Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Trending
    • Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025
    • Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha
    • Belajar Dharma dari Ne Zha 2
    • Kelahiran, Kematian, dan Kemanusiaan dalam Film Mickey 17
    • Agama Buddha dan Kemerosotan Moral
    • Lagu Titiek Puspa Yang Wajib Direnungkan
    • Brave Bang Bravern! adalah Anime Religi?
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Audiobook
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan YPPLN
      • Laporan Keuangan YPPLN
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Featured » LamTalk – Spirit Doll Teman Sementara, Bukan Selamanya

    LamTalk – Spirit Doll Teman Sementara, Bukan Selamanya

    0
    By itsupport on February 17, 2022 Berita, Featured, Wacana

    Minggu (13/2), Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim Nusantara (YPPLN) menggelar Lamrim Talk bertajuk “Dari Spirit Doll Sampai Sex Doll: Antara Cinta dan Cemas” digelar untuk membahas isu tentang spirit doll ramai dibicarakan beberapa waktu lalu. Acara masih dibawakan oleh narasumber kesayangan yaitu Stanley Khu, kepala editor penerbit YPPLN, dan moderator Yushua Adi Putra, Dharma Patriot Lamrimnesia.

    Dua Sisi Spirit Doll

    Stanley memandang fenomena spirit doll dan sex doll dari dua sisi, yakni secara spiritual dan psikologis. Menurutnya, dari segi spiritual, benda apapun seperti boneka, pohon, dan patung bisa memiliki spirit/roh maupun tidak bergantung pada orang-orang mempercayainya atau tidak. 

    Dari sisi psikologis, Stanley mengatakan bahwa saat kita kesepian, kita pasti membutuhkan teman. Namun, biasanya hubungan antarmanusia tidak pernah sederhana, bahkan dengan diri sendiri saja sangat kompleks. Dalam konteks pertemanan, bisa ada beragam kerumitan yang muncul, misalnya ada teman memberi saran baik, tapi kita malas mendengarnya. Atau saat kita mentraktir mereka, mereka malah membuat kita tersinggung dengan kritikannya. Hal inilah yang membuat kita sulit untuk memahami orang lain. 

    Berbeda dengan manusia, boneka hanya diam dan tidak menolak apapun yang kita lakukan terhadapnya. Karena boneka tidak bisa mengungkapkan kritik maupun saran, berhubungan dengan boneka menjadi cara mengatasi kesepian yang lebih praktis, baik dengan dijadikan teman atau untuk pemenuhan kebutuhan seksual. Namun, kepraktisan ini bisa menjauhkan kita dari realitas dan hanya memperoleh kebahagiaan jangka pendek saja.   

    Spirit Doll, Welas Asih, dan Karma

    Ketika ditanya perihal pandangan Buddhis terhadap memberi kasih sayang terhadap boneka, Stanley menjawab:

    “Sebenarnya apapun yang berpotensi untuk memunculkan welas asih dan cinta kasihmu itu ya baik, ya.”

    Menurut Stanley, beberapa orang mungkin mengalami trauma berat sehingga kesulitan berkomunikasi dengan manusia. Untuk mengatasi trauma, bisa bisa saja seseorang menggunakan boneka sebagai sarana pemantik welas asih dalam diri mereka. Melalui boneka, mereka bisa menyalurkan kasih sayang, tapi sifatnya hanya sementara. Kalau kita mau pencerahan, berwelas asih terhadap boneka tentu tidak cukup. Tujuan akhirnya adalah kita tetap perlu berwelas asih terhadap semua makhluk hidup. 

    Selanjutnya, Stanley menuturkan bahwa tak ada hal di kehidupan kita yang terjadi secara kebetulan. Semua ada karena karma, tidak terkecuali dengan spirit doll maupun sex doll. Jika ada hubungan di kehidupan saat ini, karma tersebut otomatis tentu akan berlanjut ke kehidupan selanjutnya. Jika pada kehidupan saat ini memelihara spirit doll, bisa saja nanti berhubungan lagi di kehidupan mendatang walau kondisinya belum tentu sama. 

    Hati-Hati dengan “Milikku”

    Di akhir sesi, Stanley berpesan terhadap orang-orang yang memiliki spirit doll berdasar sudut pandang Buddhis:

    “Kita dalam hidup secara konstan harus berhati-hati dengan hal-hal yang dipersepsikan sebagai miliki kita, yang dijadikan wahana untuk menempelkan ego kita. Ego sebenarnya menular!”

    Kita biasa memandang segala hal yang ada di sekitar kita sebagai milik kita–milik “aku”, baik itu spirit doll, benda mati lainnya, dan juga makhluk hidup. Kalau kita memiliki pasangan, maka rasa cemburu dan marah bisa muncul meski pasangan melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan kita. Kalau mobil kita lecet, “aku” yang merasa disakiti. Semakin banyak “aku” yang kita miliki, semakin banyak pula penderitaan yang kita miliki, dan semakin lama pula kita mencapai pencerahan. 
    Jadi, tak ada salahnya memiliki spirit doll, tapi jangan sampai melekat terhadapnya, apalagi sampai menjadikannya satu-satunya cara untuk menghalau penderitaan yang kita alami.

    buddhisme Cemas Cinta Kesepian lamrim lamrimnesia Penderitaan Sex Doll Spirit Doll Trauma welas asih
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleLamTalk – Krisis Batin di Tengah Tren Metaverse & NFT
    Next Article Cinta Ternoda Klesha, Deritanya Tiada Akhir
    itsupport

    Related Posts

    Ini Dia Sulitnya Memperjuangkan Hak Umat Buddha atas Tempat Suci Agamanya Sendiri Sendiri

    Menggali Kembali Praktik Penyembuhan dari Muara Jambi 

    Dulu Diajarkan Leluhur, Kini Diakui Dunia: Healing ala Muara Jambi

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    April 30, 2025

    Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis

    April 25, 2025

    Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025

    April 21, 2025

    Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha

    Store
    © 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.