Sebagai Buddhis, tentunya kita sering melafalkan paritta Tisarana. Kita juga tahu betul bahwa Tisarana berarti mengambil perlindungan kepada Triratna (Buddha, Dharma, dan Sangha). Kendati demikian, apakah kita sudah benar-benar mengenal Triratna? Benarkah kita benar-benar sudah Tisarana kepada Triratna?
Jika kita bisa menjawab, “Ya, saya telah Tisarana kepada Triratna,” lantas apakah kita sudah mengenali dengan jelas setiap Ratna? Siapa itu Buddha? Apa itu Dharma? Siapa saja yang merupakan Sangha? Jika kita masih ragu atau bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan ini, berarti kita masih perlu mengenal Triratna dengan lebih dekat.
Jika kita tidak benar-benar mengenal Triratna, kita bisa saja salah menerapkan praktik Tisarana atau praktik kita gampang goyah. Lalu, jika kita tidak mengenal Triratna dengan baik, mungkin juga bagi kita untuk terjebak dalam praktik berlindung yang keliru kepada pelindung-pelindung duniawi, seperti dewa, naga, setan, dan makhluk lainnya.
Kepada siapa kita seharusnya memohon perlindungan (Tisarana)?
Objek perlindungan yang layak dan mampu memberikan kita perlindungan adalah Triratna (Buddha, Dharma, dan Sangha). Triratna memiliki semua kualitas mulia dan bebas dari semua kesalahan.
Tidaklah tepat bagi kita untuk mengambil perlindungan kepada dewa, naga, setan, atau pelindung duniawi lainnya. Pertama, mereka masih ada di alam samsara dan tidak mampu menolong diri mereka sendiri. Kedua, pertolongan mereka tidak bisa diandalkan, akan sangat mungkin kita dikhianati oleh mereka sewaktu-waktu.
Hal ini tentunya sangat jauh berbeda dengan kualitas perlindungan Triratna. Seperti misalnya Ratna Buddha yang memiliki kualitas kebijaksanaan, welas asih, pengetahuan, dan kekuatan yang tak tertandingi. Ini artinya Buddha memiliki ketulusan welas asih untuk menolong kita dan memiliki kemampuan untuk benar-benar memastikan kita bebas dari semua bentuk penderitaan.
Mengenali Triratna (Tiga Perlindungan) Lebih Dekat
Untuk setiap permata (Ratna) perlindungan, terdapat dua definisi, yakni perlindungan tertinggi dan konvensional.
- Ratna Buddha tertinggi didefinisikan sebagai dua aspek dari Dharmakaya seorang Buddha, sedangkan Ratna Buddha konvensional didefinisikan sebagai dua aspek dari tubuh atau Rupakaya seorang Buddha.
- Ratna Dharma tertinggi adalah yang manapun dari dua kebenaran purifikasi (Kebenaran tentang Terhentinya Dukkha dan Kebenaran tentang Jalan) yang ada dalam batin seorang Arya, sedangkan Ratna Dharma konvensional adalah kumpulan dari kata-kata tertulis seperti dua belas kategori ajaran.
- Ratna Sangha yang tertinggi adalah seorang Arya yang memiliki salah satu dari delapan kualitas pengetahuan dan pembebasan, sedangkan Ratna Sangha konvensional adalah sekelompok orang yang terdiri dari minimal empat orang biasa yang memiliki ikrar-ikrar biksu.
Siapa Buddha?
Secara ringkas, Buddha bisa adalah Guru Agung yang telah menyingkirkan semua kesalahan dan telah mencapai semua kebajikan. Beliau juga dikenali sebagai objek yang telah menyempurnakan dua tujuan, yaitu menolong diri Beliau secara pribadi dan juga tujuan menolong semua makhuk.
Dari penjelasan di atas, definisi tertinggi Buddha adalah Dharmakaya. Guru Kedrup Tenpa Dargye menjelaskan Dharmakaya sebagai “kebijaksanaan tertinggi dan tidak bernoda yang telah ditransformasikan melampaui segala keadaan yang tidak suci”. Di dalam Abhisamayalamkara dan Prajna-paramita-sutra, disebutkan bahwa kualitas kemahatahuan Buddha melampaui semua pengetahuan para Arya dan hanya dapat dicapai dengan mempraktikkan seluruh realisasi pada Jalan Mahayana.
Sedangkan, definisi konvensional Buddha adalah Rupakaya. Rupakaya merupakan perwujudan tubuh bentuk Buddha dan terbagi menjadi wujud 32 tanda utama dan 80 tanda sekunder seorang Buddha (Sambhogakaya) serta tubuh fisik yang muncul di hadapan semua makhluk (Nirmanakaya).
Apa itu Dharma?
Dalam definisi tertinggi, Dharma dikenali sebagai dua kebenaran purifikasi yang merujuk pada dua poin ajaran Empat Kebenaran Mulia, yaitu Kebenaran tentang Terhentinya Dukkha dan Kebenaran tentang Jalan.
Dalam definisi konvensional, Dharma dikenali sebagai dua belas kategori ajaran, yaitu:
- Ceramah-ceramah
- Campuran prosa dan syair
- Tanggapan yang menerangkan
- Syair-syair
- Ucapan yang menggembirakan
- Pernyataan tema atau pokok bahasan
- Cerita tentang riwayat kehidupan spiritual
- Cerita tentang kejadian masa lalu
- Cerita tentang kehidupan lampau Sang Buddha
- Ceramah ekstensif
- Kegaiban
- Instruksi
Siapa Sangha?
Dalam definisi tertinggi, Sangha adalah seorang Arya yang memiliki salah satu dari delapan kualitas pengetahuan dan pembebasan. Dalam Mahayanottara-tantra-sastra, delapan kualitas tersebut adalah sebagai berikut:
- Pengetahuan tentang realitas tertinggi:realisasi langsung bahwa semua makhluk dan skandha mereka adalah tanpa inti yang sejati.
- Pengetahuan tentang realitas yang bercakupan luas: realisasi bahwa batin semua makhluk hidup memiliki aspek kesucian karena tidak adanya inti yang sejati.
- Pengetahuan introspektif: realisasi bahwa hanya Arya Mahayana dengan pengalaman mereka sendiri yang mampu memahami pengetahuan tersebut.
- Pembebasan dari halangan kemelekatan: keadaan terbebas dari kemelekatan pada kepercayaan akan adanya aku yang sejati dalam makhluk hidup.
- Pembebasan dari halangan batin: tingkatan yang diperoleh dari kemampuan pengetahuan bercakupan luas yang dimiliki seorang Arya untuk mencapai segala objek yang diketahui.
- Pembebasan dari halangan menjadi inferior: tingkatan yang mendekati Kebuddhaan karena kebajikan dari memiliki tiga jenis pengetahuan yang baru saja disebutkan.
- Kualitas umum pengetahuan yang diwakili ketiga jenis pengetahuan.
- Kualitas umum pembebasan yang diwakili ketiga jenis pembebasan.
Definisi konvensional dari Sangha adalah sekelompok orang yang terdiri dari minimal empat orang biasa (non-Arya) yang telah mengambil ikrar biksu. Ini berarti Sangha dalam definisi sederhana adalah kumpulan dari minimal 4 biksu.
Mengapa Layak Tisarana pada Triratna?
Poin ini dapat difokuskan terhadap kualitas bajik Ratna Buddha karena Ratna Dharma dan Sangha sendiri berkaitan dengan Ratna Buddha: Dharma merupakan ajaran Buddha dan Sangha merupakan pengikut ajaran Buddha.
Ada empat kualitas mengapa Buddha layak dijadikan objek perlindungan, yaitu:
- Buddha sendiri telah bebas dari semua ketakutan
- Buddha mahir membebaskan para makhluk dari semua ketakutan
- Buddha bertindak dengan cinta kasih dan adil terhadap semua makhluk
- Buddha bertindak untuk kepentingan semua makhluk, baik yang pernah maupun tidak pernah menguntungkannya
Semoga setelah membaca artikel ini, kita bisa semakin mengenal Triratna, semakin yakin terhadap Triratna, dan bisa berpraktik Tisarana dengan lebih baik. Untuk penjelasan lengkap mengenai artikel ini, silakan baca topik “Tisarana” yang terdapat pada Kitab “Pembebasan di Tangan Kita” jilid kedua.
Referensi:
“Pembebasan di Tangan Kita Jilid II” oleh Phabongkha Rinpoche
“Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan: Lamrim Chenmo Jilid 1” oleh Je Tsongkhapa
Baca juga:
“Sing Penting Yakin” – Pembahasan Lamrim tentang sebab Tisarana