kita mengisi batin dengan Dharma?

    Bing

    Eyang Titiek Puspa menulis lagu “Bing” untuk melepas kepergian sahabatnya yang juga sesama musisi, Bing Slamet. Lagu ini mengingatkan kita akan kepastian-kepastian dalam samsara: kematian pasti tiba dan kita pasti akan terpisah dari apa yang kita cintai. Namun, kita bisa memilih: mau merelakan atau meratapi?

    Atau lebih baik lagi, maukah kita berjuang untuk membebaskan diri?

    Selamat Jalan Eyang Titiek Puspa…

    Semoga jasa-jasa kebajikanmu menuntun Eyang agar segera terlahir di alam manusia dengan 18 permata & meneruskan karya untuk banyak makhluk. Meski Eyang tidak di sini lagi, lagu-lagumu akan tetap hidup di hati kami.

    artis Indonesia musik
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleBrave Bang Bravern! adalah Anime Religi?
    Next Article Agama Buddha dan Kemerosotan Moral
    Editor Lamrimnesia

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    April 30, 2025

    Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis

    April 25, 2025

    Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025

    April 21, 2025

    Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha

    Store
    © 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.