Pada hari kedua Indonesia Lamrim Retreat 2024, Y.M. Biksu Bhadra Ruci menekankan bahwa kelahiran sebagai manusia adalah sebuah anugerah yang sangat berharga. Kehidupan ini memberikan kesempatan unik untuk mempelajari Dharma dan mencapai pencapaian spiritual yang lebih tinggi, yang tidak dimiliki oleh makhluk di alam rendah atau bahkan alam dewa. Namun, kehidupan manusia bersifat sangat singkat dan penuh ketidakpastian, sehingga penting untuk merenungkan hal ini dan memanfaatkan waktu yang ada untuk hal-hal yang bermakna. Kesadaran ini dapat membangkitkan semangat untuk tidak menyia-nyiakan kehidupan demi pencapaian yang lebih besar.
Suhu menjelaskan bahwa perenungan lebih dari sekadar membaca teks, tapi merupakan proses dialog dengan batin. Dengan membaca perlahan dan mengajak batin untuk berbicara, kita dapat menciptakan hubungan antara otak dan batin. Untuk mendukung proses ini, diperlukan kondisi yang tenang, seperti duduk diam dan fokus pada pernapasan. Perenungan tentang kelahiran manusia membantu kita menyadari keberuntungan kita sebagai manusia dan mengubah pandangan terhadap kehidupan sehingga kita tergerak untuk mempergunakan waktu yang singkat ini sebaik-baiknya.
Salah satu hambatan terbesar dalam perjalanan spiritual adalah keterikatan terhadap kenyamanan samsara. Banyak orang sulit melihat samsara sebagai sumber penderitaan karena menganggapnya nyaman dan aman. Samsara diibaratkan seperti penyakit, sedangkan Dharma adalah obatnya. Namun, jika kita merasa nyaman dengan “penyakit” ini, kita tidak akan memiliki motivasi untuk mencari obat. Untuk itu, Suhu menyarankan perenungan tentang kematian sebagai cara paling efektif untuk menyadarkan diri akan kehidupan yang singkat dan pentingnya Dharma.
Lebih jauh, Suhu mengingatkan bahwa praktik spiritual yang sejati adalah yang dilakukan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk membebaskan semua makhluk dari penderitaan. Hal ini membutuhkan pengembangan kapasitas batin yang terus-menerus. Jika fokus dari praktik hanya untuk kepentingan pribadi, maka hasilnya akan sia-sia, dan kapasitas batin tidak akan berkembang. Guru spiritual memiliki peran penting dalam membimbing kita untuk memahami penderitaan tanpa harus mengalaminya secara langsung, serta membantu kita membangun kebijaksanaan yang kokoh dalam menjalani kehidupan.
Di akhir sesi, Suhu menekankan pentingnya merenungkan instruksi Dharma secara teratur dan sistematis. Setiap poin harus dipahami secara mendalam, baik dari jumlah maupun urutannya, sebelum melangkah ke tahap berikutnya. Dengan mengikuti praktik ini, seseorang dapat membangun fondasi yang kokoh untuk pencapaian spiritual yang lebih tinggi. Melalui berkah dari guru, meditasi yang teratur, dan kebijaksanaan yang berkembang, kita dapat memanfaatkan kehidupan manusia ini untuk mencapai kebebasan sejati dari penderitaan.
Masih terbuka kesempatan untuk menutup tahun yang lalu dengan kebajikan dan membuka tahun baru dengan harapan akan perubahan di Mahapranidhana Puja & Indonesia Lamrim Retreat 2024, 20 Desember 2024–1 Januari 2025, di Prasadha Jinarakkhita, Jakarta Barat. Narahubung: Lamrimnesia Event +62 852-1122-0149
Informasi terbaru mengenai kegiatan ini dapat diikuti di Instagram lamrimnesia & lamrimretreatid.