Oleh Matt Linden
Cinta kasih kasih adalah keinginan agar semua orang berbahagia, yang didasarkan pada pemahaman bahwa setiap orang ingin berbahagia. Cinta kasih kasih dapat diberikan kepada semua orang, terlepas dari hubungan mereka dengan kita atau apa yang telah mereka perbuat, dan cinta kasih kasih tak mengharapkan apapun sebagai imbalan. Dalam Buddhisme, Cinta kasih adalah sumber kebahagiaan yang terbesar.
Cinta kasih versus Kemelekatan
Cinta kasih seringkali dibarengi dengan emosi-emosi lainnya. Dengan kemelekatan yang tak sehat pada seseorang, kita melebih-lebihkan kualitas pribadinya yang bagus – baik yang nyata ada ataupun yang kita idamkan – dan menyangkal kekurangannya. Kita melekat padanya dan menjadi kecewa ketika ia tak memberikan perhatian kepada kita, dan kita berpikir, “Saya mencintaimu; jangan pernah meninggalkanku; saya tak dapat hidup tanpamu.”
Cinta kasih sejati adalah hasrat untuk menjaga kebahagiaan semua makhluk tanpa pilih kasih, terlepas dari apakah kita menyukai mereka atau tidak – Yongdzin Ling Rinpoche
Cinta kasih dalam Buddhisme adalah merasa dekat dengan orang lain, terlepas dari apakah mereka juga mencintai dan menyayangi kita, sehingga tak ada ketergantungan kepada siapa pun. Cinta kasih yang bercampur dengan ikatan dan ketergantungan tidaklah kuat. Jika orang yang kita cintai melakukan sesuatu yang melukai kita, kita bisa saja tak mencintainya lagi. Lihat saja berapa banyak pernikahan yang dimulai dengan cinta kasih dan diakhiri dengan perceraian! Ketika kita terbebas dari harapan-harapan, tak ada yang dapat menggoyahkan kita. Seperti halnya orang tua yang selalu mencintai dan menginginkan yang terbaik bagi anaknya yang nakal, mengembangkan cinta kasih yang kuat memberikan kita kemampuan untuk mengatasi orang yang paling sulit sekalipun. Dibutuhkan latihan, akan tetapi kita semua memiliki kemampuan untuk itu.
Mencintai Diri Sendiri
Cinta kasih yang universal mencakup aspek yang sering kali terlupakan: kita perlu mencintai diri sendiri juga. Hal ini bukan hanya soal mengharapkan sesuatu untuk memuaskan keinginan kita yang tiada henti akan kenikmatan dan hiburan. Kebahagiaan kecil yang kita peroleh dari hal-hal seperti itu tidak kekal dan pada akhirnya kita akan selalu mengharapkan lebih banyak lagi.
Jika kita mencintai diri sendiri, kita akan berupaya menemukan kebahagiaan sejati yang abadi, bukan hanya kenikmatan sesaat. Ketika kita mulai bisa mencintai diri sendiri, kita juga bisa mencintai sesama dengan kesungguhan.
(Sumber: http://studybuddhism.com/en/buddhism-in-daily-life/what-is/what-is-love | diterjemahkan oleh: Tim Hendera)