Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Trending
    • Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025
    • Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha
    • Belajar Dharma dari Ne Zha 2
    • Kelahiran, Kematian, dan Kemanusiaan dalam Film Mickey 17
    • Agama Buddha dan Kemerosotan Moral
    • Lagu Titiek Puspa Yang Wajib Direnungkan
    • Brave Bang Bravern! adalah Anime Religi?
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Audiobook
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan YPPLN
      • Laporan Keuangan YPPLN
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Wacana » Y. M. S. Dalai Lama XIV: Kita Perlu Welas Asih untuk Melawan Virus Corona

    Y. M. S. Dalai Lama XIV: Kita Perlu Welas Asih untuk Melawan Virus Corona

    0
    By Redaksi Lamrimnesia on April 15, 2020 Berita, Featured, Wacana

    Tulisan ini disusun oleh Y. M. S. Dalai Lama XIV untuk diterbitkan di Time Magazine – 14 April 2020 .

    Terkadang sahabat-sahabat saya meminta bantuan saya untuk memecahkan permasalahan di dunia dengan “kekuatan sakti”. Saya selalu jelaskan bahwa Dalai Lama tidak memiliki kemampuan ajaib. Jika punya, saya tidak akan merasakan sakit kaki atau radang tenggorokan. Kita semua sama sebagai umat manusia, dan kita merasakan ketakutan yang sama, harapan yang sama, dan ketidakpastian yang sama pula.

    Dari sudut pandang Buddhis, setiap makhluk yang berakal pasti merasakan penderitaan dan takdir penyakit, usia lanjut, dan kematian. Tapi sebagai manusia, kita memiliki kemampuan menggunakan pikiran kita untuk mengalahkan amarah, rasa panik, dan keserakahan. Beberapa tahun terakhir, saya menitikberatkan ajaran “perlucutan emosi”: usaha melihat setiap hal secara realistis dan murni, tanpa dibingungkan oleh rasa takut ataupun angkara. Jika sebuah masalah dapat diselesaikan, kita harus berupaya menemukan solusinya; jika tidak, kita tidak perlu membuang waktu dengan memikirkannya.

    Kita sebagai Buddhis percaya bahwa seluruh dunia saling bergantung satu sama lain (interdependen). Inilah mengapa saya sering membahas tentang tanggung jawab universal. Wabah virus corona yang mencekam ini telah menunjukkan bahwa apa yang terjadi ke satu orang saja dapat segera berdampak ke semua makhluk yang lain. Tapi ia juga menjadi pengingat bahwa tindakan yang bijaksana atau konstruktif – misalkan bekerja di rumah sakit maupun menerapkan penjagaan jarak sosial – dapat menolong banyak orang.

    Semenjak berita-berita mengenai virus corona di Wuhan mulai bermunculan, saya senantiasa berdoa untuk saudara dan saudari saya di Tiongkok dan di seluruh dunia. Kini, kita dapat melihat bahwa tidak ada orang yang kebal terhadap virus ini. Kita semua mencemaskan orang-orang terdekat kita dan masa depan kita, baik dalam ranah ekonomi global maupun rumah kita masing-masing. Tetapi doa saja tidak cukup.

    Krisis ini menunjukkan bahwa kita harus menunaikan tanggung jawab sesuai kemampuan kita. Kita harus menggabungkan keberanian yang sedang ditunjukkan para dokter dan perawat dengan ilmu pengetahuan empiris demi membalikkan keadaan dan melindungi masa depan kita dari ancaman sejenis.

    Di masa yang penuh ketakutan ini, penting bagi kita untuk memikirkan cobaan – dan potensi – jangka panjang yang ada bagi seluruh dunia. Foto-foto Bumi yang diambil dari luar angkasa membuktikan bahwa tidak ada batasan di planet tempat tinggal kita ini sehingga kita semua bertanggung jawab menjaganya dan bekerja untuk mencegah perubahan iklim dan ancaman lainnya. Pandemi ini sekaligus menjadi pengingat bahwa kita hanya dapat melewati ujian besar yang tengah kita hadapi melalui tindakan-tindakan global yang dikoordinasi bersama.

    Kita juga harus ingat bahwa tidak ada seorang pun yang terbebas dari penderitaan. Marilah kita ulurkan tangan bagi mereka yang tidak memiliki tempat tinggal, sumber daya, atau keluarga untuk melindungi mereka. Krisis ini juga menjadi pengingat bahwa kita tidak terpisahkan dari satu sama lain – walau kita hidup terpisah. Karenanya, kita semua memiliki tanggung jawab untuk mempraktikkan welas asih dan memberikan bantuan.

    Sebagai seorang Buddhis, saya percaya pada prinsip ketidakkekalan. Virus ini pun akan berlalu, sebagaimana saya telah menyaksikan perang dan ancaman dahsyat lainnya berlalu semasa hidup saya, dan kita akan mendapat kesempatan untuk kembali menjalin komunitas global seperti yang telah kita lakukan berulang kali sebelumnya. Saya sepenuh hati berharap semua orang dapat menjaga diri dan tetap bersikap tenang. Di masa yang penuh ketidakpastian ini, penting bagi kita untuk tidak kehilangan harapan dan kepercayaan pada semua upaya pemulihan yang tengah dilaksanakan oleh begitu banyak pihak.

    Diterjemahkan oleh Rakaputra Paputungan.

    buddha buddhis buddhism corona COVID COVID-19 Dalai Lama dhamma dharma welas asih
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleBuat Apa Agama di Hadapan Virus Corona?
    Next Article Tiga Kemalasan Bersaudara: Kenali & Usir!
    Redaksi Lamrimnesia

    Related Posts

    Tulku: Kupas Fenomena “Buddha Hidup” dalam Buddhisme Tibet

    Belajar Dharma Lewat OST Wicked

    Tisarana: Kala Berlindung Bagaikan Jatuh Cinta

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    April 30, 2025

    Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis

    April 25, 2025

    Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025

    April 21, 2025

    Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha

    Store
    © 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.