Krisis moral di kalangan generasi muda Indonesia makin terasa dari hari ke hari. Bahkan kasus bullying bisa ditemukan sejak tingkat sekolah dasar. Arus informasi yang semakin cepat dan liar membuat anak-anak dikepung oleh informasi negatif yang berpengaruh pada perkembangan karakter mereka. Guna menghadapi itu, anak-anak butuh sebanyak mungkin role model atau input positif di masa pertumbuhan mereka agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang bermoral dan memiliki kebaikan hati.
Sang Buddha adalah guru umat Buddha sekaligus tokoh yang identik dengan kebijaksanaan dan welas asih bagi dunia. Beliau memiliki kualitas luhur yang tak hingga: kemurahan hati, disiplin moral, kesabaran, upaya bersemangat, konsentrasi, kebijaksanaan, dsb. Kisah-kisah luhur Buddha dapat menjadi inspirasi berharga mengenai bagaimana kita perlu berperilaku. Secara khusus, kisah Jataka yang menceritakan perjuangan heroik calon Buddha (Bodhisatwa) memupuk sifat-sifat luhur untuk meraih kesempurnaan demi menolong semua makhluk amatlah cocok sebagai teladan moral bagi anak-anak. Leluhur bangsa kita pun menganggap kisah ini sedemikian pentingnya hingga mereka mengabadikannya dalam relief Candi Borobudur yang bisa kita lihat sampai sekarang.
Lewat Buddha Goes to School (BGTS), kisah Jataka Mala ini diceritakan kepada anak-anak Buddhis di sekolah-sekolah sehingga mereka bisa belajar menerapkan sifat-sifat luhur sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Keyakinan terhadap Triratna juga dapat tumbuh dengan kokoh di hati mereka.
Program BGTS ini unik karena tidak membagikan buku saja, tapi isinya juga dibedah sedemikian rupa sehingga nilai-nilainya bisa diterima oleh anak-anak. Harapannya, kita bisa menjangkau sebanyak-banyaknya sekolah, sebanyak-banyaknya anak, sekaligus sebanyak-banyaknya buku dan nilai moral yang tersebar.
Dita Setiawan, Pengajar BGTS
Kami senang atas kunjungan Lamrimnesia untuk program Buddha Goes to School. Sebab, di sini, siswa-siswanya banyak yang belum memiliki dasar-dasar Buddhis. Jadi, mereka baru memulai pendidikan Buddhis di sekolah ini.
Agung, Guru Agama Buddha SMK Mutiara Bangsa VI
Program BGTS telah diselenggarakan sejak tahun 2016 dan ribuan siswa Buddhis telah mendapatkan manfaatnya. Dokumentasi kegiatan tahun 2022–2023 dapat dilihat pada tautan ini. Dukungan dari pengajar, relawan penerbitan buku, serta para donatur masih sangat dibutuhkan agar BGTS bisa terus membangun moral anak bangsa di tahun 2024.
Oleh karena itu, mari dukung Yayasan Pelestarian & Pengembangan Lamrimnesia (YPPLN) dengan berdana untuk:
1. Penerbitan dan penyaluran buku Jataka Mala 3
Penyusun: Marie Mesaeus-Higgins
Spesifikasi: 148 x 210 mm, 83 halaman, soft cover
Jumlah Cetak: 3.000 eksemplar
Kategori: buku tak berbayar
Target Penerima: pelajar, sekolah minggu Buddhis, pemohon individu
Buku akan dibagikan kepada anak Buddhis Indonesia tanpa dipungut biaya, salah satunya dalam kegiatan Buddha Goes to School.
2. Pelaksanaan Buddha Goes to School (BGTS) 2024
Periode kunjungan: Maret 2024–Desember 2024
Target sekolah: 10 sekolah, 6 wihara, 4 panti asuhan, & 1 BGTS spesial di Jabodetabek
Target peserta: 2.500 siswa
Materi: Jataka Mala 3
Anggaran dan Alokasi Dana
Jika terdapat kelebihan dana, dana akan disalurkan untuk kegiatan S A P A Dharma Lamrimnesia:
– Penerbitan & Penyaluran Buku Dharma (S ALUR)
– Penyelenggaraan Kegiatan Dharma (A JAR & P ROMOSI)
– Mobilisasi Dharma Patriot & Biaya Operasional (P ROMOSI & A JAK)
Cara Partisipasi
1. Pilih paket donasi
2. Transfer donasi
BCA 0079 388 388 atau MANDIRI 119 009 388 388 0
a.n. Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim Nusantara
*Jika memilih paket Upeksha/sukarela, mohon tambahkan Rp5,- pada nominal donasi Anda
3. Konfirmasikan donasi
– klik tautan lamrimnesia.org/dBGTS, atau
– kirim bukti transfer ke Lamrimnesia Care dengan keterangan “DanaBGTS”