Tulisan ini dibuat unuk lomba NDBF 5.0.
A. PENDAHULUAN
Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, dimana pada masa itu terjadi berbagai perubahan baik perubahan fisik maupun perubahan psikis atau mental. Menurut Dhamayanti (2009), ciri-ciri remaja antara lain adalah munculnya kemampuan berpikir yang baru, peningkatan kesadaran akan datangnya masa dewasa, dan keinginan untuk menjalin jarak emosional dan psikologis dengan orang tua. Di zaman sekarang ini, manusia tidak terlepas dari yang namanya Smartphone atau ponsel pintar. Beragam kebutuhan sehari-hari seperti komunikasi lewat jejaring online, mencari informasi, hingga membeli barang keperluan bisa didapatkan melaui ponsel. Jumlah pengguna ponsel di Indonesia terus bertambah dan didominasi oleh usia muda dengan rentang umur 18-24 tahun atau 61% dari jumlah seluruh pengguna Smartphone (Ningrum, 2015:14). Berdasarkan data tersebut, sebagian besar remaja sudah menggunakan ponsel dalam kehidupan mereka, sebagian dari mereka sudah cukup bijak dalam menggunakan ponselnya, namun tidak sedikit juga yang terjerumus dalam berbagai kasus negatif dari penggunaan ponsel bagi remaja, khususnya bagi mereka yang belum cukup dewasa dalam menggunakan Smartphone. Seperti kasus kecanduan Game, Cyber Bullying atau kekerasan di dunia maya, hingga yang paling parah adalah mengonsumsi atau menonton tayangan yang tidak sepatutnya untuk ditonton. Kasus-kasus tersebut pasti mempegaruhi pola pikir dan perkembangan diri remaja, baik dalam aspek kognitif maupun psikomotorik yang mengganggu kesehatan mental (Mental Wellness). Kesehatan mental sendiri merupakan keadaan dimana seseorang dapat mengatasi tekanan dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari, memenuhi kebutuhan emosional dan sosialnya, serta dapat menjalani kehidupan dengan bahagia dan bermakna (Hariyanto dkk., 2016). Oleh karena itu, diperlukan suatu terobosan atau solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan mental bagi remaja, sehingga harapannya dapat meminimalisir kasus-kasus dari dampak negatif yang disebabkan oleh Gadget.
B. PEMBAHASAN
Di era pasca pandemi Covid-19 semakin banyak orang yang membutuhkan Gadget, hal tersebut dipengaruhi oleh Digitalisasi atau perkembangan zaman yang menuntut semua orang agar ‘melek teknologi’. Memang tidak bisa dipugkiri dengan kehadiran Gadget membawa beragam kebutuhan, seperti alat untuk berkomunikasi, mencari berbagai informasi, mengabadikan momen dengan fitur Foto atau Video, bermain Game online, dan masih banyak lagi. Penggunanya juga dari berbagai kalangan, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Hadirnya Smartphone saat ini seakan-akan memberikan ‘angin segar’ bagi kebanyakan orang dan ini yang justru menjadi ancaman bagi mereka. ‘angin segar’ ini tidak hanya terdiri dari hal-hal yang positif tetapi juga hal-hal negatif. Anak-anak dan remaja yang juga merupakan pengguna Smartphone seringkali belum dapat mengontrol penggunaan ponsel mereka. Dr. Kristiana Siste, SpKJ(K), yang merupakan peneliti dari Departemen Psikiatri FKUI-RSCM pada hari selasa, 19 November 2019 melakukan penelitian mengenai Kuesioner Diagnostik Adiksi Internet (KDAI) untuk remaja di Indonesia, dan menunjukkan hasil bahwa prevalensi kecanduan internet pada remaja di Jakarta adalah sebesar 31,4%. Hasil temuan tersebut lebih tinggi dari kota-kota lain di lingkup Asia. Beliau mengatakan bahwa prevalensi pengguna internet tersebut lebih tinggi dibanding negara-negara lain disebabkan karena 97% remaja di Jakarta telah memiliki ponsel atau Gadget. Dikarenakan akses internet yang mudah, para remaja memiliki masalah emosional sekitar 48,5% dan masalah perilaku sebesar 56,3%, sehingga mereka menggunakan internet untuk mengubah atau memodifikasi suasana hati (Kristiana, 2019).
Selain penelitian yang dikembangkan Dr. Kristiana Siste, SpKJ(K), pada tahun 2016, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melakukan survey terkait jumlah penetrasi internet di Indonesia berdasarkan usia, dengan hasil data sebagai berikut :
Berdasarkan infografis tersebut, dapat diidentifikasi untuk kategori usia remaja antara 10-24 tahun didapat hasil penetrasi pengguna internet sebanyak 75,5 %. Penetrasi sendiri merupakan ukuran berapa banyak orang yang saat ini menggunakan internet sekaligus sebagai acuan ukuran berapa banyak rata-rata penduduk menghabiskan penggunaan internet. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas para remaja sudah menggunakan internet dalam keseharian mereka dengan rasio yang cukup tinggi yakni mencapai 75,5% yang mengindikasikan bahwa para remaja di Indonesia sudah cukup nyaman dengan hadirnya teknologi ini. Bagaikan pisau bermata dua, di satu sisi memang dengan kehadiran Gadget semakin menambah fasilitas yang memudahkan para remaja dalam kegiatan sehari-hari seperti kegiatan belajar mengajar melalui Platform atau aplikasi belajar di ponsel yang secara tidak langsung menunjang proses studi bagi mereka. Di sisi lain jika para remaja tidak dapat mengatur pengunaan ponsel mereka, maka berbagai dampak buruk akan terjadi, seperti mengurangnya produktivitas keseharian, waktu terbuang dengan sia-sia, dan berpotensi mengubah mental, sikap dan karakter dalam diri remaja, seperti sikap yang cenderung anti sosial atau individualistik. Penggunaan ponsel yang berlebihan dan tidak terkontrol dapat mengakibatkan dampak negatif pada kesehatan mental siswa atau remaja, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan tidur (Agustina & Priambodo, 2021).
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, ada berbagai dampak yang ditimbulkan dari hadirnya Gadget di kalangan remaja yaitu dapat memepengaruhi kesehatan mental (Mental Wellness) sehingga perkembangan psikis dari remaja tersebut pasti terganggu dan dapat berakibat fatal jika hal ini dibiarkan dan tidak diberi penanganan yang serius. Secara menyeluruh dampak atau akibat yang terjadi antara lain; menurunnya kemampuan kognitif atau intelektual remaja dikarenakan pengaruh distraksi Gadget yang seringkali menurunkan minat para remaja dalam kegiatan belajarnya, kemudian menurunnya kemampuan interaksi sosial di lingkungan masyarakat, mereka cenderung bersikap individual dan sukar dalam berinteraksi dengan orang lain, dan beresiko mengubah mental, sikap dan karakter dalam diri remaja.
Dalam mengatasi dampak negatif Gadget bagi remaja, perlu adanya solusi yang tepat agar meminimalisir dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif. Peran orang tua sebagai pendidik anaknya memegang andil yang besar bagi perkembangan buah hatinya, orang tua yang bijak pasti membatasi dan mengontrol penggunaan ponsel anaknya terutama yang masih berstatus pelajar. Perlu dilakukan pendekatan holistik dan terpadu melalui peran aktif orang tua, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekolah (Hariyanto dkk., 2016). Orang tua dan guru dapat membatasi penggunaan ponsel anak-anak dan remaja seperti memberikan kegiatan yang lebih bermanfaat seperti olahraga atau kegiatan sosial yang dapat meningkatkan keterampilan interpersonal (Susanti, 2021). Selain faktor eksternal dari orang tua dan guru, dibutuhkan faktor internal yaitu kesadaran dalam diri remaja dalam mengontrol penggunaan ponselnya. Melatih diri agar bisa mengendalikan penggunaan ponsel sebagaimana diri mengendalikan batin. Melatih batin adalah baik; batin yang baik akan membawa kebahagiaan (Dhammapada, Bab III, Citta Vagga: pikiran, bait 35). Oleh karena itu bijaklah dalam menggunakan ponsel agar mendapat manfaat yang berarti serta dengan tetap membatasi diri akan hal-hal negatif yang ditimbulkannya.
Penulis akan memaparkan beberapa langkah sederhana untuk meminimalisir penggunaan ponsel antara lain yaitu mengatur waktu dengan mengambil jeda dari penggunaan ponsel secara tertatur dan terarah, mencoba untuk menggunakan ponsel sesuai kebutuhan seperti tidak menginstal aplikasi atau game yang tidak diperlukan, serta mencari kesibukan lain selain menggunakan ponsel seperti mengikuti klub olahraga, berkebun, dan hal-hal positif lainya. Namun jika sudah terlanjur memiliki gangguan kesehatan mental akibat penggunaan ponsel, penting untuk mencari dukungan terutama dari orang tua, keluarga, atau mencari bantuan dari profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater (Priadi dkk., 2021).
C. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan Smartphone terhadap kesehatan mental (Mental Wellness) remaja, dapat disimpulkan bahwa penggunaan ponsel yang tidak terkendali akan membawa sejumlah dampak negatif bagi remaja, diantaranya yaitu menyebabkan kecanduan atau adiksi, mengurangi interaksi sosial, menumbuhkan sifat individualisme, menyebabkan sifat malas dan gangguan tidur. Oleh karena itu diperlukan tindakan pencegahan untuk mengatasi hal tersebut, yang paling utama yaitu perlunya motivasi dan komitmen kuat dalam diri remaja untuk dapat menggunakan ponsel dengan sebaik-baiknya seperti menggunakan ponsel dengan tujuan untuk menambah informasi atau mengembangkan keterampilan tertentu, dengan begitu manfaat dari kehadiran ponsel dapat dirasakan. Selain kemampuan diri dalam mengendalikan penggunaan ponsel, peran orang tua yang mengarahkan anaknya juga merupakan faktor yang penting untuk mencegah dampak negatif dari penggunaan ponsel, yaitu dengan melakukan pengawasan dan pembatasan ponsel serta mengajak mereka untuk melakukan kegiatan kegiatan yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, N., & Priambodo, A. (2021). Pengaruh penggunaan gadget terhadap motivasi belajar siswa mengikuti pembelajaran pjok selama covid-19. Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, 9(01), 365–371.
Dagpo R. (2020). Rahasia Bahagia: Kebahagiaan Universal, Mungkinkah ?. Yayasan Pengembangan dan Pelestarian Lamrim Nusantara.
Dharmayanti M. (2009). Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta.
Hariyanto, K. D., Naryoso, A., & Sos, S. (2016). Pengaruh intensitas mengakses fitur-fitur gadget dan tingkat kontrol orang tua terhadap kesehatan mental remaja. Interaksi Online, 4(2), 1–12.
Kristiana S. (2019). “Pengembangan Kuisioner Diagnostik Adiksi Internet bagi Remaja: Studi Konektivitas Fungsional Otak Melalui FMRI Bold, Prevalensi, Penelusuran Faktor Risiko, dan Proteksi”. Universitas Indonesia.
Ningrum, D W. (2015). 20% Pengguna Smartphone di Indonesia Rakus Konsumsi Data. Indonesia.
Priadi, A., Aristina, T., Rachmawati, N., & Harigustian, Y. (2021). Literature Review: Pengaruh Penggunaan Gadget Berlebih Terhadap Kesehatan Mental Anak. Jurnal Keperawatan AKPER YKY Yogyakarta, 13(2), 75–82.
PROFIL PENULIS
Penulis merupakan mahasiswa dari Universitas Negeri Surabaya, Fakultas MIPA, Prodi S1 Pendidikan Sains. Penulis memiliki nama lengkap Aiman Aziz dan berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Saya memiliki hobi atau kegemaran dalam dunia kepenulisan sejak masa SMA dan sering mengikuti lomba esia dan lomba menulis opini. Harapan kedepanya saya dapat terus konsisten dalam mengembangkan skill kepenulisan dan dengan terus berkarya, mengapa ? KARENA DENGAN KITA BERKARYA MAKA KITA ADA. SALAM ANAK MUDA : MUDA, HEBAT, BERKARYA. Terima Kasih.