Dalam riwayat Buddha maupun kisah-kisah jataka, banyak sekali tokoh raja besar yang menguasai banyak kerajaan atau saudagar kaya-raya yang gemar membuat persembahan materi kepada Triratna serta membagikan hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan. Pernahkah kamu bertanya-tanya apakah tokoh tersebut masih ada di zaman sekarang? Atau barangkali kamu pernah berandai-andai jadi seperti mereka?
Di Indonesia masa kini, masih ada hartawan nan dermawan seperti dalam kisah-kisah Sang Buddha. Salah satunya adalah Eka Tjipta, pendiri Sinarmas Grup dan salah satu orang terkaya di Asia Tin. Yuk berkenalan dengan Beliau dan cari tahu apa yang harus kita lakukan agar bisa jadi seperti Beliau!
Siapakah Eka Tjipta?
Eka Tjipta Widjaja adalah pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa, putra dari pedagang yang berbasis di Makassar. Setelah lulus SD, ia tidak melanjutkan ke SMP karena kendala biaya dan mulai membantu ayahnya berjualan. Di usia 15, ia mulai berjualan biskuit dan kembang gula. Sejak saat itu ia mulai berbisnis dan mengalami berkali-kali jatuh bangun hingga akhirnya sukses seperti sekarang. Beliau juga mendirikan yayasan sosial Eka Tjipta Foundation yang bergerak di bidang pendidikan dan lingkungan. Melalui Sinarmas Group, Beliau juga banyak mendukung kegiatan amal yang diselenggarakan oleh berbagai yayasan Buddhis, salah satunya Yayasan Buddha Tzu Chi. Aktivitas bajik Eka Tjipta membuatnya terpilih untuk menerima penghargaan “Hero of Philanthropy” dari Forbes Asia.
Eka Tjipta wafat pada tanggal 26 Januari 2019 di usia 97 tahun. Beliau tak dapat membawa segala reputasi maupun harta yang telah dikumpulkan semasa hidup, namun kebajikannya akan menjadi bekal baginya di kehidupan mendatang.
Kerja Keras vs ‘Keberuntungan’ untuk Kesuksesan
Eka Tjipta meraih kesuksesan melalui kerja keras. Melalui kerja keras itu, Beliau memperoleh kemakmuran yang dapat digunakan untuk memberi manfaat bagi banyak makhluk. Bisakah kita menjadi seperti Beliau? Jawabannya tentu bisa! Asalkan kita berjuang dan pantang menyerah, kita juga pasti bisa meraih kesuksesan dan menolong orang banyak.
Di antara kita mungkin ada yang berpikir, “Ah, berjuang terus kalau sial ya percuma. Buktinya banyak orang yang kerja lebih keras tapi tak kunjung sukses, eh banyak selebgram modal tampang bisa kaya dan populer.”. Pemikiran ini tidak sepenuhnya salah. Agar usaha kita membuahkan hasil sesuai dengan yang kita inginkan, kita perlu kondisi yang mendukung: bertemu dengan rekan yang baik, mendapat kesempatan yang tepat, punya keluarga yang mendukung, penampilan menarik yang bisa menawan follower, kecerdasan untuk menyusun rencana, dan lain-lain. Semua ini sebenarnya juga bukan sekedar ‘hoki’, melainkan buah dari kebajikan yang kita lakukan di waktu atau kehidupan lampau.
Menjadi Eka Tjipta: Mengumpulkan 8 Kualitas Matang
Dalam penjelasan tentang hukum karma di Lamrim, terdapat penjelasan tentang 8 kualitas matang yang dapat mendukung seseorang untuk mempraktikkan Dharma dan mengumpulkan kebajikan secara ekstensif. Kedelapan kualitas matang beserta fungsi dan sebabnya adalah sebagai berikut:
- Hidup yang panjang
Fungsi: dengan umur yang panjang, kita dapat mengumpulkan kebajikan untuk waktu yang lama demi diri kita maupun makhluk lain.
Sebab: tidak menyakiti makhluk hidup lain, senantiasa menghindari kekerasan.
- Rona wajah sempurna
Fungsi: jika kita memiliki rona wajah yang sempurna, banyak orang akan bersuka cita dan berkumpul di dekat kita, mendengarkan kata kita, dan melaksanakan instruksi yang kita berikan. Dengan demikian, kita tidak hanya bisa berbuat banyak kebajikan, tapi kita juga bisa mengajak orang lain untuk berbuat kebajikan atau mendukung aktivitas kita.
Sebab: mempersembahkan pelita, pakaian, atau perhiasan.
- Silsilah yang sempurna
Fungsi: yang dimaksud dengan silsilah sempurna adalah lahir dalam keluarga terhormat, contohnya seperti keluarga bangsawan atau terpandang. Jika kita terlahir dalam keluarga demikian, orang-orang tak akan ragu membantu kita atau melaksanakan instruksi kita untuk mendukung setiap aktivitas bajik kita.
Sebab: menaklukkan kesombongan, menghormati para guru dan orang lain yang pantas dihormati, menghormati orang lain seolah-olah kita seperti pelayan mereka.
- Kekuasaan yang besar
Fungsi: dengan kekuasaan yang besar, pemberian dari kita bisa mengumpulkan makhluk hidup dan mendewasakan mereka.
Sebab: memberikan makanan, pakaian, atau kebutuhan-kebutuhan lain kepada mereka yang menderita, baik saat diminta maupun tidak diminta.
- Kata-kata selalu dipercaya
Fungsi: melalui ucapan yang menyenangkan, perilaku bermakna dan memiliki tujuan mulia yang sama dengan orang-orang, kita bisa mengumpulkan makhluk hidup dan mendewasakan mereka sehingga tergerak untuk meninggalkan karma buruk dan mengumpulkan kebajikan bersama kita.
Sebab: menghindari ketidakbajikan melalui ucapan, yaitu ucapan tidak benar, ucapan memecah-belah, ucapan kasar, dan ucapan tak berguna.
- Kemashyuran
Fungsi: jika kita populer, semua tindakan bajik kita akan menjangkau lebih banyak orang sehingga tidak hanya banyak makhluk tertolong, tapi mereka juga tergerak untuk berbuat bajik dan mendukung aktivitas kita.
Sebab: memanjatkan doa permohonan untuk meraih berbagai kualitas bajik, memberikan persembahan kepada Buddha, Dharma, Sangha, orang tua, dan guru-guru.
- Memiliki tubuh laki-laki
Fungsi: laki-laki maupun perempuan memiliki potensi dan kemampuan yang setara, namun karena berbagai faktor sosial dan budaya di sebagian besar negara di dunia, laki-laki memiliki kapasitas lebih dalam mempraktikkan Dharma. Jika kita terlahir sebagai laki-laki, kita akan memiliki lebih sedikit halangan dalam menjangkau tempat-tempat ramai atau berbahaya serta dapat menjangkau lebih banyak makhluk.
Sebab: bersukacita dengan perawakan laki-laki, melafalkan nama Bodhisatwa agung seperti Manjughosa/Manjusri, Prabhaketu, Jnanottara, dll.
- Kekuatan
Fungsi: mental dan fisik yang kuat membuat kita tidak terpana pada kesejahteraan diri sendiri maupun orang lain. Karena itu, kita akan memiliki semangat besar yang kokoh untuk mencapai segala tujuan, bijaksana dalam membedakan, dan dengan cepat meraih berbagai pengetahuan unggul yang amat penting demi menolong diri kita sendiri dan semua makhluk.
Sebab: merampungkan apa yang sama sekali tidak bisa dilakukan oleh orang lain, memberi bantuan dalam segala hal yang bisa dilakukan dengan sikap bekerja sama, serta memberikan makanan dan minuman.
Di antara 8 kualitas matang di atas, terdapat kualitas yang merupakan bawaan lahir yang mungkin belum kita miliki sekarang. Namun, dengan tubuh manusia dengan kebebasan dan keberuntungan ini, kita masih bisa mempelajari dan mengumpulkan sebab-sebab kedelapan kualitas ini agar bisa memilikinya di kehidupan mendatang. Satu hal yang perlu diingat, kualitas-kualitas ini akan sia-sia jika digunakan hanya untuk kepentingan pribadi saja. Kualitas-kualitas ini merupakan modal bagi perjuangan kita untuk meraih pencapaian tertinggi, yaitu Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna untuk menolong semua makhluk. Jika kita berusaha meraih kualitas-kualitas ini hanya agar bisa hidup enak dan berfoya-foya, kita hanya akan merasakan nikmat sesaat sementara penderitaan panjang menanti setelahnya.
Jadi, seperti Eka Tjipta yang menggunakan kekayaannya untuk membantu orang banyak, yuk berjuang meraih 8 kualitas matang ini demi menolong semua makhluk!