oleh: BESTRELOAD
Apa kamu sudah baca artikel tentang akibat pelanggaran Pancasila Buddhis yang satu ini? Jika kamu banyak masalah dengan hubungan personal seperti selalu jomblo, naksir pacar orang, pasangan tidak setia, dan lain-lain, bisa dipastikan kamu pernah melakukan tindakan seksual yang tidak pantas di kehidupan lampau.
Baca selengkapnya: https://lamrimnesia.org/2018/02/08/buddha-kenapa-aku-jomblo/
Agar dapat menyelamatkan diri dari masalah-masalah itu, kamu harus melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah tindakan seksual yang tidak pantas dengan kesadaran penuh . Jangan sampai lengah dan ‘bablas’ seperti lirik lagu ini:
“My mind telling me no, but my body, my body telling me yes,” R.Kelly – Bump N’ Grind
Selingkuh termasuk tindakan seksual yang tidak pantas. Tindakan-tindakan lain yang harus dihindari antara lain: melakukan perkosaan, pelecehan, ataupun melakukan perbuatan seksual yang tidak wajar. Kamu bisa menghindarinya dengan cara-cara dibawah ini:
- Menjaga nafsu keinginan: Buddhis memiliki suatu filosofi bahwa segala penderitaan disebabkan dari nafsu keinginan yang kemudian menjadi kemelekatan. Tentunya kamu akan menyadari sendiri bahwa hal-hal seperti tidak setia, melakukan pelecehan seksual, maupun melakukan hal-hal seksual yang diluar kewajaran dasarnya pasti adalah nafsu keinginan. Lalu bagaimana cara mengurangi nafsu keinginan? Caranya adalah dengan melatih 2 tipe meditasi. Pertama adalah meditasi konsentrasi, kamu akan menjadi lebih tenang dan mengenali diri sendiri, efeknya kamu bisa menjaga sila dengan lebih baik. Yang kedua adalah meditasi vipassana yang bertujuan mengembangkan kebijaksanaan.
- Mengembangkan kebijaksanaan: tentunya setelah kamu mengetahui cara mengendalikan dirimu, kamu harus mengetahui apakah suatu perbuatan itu benar atau salah dengan analisis yang tepat. Saya merasa bahwa parameter perilaku seksual yang salah perlu mempertimbangkan banyak hal sekaligus. Semua sangat tergantung pada kebijaksanaanmu sebagai manusia yang hidup di masyarakat yang memiliki norma sosial dan hukum yang berlaku. Maka dari itu kamu harus memperhatikan hal-hal ini sebagai pertimbangan:
- Mengerti norma-norma sosial dan aturan yang dianut masyarakat: mengerti hal-hal apa saja yang dianggap tabu di masyarakat, juga yang secara legal dikategorikan melanggar hukum misalnya masalah umur, tempat, dst.
- Pengetahuan akan seksualitas dan hal-hal terkait: mengerti bahwa setiap orang memiliki kecenderungan seksual yang berbeda-beda, sehingga kamu dapat menerima tanpa menghakimi seseorang berdasarkan seksualitas mereka.
- Pemahaman tentang hukum karma: lanjut dari poin sebelumnya, mengerti bahwa semua makhluk membawa kecenderungan karma dari kehidupan sebelumnya, kemudian mengerti bagaimana suatu jalan karma menjadi lengkap terkait tindakan seksual yang tidak pantas: dasar: waktu, tempat, orang, dan bagian tubuh yang salah
- Identifikasi: tepat mengenali objek
- Motivasi: nafsu keinginan melakukan
- Klesha atau kotoran batin: satu dari 3 racun yaitu kemelekatan, kebencian, ketidaktahuan
- Tindakan: melakukan/membuat orang lain melakukannya
- Penyelesaian: merasakan kenikmatan dari tindakan tersebut
*Catatan untuk yg mengambil sila selibat semua tindakan seksual termasuk dalam
tindakan seksual yang tidak pantas.
3. Memikirkan orang lain: Memikirkan orang lain (atau bahkan semua makhluk) merupakan satu landasan yang paling kuat untuk tidak melakukan tindakan seksual yang tidak pantas. Di zaman sekarang konsep seksualitas semakin bebas dan meluas, sehingga aturan-aturan saja tidak cukup memberikan fondasi berpikir yang kokoh untuk menghindari tindakan seksual yang tidak pantas. Apalagi manusia cenderung mencari celah, misalnya ketika orang diberi tahu bahwa tindakan seksual yang tidak pantas hanya melingkupi perbuatan yang menggunakan organ seks, maka akan muncul pemikiran “jadi pegang-pegang saja boleh dong?”, padahal hal tersebut juga termasuk pelecehan seksual.
Dengan memikirkan orang lain, kamu menanamkan sikap respek dan peduli terhadap kebahagiaan orang lain. Hal inilah yang menjadi landasan bagimu untuk menjaga perilakumu sendiri. Konsep memikirkan orang lain ini juga sangat ditekankan di Buddhis yang pada akhirnya dapat menekan ego, yang menjadi akar dari penderitaanmu.
“Aku sudah tahu nih kapan suatu hal dikatakan tindakan seksual yang tidak pantas, tapi kadang aku khilaf, gimana dong?“
Buddhis selalu menekankan tentang mengembangkan kebijaksanaan dan cinta kasih. Sebenarnya kedua hal ini sama dengan mengubah pola pikirmu ke arah yang lebih baik. Perubahan pola pikir itu tidak instan seperti Ind*mie, melainkan dilatih setahap demi setahap. Dan setahap demi setahap itu kapan lagi dimulainya kalau bukan sekarang?
Sumber: Pembebasan di Tangan Kita karya Phabongkha Rinpoche, Karma oleh Dagpo Rinpoche