Nusantara Dharma Book Festival, 23-24 Februari 2019 Jakarta: Buka Buku Buka Mata untuk Nusantara
Nusantara Dharma Book Festival hadir di DKI Jakarta untuk mengajak masyarakat untuk membuka mata terhadap jati diri Indonesia yang sesungguhnya lewat membaca. Pengunjung akan menemukan kembali identitas asli Nusantara yang bijak dan penuh welas asih lewat beragam buku dari lebih dari 30 penerbit. Festival ini juga menghadirkan 12 tokoh dari berbagai latar belakang–akademisi, jurnalis, pekerja kreatif, hingga rohaniwan–yang akan berbagi tentang peran membaca dalam berbagai aspek kehidupan. Selain bazar, talkshow, dan bedah buku, pengunjung juga dapat menikmati hiburan dari siswa-siswi sekolah dasar, pertunjukan barongsai, dan pertunjukan wayang “Sutasoma”, kitab Buddhis yang menjadi sumber kalimat “Bhinneka Tunggal Ika”, semboyan negara kita.
Talkshow Literasi
Indeks literasi masyarakat Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Data UNESCO pada tahun 2012 menyatakan bahwa hanya 1 orang yang memiliki minat baca di antara setiap 1000 penduduk. Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu pengguna media sosial terbesar. Penelitian We Are Social, perusahaan media asal Inggris bekerja sama dengan Hootsuite menemukan bahwa masyarakat Indonesia menghabiskan 3 jam 23 menit di media sosial setiap harinya. Hoaks dan berita dengan judul clickbait nan sensasional pun menyebar dengan amat cepat karena para pengguna media sosial langsung ‘terbakar’ dan menekan tombol share sebelum membaca isi berita dengan saksama.
Menanggapi fenomena tersebut, Nusantara Dharma Book Festival menghadirkan talkshow dengan topik seputar peran membaca dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan minat baca masyarakat. Salah satunya bertajuk “Today Reader Tomorrow Leader” yang akan dibawakan oleh entrepreneur muda Yasa Singgih serta “Parenting by Reading” oleh pembaca tarot dan pekerja kreatif Noviana Kusumawardhani. Seniman Avianti Armand juga akan hadir untuk berbagi tentang membuka pikiran lewat membaca dan menulis. Kepala Prasadha Jinarakkhita Buddhist Institute Lilis Arief juga akan berbicara tentang tren literasi Indonesia kini dan nanti. Rangkaian talkshow ini ditujukan kepada pemuda selaku generasi penerus bangsa serta para orang tua yang berperan penting untuk menanamkan budaya baca dalam keluarga.
Buku Buddhis dan Nusantara
Indonesia di abad VII-XIII merupakan salah satu pusat pendidikan Buddhis paling berpengaruh di dunia. “A Record of Buddhist Practices Sent Home from the Southern Sea” karya Yi Jing menyatakan bahwa siapapun yang hendak belajar Buddhisme di India hendaknya belajar terlebih dahulu di Sriwijaya, tepatnya di situs yang sekarang kita kenal sebagai Candi Muaro Jambi, Sumatera Selatan. Prasasti yang ditemukan di Biara Nalanda, universitas monastik Buddhis tertua dunia, juga menunjukkan adanya hubungan antara kerajaan di India dengan pendeta Buddhis Sriwijaya.
Peradaban Buddhis di Nusantara kini telah runtuh, tapi nilai-nilai positif dari ajaran Buddha seperti welas asih, toleransi, dan spiritualisme telah menjadi kepribadian bangsa yang mendarah daging dan diwariskan turun-temurun terlepas dari label agama. Contohnya adalah semboyan bangsa “Bhinneka Tunggal Ika”. Seruan akan persatuan yang menjadi bagian dari identitas negara ini diambil dari kitab Buddhis “Sutasoma” karya Mpu Tantular.
Kurangnya ketersediaan informasi mengenai nilai-nilai Buddhadharma sebagai warisan sejarah menjadi potensi rasa curiga dan terbentuknya jurang antar kelompok identitas. Di Nusantara Dharma Book Festival, buku-buku tentang Buddhisme dan Nusantara diangkat ke permukaan dengan harga terjangkau agar para pengunjung akan mendapat informasi tentang nilai-nilai bajik yang diwariskan oleh para leluhur serta perkembangan bangsa Indonesia dari masa ke masa dari berbagai sudut pandang. Penerbit yang berpartisipasi dalam bazar buku ini antara lain Noura Books, Penerbit Kanisius, BACA (Bentara Aksara Cahaya), Penerbit Karaniya, Ehipassiko Foundation, dan masih banyak lagi.
Buku-buku pilihan juga akan dibedah secara mendalam oleh tokoh-tokoh seperti ahli Borobudur Biksu Bhadra Ruci, guru besar ITB Profesor Iwan Pranoto, M.Sc., Ph.D., penulis sekaligus eks-jurnalis Kompas Maria Hartiningsih, serta penulis muda Putu Yudiantara. Beberapa judul yang akan dibedah antara lain adalah “Renungan Siwa Buddha” karya Putu Yudiantara yang menjelaskan ‘kreasi’ leluhur Nusantara dalam menghayati kehidupan spiritual, “Indonesia di Mata India, Kala Tagore Melawat ke Nusantara” yang menjabarkan kebudayaan Nusantara dan kedudukannya terhadap negara-negara lain di masa lampau serta “Bodhipatapradipa: Pelita Sang Jalan Menuju Pencerahan” karya Atisa Dipankara, guru besar India dan reformis Buddhadharma Tibet yang berguru kepada Mahaguru Suwarnadwipa Dharmakirti di Sriwijaya selama 13 tahun. Ada juga peluncuran dan bedah buku “Perihal: Guruku” yang bercerita tentang 30 tahun kiprah Dagpo Rinpoche–guru besar dari Tibet yang tersohor di seantero Eropa dan diyakini sebagai kelahiran kembali Mahaguru Dharmakirti–mengembalikan Dharma yang lama hilang dari Nusantara kepada bangsa Indonesia.
Lomba Kreasi
Selain bazar, bedah buku, dan talkshow, Nusantara Dharma Book Festival juga menggelar lomba gambar, fotografi, dan penulisan puisi untuk anak muda usia 12-17 tahun dengan tema “Nusantara”. Peserta dapat mengirimkan karya selama periode submisi 1-8 Februari 2019. Selain penilaian dewan juri, pengunjung Nusantara Dharma Book Festival dapat turut memberikan penilaian pada karya-karya yang akan dipamerkan di venue festival. Pemenang lomba akan diumumkan saat acara.
Waktu dan Tempat
Diselenggarakan pada tanggal 23-24 Februari 2019 di Waterfront Baywalk Mall, Pluit, Jakarta Utara, Nusantara Dharma Book Festival dapat menjadi ajang rekreasi akhir pekan yang menyenangkan sekaligus membuka wawasan. Acara ini juga akan dihadiri oleh 200 pelajar dari berbagai SMP dan SMA di DKI Jakarta.
Tidak hanya warga Jakarta saja yang bisa menikmati Nusantara Dharma Book Festival. Pecinta buku dan pencari ilmu dari luar kota juga bisa mendapatkan buku Buddhis dan Nusantara dengan harga promosi secara online via situs Lamrimnesia Store pada tanggal 25 Februari-31 Maret 2019.
Buka Buku Buka Mata
Rangkaian acara Nusantara Dharma Book Festival merupakan bagian dari kampanye membaca bertajuk “Buka Buku Buka Mata” dari Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim Nusantara (Lamrimnesia), sebuah lembaga nonprofit yang bergerak di bidang pelestarian nilai-nilai bajik Dharma di Nusantara. Kampanye ini merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan minat baca generasi muda demi mewujudkan Indonesia yang cerdas, toleran, bijaksana, dan penuh welas asih.