Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim Nusantara (Lamrimnesia) baru saja menyelenggarakan Dharmacamp sebagai sebuah bentuk kontribusi terhadap pengembangan teks Dharma di Nusantara. Bertempat di Jhana Manggala Meditasi Grha pada tanggal 28-30 Juli 2017 lalu. Acara bertajuk penerjemahan dan penyuntingan ini dihadiri oleh generasi-generasi muda Buddhis yang bersemangat untuk melatih diri dan menyebarkan teks-teks Dharma. Peserta yang hadir berasal dari berbagai latar belakang dan universitas, lebih dari 10 universitas, seperti Universitas Indonesia, Universitas Sriwijaya, Institut Teknologi Bandung, Universitas Tarumanegara, Universitas Bina Nusantara, dll. Mengangkat tagar “Belajar Dharma, Menerjemahkan, Bersumbangsih bagi Nusantara”, Dharmacamp ini merupakan sebuah acara rintisan untuk menumbuhkan minat membaca dan melestarikan Buddhadharma. Acara ini juga bertujuan untuk menghasilkan 4000 eksemplar buku untuk disebarkan di seluruh Nusantara. Di bawah bimbingan dari Stanley Khu, selaku editor senior penerbit YPPLN, para peserta mendapat pembelajaran sekaligus praktik dalam penerjemahan dan penyuntingan artikel Buddhis dari bahasa asing ke Bahasa Indonesia. Tak hanya itu, para peserta pun mendapatkan sesi renungan Dharma dengan Sramaneri Tenzin Tshojung, seputar memanfaatkan kelahiran sebagai manusia yang berharga dan beruntung dengan menggunakannya untuk berkontribusi dalam Buddhadharma di Indonesia.
Kegiatan Dharmacamp diawali dengan puja bakti bersama
Peserta mendengarkan penjelasan mengenai proses penerjemahan dan penyuntingan teks Dharma serta penjelasan mengenai teks yang diterjemahkan dari pembicara.
Peserta mulai menerjemahkan teks Dharma.
Artikel yang diterjemahkan bertemakan Buddhisme dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, di samping menghasilkan karya yang bermanfaat untuk teman-teman se-Dharma lainnya, para peserta juga mampu mengambil nilai-nilai praktis dari artikel-artikel tersebut. Mulai dari topik meditasi, karma, cinta kasih, bagaimana membangun dan membina hubungan yang baik, dan masih banyak lagi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan Dharma serta membangun pola pikir yang lebih baik pada para peserta. Selama 3 hari 2 malam, acara tidak hanya berkutat di penerjemahan dan penyuntingan saja, namun juga diwarnai dengan games kelompok untuk mengakrabkan peserta dan panitia. Meskipun berlangsung cukup singkat, namun para peserta yang menjadi angkatan pertama tim penerjemah Dharmacamp mengakui mendapatkan cukup banyak manfaat yang beragam dari acara ini. Tidak hanya sebatas mendapat wawasan dan pengalaman baru dalam penerjemahan dan penyuntingan teks Dharma populer, para peserta juga merasa mendapat banyak teman baru dari berbagai daerah dan belajar untuk semakin menghargai teks Dharma. Tak kalah penting, peserta semakin menyadari perlunya mempraktikkan Dharma demi memperoleh kebahagiaan dan kesuksesan dalam kehidupan ini juga kehidupan selanjutnya.
Penerjemahan teks Dharma terus berlanjut.
Tidak hanya menerjemahkan teks, Dharmacamp juga diselingi dengan games.
Tim Penerjemah terbaik mendapatkan hadiah berupa buku Dharma dari Lamrimnesia.
Acara ini memang masih jauh dari kata sempurna sebagai sebuah wadah untuk generasi muda Buddhis berkarya dan berlatih, namun segenap panitia dan peserta berharap acara ini akan semakin berkembang dan menghasilkan lebih banyak lagi acara dan umat Buddhis yang peduli serta bangga akan Dharma. Semoga dengan berakhirnya rangkaian acara Dharmacamp pertama ini, teks-teks yang telah diterjemahkan dapat segera dibukukan dan dibagikan secara gratis ke berbagai wilayah di Indonesia. Sampai jumpa di Dharmacamp berikutnya dan selamat bersumbangsih terhadap Buddhadharma!