oleh Junarsih
Kebahagiaan adalah harta paling berharga yang diriku dan semua makhluk harapkan. Bahagia berjumpa dengan teman lama misalnya, atau bahagia karena telah meraih cita-cita. Tapi, kadang aku merasa hari ini happy banget terus besoknya mendadak mood berubah-ubah. Lantas, kebahagiaan jenis apakah yang sedang kurasakan saat ini? Apa itu benar-benar bahagia?
Ketidaktahuanku tentang jenis kebahagiaan yang sedang kurasakan saat ini mengantarkanku ke sesi NDBF Talk 3.0 dengan narasumber Fery Widjadi (Dharmaduta) yang membahas tentang ‘Rahasia Bahagia’ pada Sabtu (21/8) lalu. Dalam sesi ini Fery menuturkan kalau taraf kebahagiaan kita sejak kecil hingga dewasa itu berbeda-beda. Ia juga mengungkapkan bahwa kita terbiasa untuk mencari kebahagiaan yang berasal dari luar diri. Menurutnya, hal ini membuat kebahagiaan tidak bisa bertahan lama dalam diri kita.
Memang benar apa yang Fery ungkapkan, kebahagiaan karena faktor dari luar diri tidak bisa bertahan lama. Rasa bahagia setelah berjumpa dengan teman lama hanya bertahan saat itu juga, setelahnya rasa bahagia itu hilang secepat kilat. Lantas, sejatinya kebahagiaan itu berasal dari mana?
Sumber Kebahagiaan
“Kebahagiaan yang kita cari itu posisinya bukan sesuatu yang di luar kita. kebahagiaan itu sifatnya internal, bukan eksternal. Kebahagiaan itu bukan ada di fisik, tapi di batin kita,” ujar Fery.
Ternyata, kebahagiaan tidak melulu berasal dari luar diri. Kebahagiaan ada dalam batin kita. Aku setuju dengan pernyataan Fery ini. Pasalnya aku pun sering merasa kalau batin tidak bahagia, mau ada konser Justin Bieber di depan mata sekalipun rasanya tidak menyenangkan. Begitu pula sebaliknya kalau batin sedang damai dan bahagia, mau ada Justin Bieber atau tidak aku pun tetap merasa bahagia.
Tapi… Memangnya kebahagiaan hanya dalam kehidupan saat ini saja kah? Tidak, kebahagiaan ada 4 jenis dan tidak melulu bahagia di kehidupan saat ini saja.
4 Jenis Kebahagiaan
Dalam acara ini Fery membahas empat jenis kebahagiaan, yaitu: kebahagiaan kehidupan saat ini, kebahagiaan pada kehidupan mendatang, kebahagiaan karena bebas dari samsara, dan kebahagiaan karena telah mencapai Kebuddhaan.
Wah, ternyata tidak hanya alam kehidupan saja yang banyak jenisnya, tapi kebahagiaan juga. Dan sesi ini menjawab pertanyaanku di awal bahwasannya kebahagiaan yang aku dapatkan saat ini adalah jenis kebahagiaan yang pertama–kebahagiaan di kehidupan saat ini saja.
Melatih Batin
Tak hanya berhenti sampai pada pemahaman tentang sumber dan jenis kebahagiaan, aku menjadi lebih paham bila kebahagiaan itu bisa diperoleh dengan melatih batin.
Fery menjelaskan 3 hal yang bisa dilakukan untuk melatih batin, yaitu: belajar, merenung, dan meditasi.
“Supaya kita punya kondisi untuk belajar, merenung, dan meditasi kita butuh karma baik. Selain benih karma dari kehidupan lampau kita tambahi dengan perbuatan baik dengan menjalankan sepuluh jalan karma putih dan menghindari sepuluh jalan karma hitam,” ujarnya.
Wah, kalau begitu karma baikku di masa lampau cukup banyak ya, sehingga di kehidupan sekarang bisa merasakan kebahagiaan. Tapi aku tidak boleh bersenang hati dulu, suatu hari semua kebajikanku akan habis. Maka dari itu, aku harus terus memperbanyak kebajikan dengan melatih batin.
Melatih batin ini dilakukan dengan mempraktikkan sepuluh karma jalan putih dan menghindari sepuluh jalan karma hitam seperti yang sudah Fery jelaskan di atas. Sepuluh karma hitam ini di antaranya: membunuh, mencuri, perbuatan seksual yang tidak pantas, berbohong, ucapan memecah belah, berucap kasar, ucapan tidak berguna, keserakahan, niat jahat, dan pandangan salah. Supaya bisa memperbanyak kebajikan, maka aku harus mempelajari tentang kerugian dari sepuluh jalan karma hitam, merenungkannya, kemudian memeditasikannya agar tertanam dalam batin, serta membangkitkan niat dan motivasi untuk menghindari perbuatan tidak bajik tersebut.
Kalau sudah bisa melatih batin dengan cara tersebut, kita bisa membangkitkan motivasi untuk mencapai kebahagiaan tertinggi dengan mencapai Kebuddhaan demi membebaskan semua makhluk dari penderitaan.
Sesi NDBF Talk 3.0 ini membuatku lebih paham bahwa kebahagiaan yang kita peroleh di kehidupan ini adalah buah dari karma baik di kehidupan lampau. Satu lagi yang perlu diingat, kebahagiaan tidak hanya tentang masa kini saja. Kebahagiaan dari luar yang aku peroleh di kehidupan ini bersifat sementara, tetapi bila dari dalam batinku bisa bahagia, maka kebahagiaan itu tidak akan hilang. Yang pasti, bila kita semua bisa belajar, merenung, dan memeditasikan hukum karma, lalu menghindari 10 karma hitam dan mempraktikkan 10 karma putih, kita dapat melatih batin hingga bisa meraih keempat jenis kebahagiaan.