Facebook Twitter Instagram
    Trending
    • A Space for the Unbound: Petualangan Menyelam ke Dalam Batin
    • Puja 3 Tradisi untuk Bhante Jinadhammo
    • Biksu Indonesia Menjadi Narasumber dalam Konferensi Vinaya Internasional
    • RENT the Musical: Buddhis Berkaca dari Komunitas ODHA
    • Dharma vs Paham Apokaliptik
    • Benarkah You Only Live Once (YOLO)?
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya–Triwulan Ketiga Tahun 2022
    • APRESIASI MENDALAM ATAS KEBAIKAN HATI SANG GURU
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Featured » Pesan Waisak dari Y. M. S. Dalai Lama XIV
    Foto oleh Tenzin Choejor

    Pesan Waisak dari Y. M. S. Dalai Lama XIV

    0
    By Redaksi Lamrimnesia on May 8, 2020 Berita, Featured, Wacana

    Sebuah kebahagiaan besar bagi saya untuk menyapa saudara dan saudari Buddhis di seluruh dunia yang hari ini tengah merayakan hari Waisak (Buddha Purnima).

    Buddha Shakyamuni lahir di Lumbini, mencapai pencerahan di Bodhgaya, dan wafat di Kushinagar pada 2600 tahun yang lalu. Namun, saya percaya ajaran Beliau bersifat universal dan bahkan tetap relevan hingga kini. Setelah mencapai pencerahan, Sang Buddha yang tergerak oleh rasa kepedulian-Nya yang tinggi untuk membantu sesama kemudian menghabiskan sisa waktu-Nya sebagai biksu dan membagikan pengalamannya ke siapa pun yang ingin mendengarkannya. Baik pandangan Beliau mengenai hukum sebab-musabab yang saling bergantungan maupun nasihat Beliau untuk tidak menyakiti seorang pun dan membantu siapa pun yang mampu kita bantu; keduanya menitikberatkan pengamalan dogma hidup tanpa kekerasan. Hal tersebut tetap menjadi pendorong paling mujarab bagi kebaikan di dunia saat ini karena rasa welas asih yang diwujudkan tanpa kekerasan adalah bentuk pelayanan kita bagi semua makhluk.

    Di dunia yang semakin saling bergantung, kemakmuran dan kebahagiaan kita bergantung pada banyak orang. Sekarang ini, ujian-ujian yang tengah kita jalani mewajibkan kita untuk menerima kesatuan umat manusia. Walau ada perbedaan-perbedaan kecil di antara kita, semua orang pada dasarnya sama-sama mengharapkan kedamaian dan kebahagiaan. Pengamalan ajaran Buddhis memang diperoleh dari melatih batin kita melalui meditasi. Namun, upaya pelatihan ketentraman batin kita dalam mengembangkan sifat-sifat penyayang, welas asih, murah hati, dan kesabaran, belum efektif tanpa adanya pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.

    Akhir-akhir ini, komunitas-komunitas Buddhis yang beragam di dunia hanya memiliki pemahaman samar mengenai keberadaan satu sama lain dan tidak memiliki kesempatan untuk menghargai persamaan yang kita miliki. Namun kini, siapa pun yang tertarik dapat berkenalan dengan hampir seluruh khazanah Buddhis yang berkembang di daratan-daratan yang berbeda. Terlebih lagi, kita yang mengamalkan dan mengajarkan tradisi-tradisi Buddhis ini kini dapat saling menemui dan saling belajar dari satu sama lain.

    Sebagai biksu Buddhis Tibet, saya memposisikan diri sebagai ahli waris tradisi Nalanda. Metode belajar-mengajar ajaran Buddhis di Universitas Nalanda yang berlandaskan akal dan logika menjadi titik puncak perkembangan ajaran ini di India. Untuk menjadi penganut Buddhis di abad ke-21, penting bagi kita untuk terlibat dalam pembelajaran dan analisis ajaran-ajaran sang Buddha sebagaimana yang dilakukan oleh mereka di sana, ketimbang bertumpu pada iman semata.

    Dunia telah berubah banyak semenjak waktu hidup Sang Buddha. Ilmu pengetahuan modern telah mengembangkan pemahaman mendalam mengenai dunia fisik. Di sisi lain, ilmu Buddhis telah mencapai pemahaman yang terperinci dan personawi mengenai cara kerja pikiran dan emosi, bidang yang masih relatif baru bagi ilmu pengetahuan modern. Karena itu, masing-masing memiliki pengetahuan penting untuk melengkapi satu sama lain. Saya percaya bahwa penggabungan kedua pendekatan ini memiliki potensi besar untuk mencapai temuan-temuan yang dapat memperkaya kesehatan fisik, emosi, dan sosial kita semua.

    Sebagai umat Buddha, kitalah yang menjunjung ajaran Sang Buddha, tetapi pesan Sang Buddha juga relevan dalam interaksi kita dengan seluruh umat manusia. Kita perlu mendukung pemahaman antaragama dengan menggarisbawahi bahwa semua agama bertujuan mewujudkan kebahagiaan bagi semua orang. Juga, dalam masa krisis yang tengah menerpa dunia ini, saat kita menghadapi ancaman terhadap kesehatan kita dan kita merasakan kesedihan akan keluarga dan teman yang telah meninggalkan kita, kita harus berfokus pada hal-hal yang menyatukan kita sebagai satu keluarga besar umat manusia. Oleh karena itu, kita perlu saling mengulurkan tangan dengan penuh welas asih karena hanya dengan bersatu dan mengkoordinasi tanggapan global kita dapat mengatasi cobaan-cobaan baru yang tengah kita hadapi. Dalai Lama

    Sumber: Dalailama.com
    Diterjemahkan oleh Rakaputra Paputungan
    Disunting oleh Silvi Wilanda

    buddha buddhism buddhisme Dalai Lama dhamma dharma nalanda Pesan Waisak waisak Waisak 2020

    Website dan artikel ini dapat Anda baca berkat dukungan dari Dharma Patron, penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara.

    Jika Anda berkenan, kami mengundang Anda untuk bergabung sebagai Dharma Patriot melalui donasi rutin setiap bulan. Berapapun nominalnya akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia. Klik di sini atau hubungi Lamrimnesia Care (+6285 2112 2014 1).

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleApakah Umat Buddha Menyembah Berhala?
    Next Article Kebijaksanaan dari Monster Bernama Corona
    Redaksi Lamrimnesia

    Related Posts

    A Space for the Unbound: Petualangan Menyelam ke Dalam Batin

    RENT the Musical: Buddhis Berkaca dari Komunitas ODHA

    Dharma vs Paham Apokaliptik

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Berpendapat? Kenapa Tidak?
    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    February 1, 2023

    A Space for the Unbound: Petualangan Menyelam ke Dalam Batin

    January 27, 2023

    Puja 3 Tradisi untuk Bhante Jinadhammo

    December 2, 2022

    Biksu Indonesia Menjadi Narasumber dalam Konferensi Vinaya Internasional

    Store
    © 2023 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.