Data buku:
Judul :Permata Hari bagi Mereka yang Beruntung
Penulis :Dagpo Rinpoche
Ketebalan Buku : vi+181 hlm
Dimensi buku :19×12,5×0.7 cm
Cetakan : III
Tahun Terbit :November 2005
Lihat di toko
“Idealnya adalah memanfaatkan (nilai dan potensi yang luar biasa) untuk menciptakan suatu situasi yang mana diri kita tidak akan harus mengalami penderitaan lagi, suatu keadaan yang mana kita dapat menikmati kebahagiaan sempurna untuk selamanya.” Dagpo Rinpoche.
Segala ambisi dan ekspektasi manusia adalah untuk meraih ketakziman tertinggi dalam hidup bernama Kebahagiaan. Tiada ragu yang akan terbersit, tiada bantahan yang akan terlintas, semua makhluk butuh dan bertujuan untuk bahagia. Berlandaskan pada persepsi dan sudut pandang yang berbeda, kita mengejar sesuatu yang dianggap paling mampu memenuhi dasar kebutuhan akan kebahagiaan yang sempurna. The Gallup Organization, sebuah lembaga survey internasional, melakukan penelitian terhadap penduduk di 148 negara menunjukkan bahwa pemenuhan materi dan jabatan tinggi tidak selalu selaras dengan tingkat kebahagiaan. Hal ini membuktikan bahwa harapan yang digantungkan pada hal yang bersifat eksternal justru berpotensi melahirkan ketidakpuasan dan kemelekatan batin, ibarat bumerang yang akan membawa petaka. Sebodoh itukah diri manusia? Haruskah jatuh berulang kali dan berputar dalam lingkaran kesengsaraan akibat nafsu indrawi yang tak pernah terpuaskan?
Jawaban atas keresahan di atas dapat kita temukan dalam Buku “Permata Hati bagi Mereka yang Beruntung dan Persembahan Mandala” oleh Dagpo Rinpoche. Ini adalah sebuah karya spiritual yang dapat dijadikan panutan bagi siapapun yang tidak ingin tenggelam dalam kehampaan dan tujuan hidup yang semu. Hargai dan manfaatkanlah tubuh manusia yang berharga ini untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari sekedar ilusi materi yang kosong. Buku ini mengajak kita untuk bersikap aktif mengejar wujud kebahagiaan imanen dimulai dari menganalisa dan memperbaiki batin, menghilangkan kesalahan serta meningkatkan kualitas baik secara bertahap melalui metode praktik pendahuluan.
Buku ini dibagi menjadi 4 bagian meliputi Pendahuluan, Penjelasan rinci tentang praktik pendahuluan, bagan mandala 37 bagian dan penjelasan singkat tentang persembahan mandala. Pada bagian pertama buku ini yang berisi pendahuluan, pembaca akan diperkenalkan dengan 3 faktor pendukung untuk menghindari sikap memboroskan waktu. Faktor pertama adalah menganalisa motivasi dan niat ketika mendengarkan Dharma. Dagpo Rinpoche menekankan pentingnya mendengarkan Dharma dengan niat luhur dan pikiran baik, dengan harapan untuk menolong makhluk lain. Adapun maksud dari niat luhur dan pikiran baik dijelaskan oleh Dagpo Rinpoche sebagai berikut
“Semua makhluk yang pada berbagai kesempatan telah sangat dekat dengan kita, telah banyak menolong dan telah begitu baik terhadap kita, meskipun mereka mempunyai harapan yang sama untuk mendapatkan kebahagiaan dan keinginan yang sama untuk terhindar dari segala kesakitan dan penderitaan…melihat hal ini dan berkehendak untuk menolong mereka supaya mendapatkan kebahagiaan yang mereka cari dan mengatasi segala penderitaan mereka—hal inilah yang dimaksud dengan pikiran atau niat baik”
Faktor kedua pada bagian pendahuluan adalah cara kita mendengarkan Dharma. Merefleksikan kondisi batin atau kejadian dalam hidup secara pribadi dengan Dharma yang kita dengar adalah cara paling baik dan tepat dalam mendengarkan Dharma. Dagpo Rinpoche, lebih lanjut, menjelaskan bahwa penting urnuk menanyakan kepada diri kita mengapa kita mendengarkan Dharma dan tujuan kita mendengarkan Dharma sebagai faktor terakhir sebagai upaya awal dalam memperbaiki batin untuk memanfaatkan kelahiran yang berharga sebagai manusia.
Bagian kedua buku ini menjelaskan tentang metode 6 praktik pendahuluan secara terperinci. Praktik inti dari metode ini adalah berusaha untuk memperbaiki batin serta menciptakan penyebab penambah yaitu menghasilkan karma baik dan memurnikan karma buruk dengan melibatkan para Guru dan Triratna dalam praktik kita untuk mendapatkan hasil yang baik.
Metode pertama dalam 6 praktik pendahuluan adalah membersihkan ruangan tempat kita akan bermeditasi atau berpraktik. Hal ini merupakan tindakan umum sebagai bentuk hormat terhadap Guru dan Triratna, sembari membayangkan bahwa debu dan kotoran yang sedang kita bersihkan adalah semua kesalahan, karma negatif dan masalah yang kita serta makhluk lain derita.
Metode kedua adalah meletakkan atau menyusun bahan-bahan persembahan yang murni dalam susunan yang menarik. Maksud dari persembahan yang murni adalah persembahan yang diperoleh dengan cara jujur, tanpa embel-embel kejahatan.
Metode ketiga adalah duduk dalam posisi yang nyaman di atas bantal atau tempat duduk lainnya, membangkitkan keadaan batin yang luhur di dalam diri, mengambil perlindungan kepada Triratna dan membangkitkan batin pencerahan (Bodhicitta). Di buku ini Dagpo Rinpoche akan membimbing kita mengenai cara mengambil perlindungan dan membangkitkan batin luhur.
Memvisualisasikan ladang kebajikan adalah metode ke empat dalam 6 praktik pendahuluan. Dagpo Rinpoche menjelaskan bahwa
“Sebelum memohon Buddha untuk datang, cobalah untuk memvisualisasikan tempat kita tidak dalam bentuk biasa, tetapi mempunyai tanah atau lantai yang sangat halus dan terbuat dari bahan-bahan yang berharga seperti Aquamarine dan sebagainya. Kemudian kita memberkati barang-barang persembahan yang telah kita letakkan di atas altar…”
Metode kelima adalah praktik purifikasi dan penghimpunan nilai kebajikan. Praktik ini tersusun dalam doa tujuh bagian sebagai bentuk intisari dari metode terbaik dan terkuat untuk menciptakan karma baik. komposisi Doa Tujuh Bagian meliputi penghormatan, persembahan (termasuk persembahan mandala), pengakuan, bersukacita, memohon ajaran, permohonan untuk tidak memasuki Nirvana dan dedikasi.
Metode keenam adalah permohonan kepada ladang kebajikan untuk membantu kita mencapai tujuan dan permohonan tiga tujuan agung. Adapun Tiga Tujuan Agung yang dimaksud meliputi permohonan kepada para Guru dan Buddha untuk membantu kita mengatasi semua perbuatan buruk, Permohonan untuk memperoleh pikiran, perbuatan dan pemahaman yang baik dan benar, serta permohonan untuk melenyapkan semua rintangan bagi peningkatan diri.
Bagian ketiga dan keempat dari buku ini berisi tentang bagan praktik teknis persembahan Mandala beserta penjelasan 37 Bagian dari persembahan tersebut oleh Dagpo Rinpoche. Sebagaimana telah diutarakan sebelumnya bahwa persembahan Mandala merupakan salah satu praktik pada bagian Persembahan yang terdapat dalam Doa Tujuh Bagian. Tujuan akhir dari praktik persembahan Mandala adalah untuk mengurangi tiga racun batin yaitu kemelekatan, kebencian dan ketidaktahuan, serta menambah kemurahan hati, disiplin moral dan kesabaran. Dengan tahapan teknis persembahan mandala yang sempurna, melibatkan enam paramita dan pemahaman yang komprehensif tentang ketiadaan eksistensi inheren yang independen, praktik ini merupakan metode yang sangat baik dalam mewujudkan kesempurnaan kebijaksanaan diri.
Buku ini menyuguhkan penjelasan tentang naskah “Permata Hati bagi Mereka yang Beruntung” secara komprehensif karena dilengkapi hasil transkrip ceramah Dagpo Rinpoche dengan judul yang sama di Kadam Tashi Choe Ling, Malaysia pada tahun 1996. Setiap bagian dari buku ini juga memuat transkrip tanya jawab yang akan memudahkan pembaca memahami isi buku dengan sempurna.
Tidak perlu menunggu lebih lama, raih kebahagiaanmu sekarang juga “Jika kita hanya duduk saja dan menunggu sampai hal itu terjadi, kita akan menunggu dalam waktu lama! Yang kita butuhkan adalah sebuah metode atau jalan spiritual yang membuat kita dapat memperbaiki batin kita secara perlahan-lahan, menghilangkan kesalahan-kesalahannya, dan secara bertahap meningkatkan kualitas baiknya. Jika tugas ini telah selesai, kita akan menjadi Buddha.” (Dagpo Rinpoche)