Apa yang terjadi di benakmu ketika kamu melakukan suatu kesalahan? Malukah? Takut? Atau malah tidak peduli?
Setelah belajar tentang jalan karma dan akibat-akibatnya, tingkat beratnya, dan jenis-jenis karma yang berkekuatan besar, mungkin banget cara pandang kita terhadap tindakan yang kita lakukan berubah. Ternyata tindakan kita sekecil apapun itu bisa mendatangkan akibat yang besar. Kalau begitu, kebayang nggak sih kita sudah bikin karma buruk sebanyak apa? Waktu kecil, kita bisa dengan entengnya menggencet semut yang lewat di lantai atau membunuh nyamuk yang menggigit kita. Kita nggak tahu itu salah dan kita bergembira ketika berhasil. Bahkan sekarang setelah belajar pun, sudah berapa kali kita kepeleset bilang “OTW” padahal masih di kasur hayo?
Kalau sudah terlanjur bikin karma buruk, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita sudah pasti jatuh ke neraka dan nggak ada yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya? Kalau begitu, kan boro-boro bisa pencerahan. Ini aja udah on the highway to hell…
Sebelum menenggelamkan diri ke jurang keputusasaan (halah), kamu perlu tahu informasi yang satu ini. Ternyata ada cara untuk “memurnikan” karma buruk, lho!
“Memurnikan”? Memangnya karma buruk bisa hilang gitu?
Selama membaca penjelasan tentang keempat kekuatan tadi, mungkin pikiran ini muncul di benakmu. Sesuai dengan sifat umum karma, memang karma tidak bisa hilang begitu saja. Nah, “tidak bisa hilang begitu saja” itu berbeda dengan “tidak bisa hilang selamanya”! Sifat ini berarti karma bisa dihilangkan jika kita menerapkan upaya tertentu.
Karma bergantung pada berbagai sebab dan tidak berdiri sendiri. Jika kita dengan tepat dan sungguh-sungguh berupaya untuk dengan tujuan memurnikan karma buruk kita, tentunya upaya itu akan menjadi sebab bajik yang mendatangkan akibat yang sesuai. Nah, upaya apa itu?
Dalam Catur-dharma-nirdesa-sutra, ada 4 kekuatan yang bisa melemahkan dan memurnikan karma buruk yang telah kita kumpulkan. Keempat kekuatan itu adalah:.
Penyesalan
Hal yang dimaksud dengan “kekuatan pencabut” adalah rasa penyesalan yang mendalam terhadap karma buruk yang telah kita lakukan di masa lampau. Jika kita memahami dan memiliki keyakinan yang kokoh terhadap hukum karma, kita tentunya bisa menyadari karma buruk apa saja yang telah kita lakukan dan akibat macam apa yang akan kita alami, lalu merasakan penyesalan atas tindakan-tindakan tersebut.
Semakin kuat pemahaman dan keyakinanmu akan hukum karma, semakin besar pula rasa penyesalanmu. Artinya, kekuatan pencabut ini menjadi makin kuat. Namun, perlu diingat bahwa rasa penyesalan yang besar ini bukan berarti kamu harus meratap berjam-jam di pojokan. Rasa penyesalan ini akan membuat kamu membangkitkan tiga kekuatan lainnya sehingga benar-benar bisa “mencabut” ketidakbajikanmu!
Kekuatan Perbaikan
Setelah membangkitkan penyesalan yang kuat, tentu ada keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan. Sesuatu yang bisa kamu lakukan di sini adalah kebajikan! Tindakan bajik apa pun yang dilakukan dengan tujuan mempurifikasi diri dari kejahatan akan menjadi kekuatan perbaikan.
Dalam kitab Siksa-samuccaya, ada 6 tindakan bajik yang secara khusus memiliki kekuatan untuk memurnikan ketidakbajikan. Keenam tindakan itu adalah: melafalkan atau mempelajari Sutra Prajnaparamita, memeditasikan kesunyataan, melafalkan mantra suci, membuat gambar atau rupang Buddha, membuat persembahan kepada Triratna, dan melafalkan nama-nama Buddha.
Tekad untuk Tidak Mengulanginya Lagi
Kita tahu bahwa salah satu akibat karma adalah kecenderungan untuk mengulangi tindakan yang sudah pernah kita lakukan. Nah, kan kita pernah bikin karma buruk nih. Kita udah menyesal banget dan berusaha melakukan lebih banyak kebajikan untuk melawannya. Tapi kok tetap aja gatal pengen gaplok nyamuk yang nempel di lengan?
Walau sudah menyesal dan melakukan tindakan perbaikan, kita masih akan terus mengumpulkan karma buruk kalau kita tidak berpaling dari perbuatan buruk yang sudah kita lakukan. Oleh karena itu, kita perlu menerapkan kekuatan berpaling dari perbuatan salah agar tidak mengulangi karma buruk yang sudah kita lakukan tersebut. Dalam kitab “Pembebasan di Tangan Kita”, Guru Phabongkha Rinpoche menganjurkan kita untuk berpikir seperti ini: “Mulai sekarang dan seterusnya, aku tidak akan melakukan tindakan jahat apa pun bahkan jika itu mengorbankan nyawaku.”
Wah, sampai mengorbankan nyawa gitu… Mana bisa? Eits, jangan patah semangat dulu. Kalau dirasa sulit berhenti seumur hidup, kamu bisa mulai menahan diri dalam jangka waktu tertentu, misalnya dengan bertekad, “Aku akan menghindari berbohong setidaknya dalam sehari ini.” Minimal dalam sehari kamu sudah berpaling dari karma buruk ucapan salah. Besok, perbarui tekadmu untuk menahan diri sehari lagi, lalu besoknya sehari lagi, dan seterusnya hingga lama-lama kamu jadi terbiasa untuk menghindari karma buruk sepenuhnya!
Basis (Trisarana & Bodhicita)
Satu hal yang perlu kamu ingat dalam perjuanganmu untuk menjadi orang baik: kamu nggak sendiri! Ada Triratna yang membimbing dan mendukungmu setiap saat. Praktik Trisarana atau berlindung kepada Triratna merupakan kekuatan pendukung yang akan membantumu melawan kekuatan karma buruk dan menghimpun lebih banyak kebajikan.
Perlu diingat bahwa berlindung kepada Triratna di sini tidak sama dengan kamu datang ke wihara, menyalakan dupa dan berlutut di depan rupang Buddha sambil memohon pengampunan. Buddha mengajarkan kita untuk menghindari ketidakbajikan. Jadi, jika kita berlindung pada Buddha, otomatis kita akan mengikuti petunjuk Beliau untuk menghindari ketidakbajikan juga. Dharma adalah ajaran Buddha itu sendiri dan Sangha adalah komunitas bajik yang mendampingi kita dan sama-sama beraspirasi untuk menjalani hidup bajik sesuai dengan Dharma. Berlindung pada Dharma berarti mempraktikkan apa yang Buddha ajarkan, termasuk menghindari ketidakbajikan dan mengumpulkan kebajikan, dan berlindung pada Sangha berarti kita hidup sejalan dengan sahabat yang akan menjaga kita dari tindakan tak bajik. Karena itu, Trisarana kepada ketiga permata ini berarti kita akan terus menerima berkah dan dukungan untuk melawan karma buruk dan mengumpulkan karma baik yang berlimpah.
Baca juga: “Apa Kamu sudah Berlindung / Trisarana? Coba jawab pertanyaan-pertanyaan ini dulu!”
Selain Trisarana, ada satu lagi kekuatan pendukung untuk memurnikan karma buruk yang nggak kalah hebat, yaitu Bodhicita! Masih ingat pembahasan tentang karma berkekuatan besar? Bodhicita alias tekad meraih Kebuddhaan demi menolong semua makhluk adalah sikap batin yang bisa memberikan kekuatan yang luar biasa terhadap setiap tindakanmu. Begitu pula dalam memurnikan karma burukmu. Ketika Bodhicita yang tulus bangkit dalam batinmu, tidak ada ruang bagi sikap mementingkan diri sendiri yang selama ini membuatmu melakukan berbagai karma buruk. Jadi, Trisarana dan Bodhicita adalah booster super yang bisa mendukung praktik spiritualmu, khususnya untuk memurnikan karma buruk yang kamu lakukan di masa lampau.
Pelajari cara mengembangkan Bodhicita ala Mahaguru dari Sriwijaya di sini!
Kesimpulan
Keempat kekuatan ini memurnikan karma buruk dengan cara melemahkan akibatnya. Contohnya, kalau akibat yang matang sepenuhnya dari tindakanmu adalah kelahiran di alam neraka, dengan empat kekuatan akibat ini bisa melemah jadi kelahiran di alam binatang. Bisa juga kamu tetap terlahir di alam rendah tapi tidak merasakan rasa sakit atau penderitaan. Cara kerja yang lain adalah karma buruk yang bisa membuatmu mengalami penderitaan hebat melemah sehingga kamu hanya mengalami akibat berupa sakit atau mimpi buruk.
Memurnikan karma buruk yang telah kita lakukan di masa lampau tentunya bukan perkara mudah. Keberhasilannya bergantung pada lengkap atau tidaknya keempat kekuatan serta seberapa intens dan seberapa lama kamu menerapkan keempat kekuatan itu. Semakin banyak kita melakukan karma buruk, semakin sulit pula mengatasinya. Apalagi kita sudah mengumpulkan karma buruk sejak waktu yang tak bermula. Namun, saat ini kita sudah punya tubuh manusia yang berharga dan bertemu Dharma. Kita punya kesempatan untuk mengubah hidup kita dan menciptakan sebab-sebab kebahagiaan bagi diri kita dan semua makhluk baik di kehidupan ini maupun kehidupan mendatang.
Sang Buddha dan murid-murid Beliau sudah membuktikan sendiri bahwa menyingkirkan segala ketidakbajikan dan mengumpulkan sebanyak mungkin kualitas positif adalah sesuatu yang bisa diraih. Caranya pun sudah dibagikan kepada kita. Kita juga punya banyak sahabat Dharma yang bisa berjuang bersama dan saling mendukung. Jadi, jangan biarkan karma buruk di masa lampau bikin dirimu berputus asa. Mari terus berjuang bersama-sama di Jalan Dharma!
Referensi:
1. “Pembebasan di Tangan Kita” oleh Phabongkha Rinpoche
2. “Steps on the Path to Enlightenment” oleh Geshe Lhundup Sopa
3. “Ini yang Harus Kuperbuat” oleh Y.M. Biksu Bhadra Ruci