Seperti apa sih hidup seorang Bodhisatwa? Pertanyaan itu menjadi salah satu bahasan dalam sharing dharma di Vihara Buddhasena Bogor pada tanggal 26 November 2017. Dalam sharing dharma ini, upasaka Hendra Wijaya, S. Kom. membedah buku “Lakon Hidup Sang Penerang” karya Shantidewa, sebuah kitab spiritual klasik tentang latihan yang harus dilakukan siapapun yang ingin mencapai pencerahan. Bedah buku dilakukan dua kali, pertama di kebaktian pemuda yang dihadiri oleh 69 orang muda-mudi Buddhis dan kedua di kebaktian umum yang dihadiri oleh 83 orang.
Praktik Dharma Ala Bodhisatwa Zaman Now
“Kelahiran sebagai manusia sangatlah langka, ibarat kura-kura buta yang lehernya muncul di permukaan laut melewati cincin emas yang terombang-ambing di tengah ombak.”
Di kebaktian pemuda yang berlangsung pukul 7.30 pagi, Kak Hendra mengajak muda-mudi Buddhis Bogor dan mahasiswa dari berbagai universitas seperti UI, Universitas Pancasila, dan Universitas Gunadarma yang menghadiri acara tersebut untuk berpraktik dharma ala Bodhisatwa zaman now. Caranya pertama-tama adalah menetapkan Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna sebagai tujuan, lalu menggunakan kelahiran manusia yang amat berharga dan mempraktikkan dharma. Kelahiran sebagai manusia sangatlah langka, ibarat kura-kura buta yang lehernya muncul di permukaan laut melewati cincin emas yang terombang-ambing di tengah ombak, maka dari itu sangatlah sayang jika digunakan hanya sebatas agar bisa jadi kaya atau makmur di kehidupan ini, padahal sangatlah mungkin tubuh manusia ini digunakan untuk mencapai pencerahan sempurna.
Mati Sukses Sebagai Bodhisatwa
“Amatlah penting untuk senantiasa menyetel motivasi untuk mencapai kebuddhaan sebelum melakukan setiap tindakan bajik.”
Di kebaktian umum pukul 11.30, Kak Hendra memberi tips untuk mati sukses sebagai Bodhisatwa. Beliau mengingatkan bahwa apapun tradisi Buddhis yang kita ikuti, baik Therawada, Mahayana, ataupun Tantrayana, semua bertujuan untuk menjadi Buddha, baik Srawaka Buddha, Pratyeka Buddha, maupun Sammasambuddha. Dalam praktik tersebut, amatlah penting untuk senantiasa menyetel motivasi untuk mencapai kebuddhaan tersebut sebelum melakukan setiap tindakan bajik, lalu mendedikasikan kebajikan yang telah dilakukan untuk terwujudnya tujuan tersebut.
Dengan berpegang pada tips-tips tersebut, Kak Hendra mengajak semua hadirin untuk meresapi petunjuk praktik Bodhisatwa dalam buku “Lakon HIdup Sang Penerang”. Buku ini berisi sajak-sajak tentang cara menjadi seorang Bodhisatwa. Setiap baitnya dapat direnungkan dalam meditasi analitis sehingga pembaca akan mendapatkan inspirasi tentang praktik dharma seperti apa yang bisa dilakukan sehari-hari. Buku ini bisa dibaca hingga habis dalam waktu yang singkat, bisa pula dibaca dari bait-bait tertentu sesuai dengan suasana hati dan situasi hidup kita.
“Bedah buku ini sangat baik karena dari tidak membaca akan jadi berminat membaca dan yang tidak sempat membaca seolah-olah seperti sudah membaca,” kata Viriyanti, salah satu peserta bedah buku.
Penyerahan buku “Lakon Hidup Sang Penerang” karya Shantidewa dan buku dharma gratis “Catur Brahmawihara” karya Dagpo Rinpoche dari Lamrimnesia untuk Vihara Buddhasena
Ingin ada bedah buku dharma juga di sekolah atau viharamu?
Hubungi:
Call Center Lamrimnesia
Hp/wa: +62812 2281 6044
Fb/ig: Lamrimnesia
Email: [email protected]
Dapatkan buku “Lakon Hidup Sang Penerang” karya Shantidewa di store.lamrimnesia.org