Oleh BESTRELOAD
Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim Nusantara menutup tahun 2020 dengan memfasilitasi siaran pengajaran Dharma dalam acara daring “Kebajikan dalam Untaian Doa bagi yang Beruntung”. Pengajaran Dharma yang disiarkan adalah dari Y.M. Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Lobsang Tenpa dengan topik “Empat Segel Dharma” pada tanggal 25-27 Desember 2020 dan “Karma dan Akibat-akibatnya” pada tanggal 28-31 Desember 2020. Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi tentang apa yang saya dapat dalam pengajaran topik “Karma dan Akibatnya”. Mari simak bersama.
Sesi pengajaran dimulai dengan penjelasan definisi. Ada dua aspek yang perlu diketahui saat membahas topik “Karma dan Akibat-akibatnya”, yaitu mengenai “karma” dan “akibatnya”. Karma merujuk pada suatu niat dan tindakan, yang pada akhirnya menjadi suatu sebab. Akibat karma merujuk pada perasaan menyenangkan, tidak menyenangkan, atau netral yang merupakan hasil dari karma. Karma sudah mulai dikumpulkan ketika kita pertama kali membangkitkan niat dan sudah mulai dihasilkan bahkan sebelum niat tersebut diwujudkan. Y.M Khenzur Rinpoche memberikan contoh misalnya namaskara, karma dimulai saat muncul niat yang mendahului tindakan fisiknya (karma mental) dan saat tindakannya betul-betul dilakukan (mencakup karma fisik dan verbal). Jadi, setiap saat kita senantiasa membuat karma yang baru.
Selanjutnya Y.M. Drepung Tripa Khenzur Rinpoche menjelaskan tentang bermacam-macam klasifikasi karma. Cara kerja karma dan akibat-akibatnya merupakan hal yang kompleks. Oleh karena itu, Buddha menjelaskan berbagai jenis “klasifikasi karma” untuk memberikan pemahaman setepat mungkin, misalnya klasifikasi berdasarkan bajik atau tidaknya tindakan, berdasarkan sifat karma yang “melempar” makhluk ke kelahiran berikutnya, dan masih banyak lagi.
Poin penting saat mempelajari topik karma adalah sifat atau karakteristik dari karma dan akibatnya. Karma memiliki empat sifat yaitu:
1. Karma itu pasti: karma yang bajik pasti menghasilkan hal yang positif dan karma tidak bajik pasti menghasilkan hal yang negatif.
2. Karma berkembang dengan pesat: seperti pohon besar yang tumbuh dari biji yang kecil, begitu pula karma yang kecil dapat tumbuh menjadi besar dengan sangat cepat.
3. Kita tidak akan mengalami akibat dari karma yang tidak dilakukan: jika belum menciptakan sebab-sebabnya, kita tidak akan mendapatkan akibat.
4. Karma yang dirampungkan tidak akan sia-sia: artinya ketika karma sudah diperbuat, terkecuali ada klesha atau tindakan lain yang memengaruhi karma tersebut, kita pasti akan mengalami akibatnya.
Apa tujuan mempelajari empat sifat karma dan akibatnya ini? Poinnya adalah karma harus diperhatikan dengan sangat hati-hati, tidak bisa diremehkan. Karma tidak akan hilang dan terus berkembang, jadi bahkan kita harus berhati-hati atas sekecil apapun perbuatan buruk yang kita lakukan karena pasti ada konsekuensi dari tindakan kita. Sangat penting bagi diri kita untuk menanamkan pemahaman dan keyakinan yang kokoh pada hukum karma dan akibat-akibatnya ini karena dengan pemahaman dan keyakinan yang kokoh, kita bisa mengendalikan diri karena yakin akan konsekuensi dari tindakan kita.
Pada dua sesi terakhir, Y.M. Drepung Tripa Khenzur Rinpoche menjelaskan 10 jalan karma hitam dan putih, kriteria beratnya karma, makna puja dan Doa 7 Bagian, serta akibat karma. Topik-topik ini dijelaskan secara terperinci oleh Beliau lengkap dengan contoh dan basisnya. Poin penting yang saya dapatkan adalah ketika telanjur melakukan ketidakbajikan, kita harus berhati-hati dan memastikan karma hitam kita bukan merupakan jalan karma yang lengkap. Sebaliknya dengan karma putih, kita harus memastikan semua aspek jalan karmanya lengkap agar mendapatkan hasil yang lengkap pula.
Jalan karma yang lengkap akan menghasilkan akibat karma yang lengkap, yaitu: akibat yang matang sepenuhnya (menentukan alam kehidupan), serupa dengan penyebabnya (menentukan pengalaman dan perilaku), dan menentukan lingkungan (menentukan lingkungan tempat tinggal). Jadi, jika karma tak bajik yang lengkap akan mendatangkan penderitaan yang lebih besar. Di sisi lain, karma bajik haruslah lengkap agar dapat mendatangkan kebaikan yang maksimal.
Setelah mengetahui poin-poin di atas, kita bisa mengubah cara kita berperilaku dan berpikir pada situasi sehari-hari. Misalnya saat melakukan karma buruk seperti berbohong, kita harus menyadari kesalahan kita dan sungguh-sungguh menyesalinya agar karmanya tidak semakin kuat. Kita juga harus melatih diri mengurangi klesha (kemelekatan, kebencian, dan kegelapan batin) agar tidak melakukan karma buruk yang berat hingga akhirnya bisa berhenti sepenuhnya.
Pada sesi pengajaran terakhir, Y.M. Drepung Tripa Khenzur Rinpoche mengapresiasi para peserta yang menunjukkan ketertarikan pada Dharma, sesuatu yang tidak mudah untuk ditemukan di zaman sekarang ini, Beliau berharap para peserta bisa melanjutkan ketertarikan terhadap Dharma dan terus mempraktikkan Dharma yang telah dipelajari. Rinpoche juga menganjurkan beberapa bacaan pendukung untuk topik karma dan akibatnya, misalnya kitab Lamrim “Pembebasan di Tangan Kita”.
Rinpoche menasihati semua peserta bahwa proses belajar tidak instan. Butuh fondasi dan permulaan yang baik, dimulai dari belajar, yaitu mendengarkan sesi ajaran dengan baik dan mengintegrasikan dengan diri sendiri. Proses ini kita ulangi sampai kondisi kita siap untuk merenungkannya, dan lebih lanjut lagi sampai siap memeditasikannya. Akhir kata, Y.M. Drepung Tripa Khenzur Rinpoche berterima kasih untuk panitia dan pusat Dharma yang telah mempersiapkan agenda pengajaran ini sehingga kita semua bisa berkumpul dan menerima ajaran Buddha. Beliau juga berdoa semoga seluruh peserta bisa berkembang di pusat Dharma masing-masing dan semoga semakin banyak orang bisa mendengarkan ajaran Buddha.
Selama pembahasan topik karma ini, hal-hal yang disampaikan oleh Y.M Drepung Tripa Khenzur Rinpoche sangat jelas dan informasinya bisa melengkapi satu sama lain. Selain mendapatkan poin untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari, setelah mengikuti sesi pengajaran ini, keyakinan saya terhadap hukum karma dan akibatnya semakin kuat. Akhir kata, terima kasih kepada Y.M. Drepung Tripa Khenzur Rinpoche yang telah memberikan pengajaran selama tujuh hari terakhir, semoga semua yang mendengarkan bisa mendapatkan manfaat dan tetap semangat mempraktikkan Dharma.