Oleh Melissa Myozen Blacker
Membicarakan emosi kepada anak-anak kita tak selalu mudah, namun animasi Pixar Inside Out yang terkenal mungkin bisa membantu. Film ini bukanlah film Buddhis secara khusus, namun di dalamnya terdapat penjelajahan kebenaran yang penting tentang sifat-sifat ke-aku-an dan perasaan yang mencerminkan ajaran Buddhis. Selain itu, anak-anak serta orang tua akan menikmatinya.
Inside Out didasarkan pada hasil kerja dua orang pakar emosi yang menjadi konsultan film ini: Dacher Keltner merupakan salah satu direktur Greater Good Science Center, sementara Paul Ekman adalah penulis yang bekerjasama dengan Dalai Lama dalam Emotional Awareness.
Penulis sekaligus sutradara Pete Docter mengidentifikasi 5 jenis perasaan dasar – sedih, gembira, marah, jijik, dan takut atau terkejut – dan menjadikan mereka tokoh berwarna-warni yang bekerja menjalankan serangkaian pusat kontrol yang mewakili pikiran Riley, sang tokoh utama. Film ini menunjukkan bahwa sosok diri adalah gabungan dari perasaan, kenangan, serta pemikiran yang saling bekerja sama untuk membentuk ilusi kepribadian yang beragam. Dalam film ini, semua emosi dianggap setara dan penting untuk membentuk sosok manusia yang sehat.
Anak-anak anda tentunya akan membicarakan film ini dengan anda. Pertama-tama, anda mungkin membutuhkan sedikit waktu agar pesannya meresap dahulu. Anda bisa menanyakan pertanyaan berikut pada diri anda sendiri (atau pasangan anda, jika diinginkan) :
- Bagaimana perasaan dasar ini muncul dalam kehidupan saya?
- Apakah ada yang saya hargai secara khusus?
- Adakah yang saya hindari?
- Dapatkah saya melihat pentingnya tiap perasaan ini?
Kebanyakan dari kita cenderung mengabaikan perasaan marah, takut, sedih, dan jijik, dan lebih mengutamakan perasaan positif seperti kegembiraan. Kita melawan atau menghindari aneka perasaan ini karena kita tak mengerti gunanya. Namun, tak memberikan ruang bagi aneka perasaan ini dapat mengakibatkan pelampiasan yang tanpa sadar, kaku, dan berbahaya.
Menghargai perasaan-perasaan ‘negatif’ berarti mengerti bahwa mereka bisa menghasilkan hal positif. Contohnya, memberi ruang pada amarah memungkinkan kita melihat ketidakadilan dengan jelas dan menyikapinya dengan tujuan. Rasa takut dan jijik menuntun kita mengenali bahaya dan menghindari hal buruk.
Kesedihan mungkin adalah perasaan terpenting yang harus dihadapi dengan penuh kesadaran. Dalam film ini, kesedihan berperan sebagai sarana pendewasaan bagi kepribadian Riley. Ia mewarnai kenangan indah dengan kesadaran akan perubahan dan kehilangan, sehingga Riley dapat kembali hidup dengan keterbukaan, rasa ingin tahu, dan semangat. Kesedihan dan kegembiraan bekerja sama untuk menghasilkan kepribadian yang utuh.
Inside Out dengan sangat jelas membedakan rasa sedih dan tertekan. Pada satu titik, tokoh Kegembiraan dan Kesedihan tak dapat memasuki ruang kontrol. Tanpa kesetimbangan kedua perasaan dasar ini, Amarah, Ketakutan, dan Kejijikan menjadi panik sampai-sampai mereka pun tak lagi dapat mengendalikan ruang pikiran Riley. Akibatnya, Riley jatuh tertekan, sebuah keadaan apatis dan putus asa, karena dia tak lagi terhubung dengan semarak kecerdasan dan hubungan emosional.
Setelah mempertimbangkan pesan dalam film dengan hidup anda sendiri, anda siap menggunakannya sebagai cara membicarakan emosi pada anak-anak. Dalam pembicaraan semacam ini, lebih baik biarkan mereka memiliki inisiatif. Setelah menonton, anda dapat menanyakan apa yang mereka sukai atau tidak sukai dari film ini.
Jika anak-anak anda masih sangat kecil, mereka mungkin berkata bahwa mereka menyukai ceritanya yang seru dan jenaka, atau merasakan ikatan dengan salah satu tokoh. Anda dapat mengajak mereka bermain peran dengan meminta mereka menirukan kepribadian bermacam perasaan. Memerankan Amarah, Ketakutan, Kejijikan dapat sangat melegakan. Tugas anda adalah menerima perasaan-perasaan ini sebagai sebuah bentuk kewajaran, bahkan menarik. Pelajaran yang dapat dipetik adalah: semua yang dirasakan anak anda adalah normal.
Dengan anak-anak yang lebih besar, anda dapat membicarakan pertanyaan yang sebelumnya telah anda tanyakan ke diri sendiri. Selain itu, anda juga dapat bertanya:
- Perasaan mana yang paling kuat dalam hidupmu?
- Adakah perasaan yang kamu hindari?
- Apa yang terjadi ketika kamu melakukannya?
- Apakah kamu, seperti Riley, mencoba terlihat biasa saja dan ceria ketika merasa sedih, marah, jijik, atau takut? Bagaimana rasanya?
Hidup Riley dalam film cukup sulit. Dia merasakan perubahan, kehilangan, keputusasaan, dan rasa malu. Anda dapat menanyakan anak yang lebih tua apakah dia pernah punya pengalaman yang sama. Ada kemungkinan anda akan mendengar kisah mengejutkan dari sekolah atau pergaulan mereka. Berusahalah untuk mendengarkan dengan perhatian dan kasih sayang, tanpa berusaha memperbaiki atau memberi saran pada anak anda.
Pelajaran terakhir dari Inside Out adalah bahwa kegembiraan dan kesedihan muncul sebagai pasangan. Mereka membantu kita terhubung satu sama lain dengan rasa cinta dan pengertian. Catatlah keengganan yang anda, anak anda, atau pasangan anda miliki terhadap perasaan-perasaan dasar ini. Ingatlah bahwa membiarkan semua orang merasakan apa yang mereka rasakan tanpa menyikapinya dengan gegabah akan melegakan seluruh anggota keluarga.
(Sumber: Lionsroar.com | diterjemahkan oleh Lisa Santika Onggrid)