Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Trending
    • Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025
    • Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha
    • Belajar Dharma dari Ne Zha 2
    • Kelahiran, Kematian, dan Kemanusiaan dalam Film Mickey 17
    • Agama Buddha dan Kemerosotan Moral
    • Lagu Titiek Puspa Yang Wajib Direnungkan
    • Brave Bang Bravern! adalah Anime Religi?
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Audiobook
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan YPPLN
      • Laporan Keuangan YPPLN
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Wacana » Berita » Kisah Kesederhanaan Srikandi Buddhis asal Solo

    Kisah Kesederhanaan Srikandi Buddhis asal Solo

    0
    By Redaksi Lamrimnesia on July 25, 2016 Berita

    Parwati

    oleh: Basuki

    Berita meninggalnya Bu Parwati tentu mengejutkan bagi diriku. Sepertinya baru saja saya mendapatkan kabar beliau masuk rumah sakit, dan baru saja pula dikabarin oleh seorang teman kalau tiga hari yang lalu beliau di operasi. Tidak ada kabar lain sampai akhirnya kemaren sore sekitar pukul 19.00, saya mendapatkan kabar Beliau telah meninggal.

    Ketidakkekalan, itulah sifat dalam samsara yang diajarkan dalam Buddha Dharma. Begitu pula dengan kehidupan Bu Par, yang saya ketahui. Beliau kali ini tengah mempraktikkan juga ajaran Buddha dalam hidupnya sebagaimana beliau mendedikasikan hidup untuk praktik Dharma, hanya saja kali ini yang beliau praktikkan adalah ketidakkekalan suatu hidup.

    Kesan pertama saya terhadap beliau ketika pertama kali berjumpa, tidak akan bisa lepas dari kesederhanaan hidup beliau. Saya masih ingat pada suatu acara talk show Buddhis beberapa tahun lalu di Bandung. Beliau ketika itu langsung mengantri dipaling belakang antrean. Bahkan ketika panitia dan beberapa anggota Sangha mencoba mencari beliau diantara tamu undangan, beliau dengan santainya dalam antrian. Akhirnya seorang petinggi WBI mengenali beliau dan berusaha menarik keluar beliau agar tidak perlu antri, beliau tetap ngotot untuk antre. Antrean pun spontan berubah menjadi pagar di sisi kanan-kiri untuk membuka jalan bagi beliau. Beliau akhirnya bersedia lewat ketika jalan itu terbuka dan sambil membungkukkan sedikit badan beliau kepada semua orang yang beliau lalui.

    Beliau menunjukkan kebanggaan sebagai wanita Jawa Buddhis. Kemanapun beliau berpergian dalam acara apapun, sangatlah jarang ataupun tidak pernah sekalipun beliau tidak mengenakan kebaya. Kalaupun bisa menyingkat kisah hidup beliau, maka saya akan mengatakan beliau adalah simbol kesederhanaan dan kebanggaan dalam praktek Buddhis nusantara. Kesederhanaan beliau tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari dan kebanggaan beliau tunjukkan dengan selalu berpakaian kebaya dalam setiap kesempatan.

    Bu Par, Terima-Kasih telah menjadi panutan dan simbol dalam praktik kesederhanaan Buddhis Nusantara


    Maha Upasaka Pandita DR. Metta Pannakusuma Parwati Soepangat Soemarto dilahirkan di Keraton Sala pada 1 Mei 1932. Beliau adalah dayaka perintis kebangkitan Buddha Dharma di Indonesia, MNS Ashin Jinarakkhita (1923-2002), pada awal thn 60an dan menemani beliau membabarkan Dharma keliling seluruh Indonesia terutama setiap pelosok di Jawa Tengah, mendirikan organisasi Wanita Buddhis Indonesia (WBI) thn 1973, Rektor STIAB Smaratungga, serta memangku berbagai jabatan penting di Pengurus Pusat Majelis Buddhayana Indonesia (MBI).

    MNS Ashin Jinarakkhita memberi Ibu Parwati gelar “Srikandi Buddhis asal Solo” atas kiprah beliau yang luar biasa demi pengembangan Buddha Dharma di Nusantara. Setelah puluhan tahun berkarya, akhirnya beliau tutup usia pada tanggal 24 Juli 2016 lalu. Semoga beliau terlahir kembali sebagai manusia lengkap dengan kebebasan dan keberuntungan sehingga dapat meneruskan praktik Dharma dan kembali membawa manfaat bagi semua makhluk.

     

    2016 juli Parwati Soepangat Srikandi Buddhis
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleHappy Avalokitesvara Day!
    Next Article ⁠⁠Ananda Project Goes Live!
    Redaksi Lamrimnesia

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    April 30, 2025

    Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis

    April 25, 2025

    Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025

    April 21, 2025

    Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha

    Store
    © 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.