Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Trending
    • Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025
    • Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha
    • Belajar Dharma dari Ne Zha 2
    • Kelahiran, Kematian, dan Kemanusiaan dalam Film Mickey 17
    • Agama Buddha dan Kemerosotan Moral
    • Lagu Titiek Puspa Yang Wajib Direnungkan
    • Brave Bang Bravern! adalah Anime Religi?
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Audiobook
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan YPPLN
      • Laporan Keuangan YPPLN
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Wacana » Rayakan Waisak dengan 1000 Buku untuk Umat Buddha Jawa
    Sampul buku "Catur Segel Agung" dengan latar Candi Sewu. Tulisan: tulisan "Dengan dukunganmu, umat Buddha Jawa makin dekat dengan Dharma karena..."
    Ayo berdana buku Dharma bahasa Jawa dengan umat Buddha di Waisak Candi Sewu!

    Rayakan Waisak dengan 1000 Buku untuk Umat Buddha Jawa

    0
    By Redaksi Lamrimnesia on April 19, 2023 Berita, Featured, Wacana

    Menyambut Waisak 2567 B.E. tanggal 4 Juni 2023 nanti, Lamrimnesia kembali akan menerbitkan dan menyalurkan buku Dharma berbahasa Jawa tanpa pungutan biaya untuk umat Buddha di Jawa. Tahun ini, 1.000 eksemplar buku Dharma berjudul “Catur Segel Agung” akan dibagikan di perayaan Waisak se-Jawa Tengah di Candi Sewu.

    Umat Buddha Jawa, peradaban Buddhis Nusantara yang masih bertahan

    Agama Buddha memiliki sejarah panjang di Nusantara. Mengalami masa kejayaannya pada masa kerajaan Mataram dan Sriwijaya, lalu merosot dimakan waktu dan pergeseran budaya. Pada masa kemerosotan itu, umat-umat Buddha memilih untuk masuk ke area yang lebih terpencil seperti di pegunungan. Di sana, agama Buddha diwariskan secara turun-temurun hingga sekarang.

    Saat ini, kita masih bisa menemui umat Buddha di pedalaman Jawa, pulau Lombok, ataupun Lampung. Di pulau Jawa sendiri, khususnya di daerah Jawa Tengah, umat Buddha asli Nusantara yang sudah menganut agama tersebut sejak berabad-abad lalu tersebar di beberapa daerah seperti Temanggung, Banyumas, Pati, dsb.

    Terdorong untuk pindah keyakinan

    Tidak hanya di masa lampau, pada masa kini jumlah umat Buddha Jawa terus berkurang akibat cukup banyaknya umat yang berpindah keyakinan. Penyebabnya berawal dari kurangnya akses dan fasilitas pembelajaran Dharma, terbatasnya pilihan lembaga pendidikan, lingkungan pergaulan, hingga pernikahan. Ketersediaan buku Dharma sebagai salah satu fasilitas pembelajaran Dharma menjadi sangat penting untuk mempertahankan keyakinan umat Buddha Jawa.

    Mengapa buku Dharma berbahasa Jawa?

    “Jika Anda berbicara kepada seseorang dalam bahasa yang dia mengerti, itu akan masuk ke kepalanya. Jika Anda berbicara kepadanya dalam bahasanya, itu akan masuk ke hatinya.” 

    Nelson Mandela

    Di peradaban Buddhis Nusantara masa lampau, bahasa Jawa pernah menjadi media menyampaikan Dharma. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, penggunaan dan penguasaan Bahasa Jawa semakin menurun. Materi Dharma yang tersedia lebih banyak dibuat untuk memenuhi kebutuhan umat di kota-kota besar. Padahal, peranan Bahasa Jawa baik sebagai bahasa ibu umat Buddha Jawa dan juga sebagai media penyampaian Dharma sangat penting.

    Saat orang Indonesia menggunakan bahasa, bahasa daerah  menduduki  tingkat  pertama,  bahasa  Indonesia  menduduki  tingkat  kedua,  dan  bahasa  asing pada  tingkat  ketiga. Bahasa daerah atau bahasa ibu juga merupakan bagian dari identitas suatu budaya dan mencerminkan nilai yang dianut budaya tersebut. Dharma yang disampaikan dengan menggunakan bahasa ibu tentunya akan lebih mudah dipahami dan sampai ke hati dibandingkan dengan menggunakan bahasa lain.

    Mendekatkan Buku Dharma dengan Masyarakat Jawa

    Ketersediaan buku Dharma berbahasa Jawa tidak penting untuk kebutuhan umat saja, tetapi bahkan menjadi lebih penting untuk kebutuhan Dharmaduta. Untuk meningkatkan pemahaman, Dharmaduta perlu memperoleh asupan buku Dharma. Terlebih, apabila pengajaran dilakukan dengan bahasa Jawa, maka kebutuhan asupan buku Dharma berbahasa Jawa menjadi semakin penting.

    Untuk itulah, sejak tahun 2015, Lamrimnesia rutin menerbitkan dan menyalurkan buku Dharma berbahasa Jawa kepada umat Buddha Jawa.

    Pembagian buku Dharma untuk umat Buddha Jawa di Waisak Candi Sewu tahun 2019
    Tim Lamrimnesia & penerjemah buku Dharma bahasa Jawa di pembagian buku kepada umat Buddha Jawa tahun 2018

    Catur Segel Agung

    Buku “Catur Segel Agung” membahas 4 konsep yang sangat penting dalam ajaran Buddha, yaitu ketidakkekalan (Anicca), penderitaan (Dukkha), tiada inti yang kekal (Anatta), dan kedamaian tertinggi (Nibbana).

    Ajaran penting pertama (Anicca) yang harus dipahami adalah sesungguhnya “semua fenomena komposit, berhakikat ketidakkekalan”. Ketika kita benar-benar mulai memahaminya, baik di tingkat kasar dan halus, maka kita bisa mengambil jarak terhadap urusan-urusan dalam kehidupan saat ini dan mengurangi kemelekatan terhadapnya.

    Segel kedua (Dukkha), yaitu “semua fenomena tercemar berhakikat penderitaan”. Kita tahu bahwa selama kita masih mempertahankan skandha yang tidak murni—dengan kata lain, selama kita masih tunduk pada karma dan klesha—maka kita akan terus menderita. Pemahaman tersebut mengarahkan kita untuk mengambil jarak dari samsara secara keseluruhan dan melihat kerugian-kerugiannya. Kita bisa melihat bahwa selama masih berdiam di dalam samsara maka kita akan terus menderita.

    Jadi, terang sekali ini akan membuat kita ingin mencari jalan keluarnya. Jawabannya ada pada segel ketiga (Anatta) yaitu “semua fenomena tak berdiri sendiri”. 

    Bagaimana cara membebaskan diri dari samsara? Kita hanya bisa melakukannya dengan memahami bahwa diri yang berdiri sendiri tidaklah eksis, yang istilah untuknya adalah ketanpaakuan. Dengan merealisasikan ketanpaakuan, maka kita akan mencapai “Nirwana—kedamaian tertinggi”, yang merupakan segel keempat (Nibbana).

    Dukung kami menerbitkan & menyalurkan buku “Catur Segel Agung” dan menjalankan usaha pelestarian Dharma lainnya!

    Mari dukung penyebaran ajaran yang menuntun semua makhluk mencapai kebahagiaan sejati ke seluruh Nusantara dengan menjadi Dharma Patron Lamrimnesia!

    Rincian Buku

    Judul BukuCatur Segel Agung
    PengarangDrepung Thrisur Rinpoche Lobsang Tenpa
    PenerbitPenerbit Saraswati
    Jumlah Cetak1.000 eksemplar
    Jumlah Halaman+/- 60 halaman
    Jadwal TerbitJuni 2023
    Biaya mengundangDibagikan tanpa pungutan biaya
    Target PenyaluranUmat Buddha Jawa

    Estimasi Biaya

    Biaya Persiapan Buku:0
    Penyelamatan Kaset*0
    Pentranskripan, Penerjemahan, & Penyuntingan Awal*0
    Desain Sampul & Tata Letak*0
    Biaya Percetakan & PenyaluranRp22.100.000,-
    Biaya Cetak (1.000 eks.)Rp18.700.000,-
    Biaya Pengiriman BukuRp1.400.000,-
    Biaya PromosiRp2.000.000,-
    Biaya Operasional & ManajerialRp45.000.000,-
    Biaya Total Penerbitan & Penyaluran BukuRp67,100,000

    Salurkan dana Anda ke:

    BCA 0079 388 388 atau MANDIRI 119 009 388 388 0
    a.n. Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim Nusantara

    Pilihan paket dana:
    Upeksha (Sukarela*)
    Maitri Rp200.002,-
    Karuna Rp500.002,-
    Mudita Rp1.000.002,-
    *Tambahkan Rp2,- pada nominal donasi Anda

    Konfirmasikan ke Lamrimnesia Care dengan mengirimkan bukti transfer dengan keterangan “DharmaPatron2” atau melalui tautan lamrimnesia.org/dpatron2

    Dana yang Anda berikan akan disalurkan untuk kegiatan S A P A:
    – Penerbitan & Penyaluran Buku Dharma (S ALUR)
    – Penyelenggaraan Kegiatan Dharma (A JAR & P ROMOSI)
    – Mobilisasi Dharma Patriot & Biaya Operasional (P ROMOSI & A JAK)

    buku Dharma Jawa umat Buddha Jawa
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleTiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2023
    Next Article Spiritual Healing Ke Alam Tara, Lebih Dekat Dengan Pertolongannya!
    Redaksi Lamrimnesia

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    April 30, 2025

    Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis

    April 25, 2025

    Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025

    April 21, 2025

    Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha

    Store
    © 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.