oleh BESTRELOAD
Baru main saham jantung udah kayak roller coaster? Jangan sampai saham mengganggu tidur nyenyakmu! Yuk ketahui cara bijak “bermain” saham ala Buddhis!
Katanya sekarang main saham lagi ngetren ya? Ya memang benar, dibandingkan tahun lalu jumlah investor ritel/perseorangan ternyata naik sebesar 300% selama pandemi. Buat kamu yang tertarik untuk ikutan ataupun udah ikutan, berikut ini adalah poin-poin serta tips dari sudut pandang Buddhis yang mungkin bisa membantu kamu mengambil keputusan yang tepat dalam menginvestasikan uangmu.
1. Tanyakan pada hatimu: mengapa kamu mau investasi saham?
Karena lagi hype? Atau tergiur lihat teman/influencer cuan berlimpah? Hati-hati keserakahan menggelapkan matamu! Apalagi keserakahan merupakan salah satu dari 10 karma hitam (dasa akusala kamma) yang bisa mendatangkan akibat buruk.
Main saham karena cuma ikut-ikutan, iri, atau ingin pamer jelas merupakan motivasi yang kurang baik. Apalagi main saham karena serakah, ingin menumpuk harta sebanyak-banyaknya, ingin bisa foya-foya, setiap bulan jalan-jalan keluar negeri atau menginap di hotel mewah. Kalau kamu ingat jalan karma, kamu tentu ingat bahwa motivasi menentukan “warna” dari karmamu. Tindakan yang dilakukan dengan motivasi yang tidak baik tentu hasilnya nggak akan baik. Jangan nangis deh kalau nanti rugi. Ingat apa kata Sang Buddha:
“Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya.”
–Yamaka Vagga, Dhammapada
Sepenting itulah pikiran atau motivasi yang melatarbelakangi tindakanmu, termasuk dalam bermain saham! Pastikan motivasimu adalah hal yang positif, misalnya keluargamu memang butuh penghasilan tambahan, kebetulan kamu punya uang lebih yang bisa diinvestasikan, jadi kamu mau cari sampingan buat meringankan beban. Bisa juga kamu mau menambah tabungan biar ada uang lebih untuk berdana ke wihara atau orang-orang yang membutuhkan. Kalau motivasinya baik, hasilnya pasti baik juga.
2. Pahami dulu apa itu investasi saham, apa kerugian dan keuntungannya?
Kamu harus tahu bahwa dalam dunia investasi, hasil tinggi, risiko juga tinggi. Harga saham bisa tiba-tiba naik puluhan persen dalam 1 hari, tapi turunnya juga bia sebesar itu lho! Jadi kamu harus punya mentalitas SIAP RUGI,
Sudah banyak kasus depresi dan bahkan sudah ada yang bunuh diri akibat saham. Jadi, kelola ekspektasimu! Ekspektasimu merupakan bentuk kemelekatan yang merupakan satu dari tiga klesha utama, dan ini jelas merupakan sumber penderitaan. Saat kamu punya kemelekatan yang kuat, maka sudah jelas bahwa kamu belum siap rugi.
Terus gimana dong min? Nah poin 3 penting dibaca nih…
3. Pelajari cara kelola uang pribadi. Kalau ada uang lebih, baru investasi.
Baru-baru ini banyak kasus orang yang berutang pada perusahaan pinjaman online untuk main saham. Padahal prinsip investasi saham seharusnya menggunakan “uang dingin” atau uang sudah kita relakan jika hilang, hal ini berhubungan dengan poin nomor 2.
Ilustrasinya misal si A dan si B punya uang 20 juta, Si A beli saham 1 juta si B beli 10 juta. Si A akan santai saja, tapi bagaimana dengan si B? Kalau lihat dari sekian banyak cerita tentang orang tipe B yang beredar, ciri-cirinya sih begini:
- Tiap jam bahkan menit ngecek harga saham terus, akhirnya gak produktif
- Kalo harga saham turun, keringat dingin, malemnya gak bisa tidur
- Jantung berdebar pas ngecek harga saham
Gak enak kan hidup kayak gitu? Jadi ingatlah poin ini ya gengs. Kamu harus bisa takar, berapa dari uangmu yang kamu bisa taruh di saham. Jangan sampai kebanyakan, apalagi memakai uang yang sebenarnya nggak kamu miliki alias utang.
4. Main saham itu juga butuh ilmu, jangan asal ikut-ikutan!
Ilmu yang seperti apa? Simpelnya seperti dagang, kamu tahu apakah saham ini mahal atau murah. Harga saham itu merupakan cerminan kondisi ekonomi perusahaan dan informasi yang beredar di pasaran. Kalau kamu asal beli saham tanpa pengetahuan sama sekali, itu sama saja seperti judi.
Bahkan kamu harus hati-hati dengan influencer saham yang saat ini katanya sedang ngetren. Bisa saja dia sengaja memberikan informasi tertentu untuk memengaruhi harga saham yang dia miliki, misalnya menganjurkan orang-orang beli saham dari perusahaan tertentu agar harganya naik dan si influencer bisa menjual saham yang sudah dia miliki dengan harga tinggi.
Tapi dengan ilmu-pun, ujung-ujungnya tetap ada aspek spekulasi dalam bermain saham. Maka dari itu, last but not least, poin 5 ini yang sebenarnya paling penting.
5. Jangan lupa berdana
Pandangan Buddhis jelas, bahwa segala keuntungan/uang yang kita dapat dari main saham itu merupakan buah dari karma yang kita himpun di masa lampau. Investasi saham hanya kondisi yang mendukung untuk berbuahnya karma tersebut. Jadi, karma apa yang membuat seseorang bisa cuan? Ya praktik kemurahan hati alias berdana.
“Dengan memberikan dana pada saat yang sesuai, orang tidak hanya memperoleh kekayaan yang besar tetapi juga terpenuhinya kebutuhan pada waktunya.”
-Aṅguttara Nikāya III
Sudah jelas dari sutra maupun dari aspek hukum karma, jika ingin kaya ya harus berdana. Jika kamu hanya untung saham tanpa berdana, itu sama saja mengambil hasil panen tanpa menanam ulang. Lama-lama panen itu akan habis dan kamu akan mati kelaparan.
Lebih penting dari kekayaan, salah satu manfaat terbesar berdana adalah mengikis kemelekatan. Inilah poin penting yang harus diingat. Karena ujungnya yang kita semua incar adalah kebahagiaan. Kamu main saham juga agar memperoleh uang untuk kebahagiaanmu kan? Saat kamu bermain saham tanpa melekat pada aktivitas maupun cuannya, kamu nggak akan terjerumus pada kesalahan-kesalahan umum seperti menghabiskan waktu dan uang yang kamu nggak punya. Terlebih lagi, ketika kamu rugi, kamu nggak akan terlalu sedih sampai depresi karena kamu nggak melekat pada uangmu.
Periksalah batinmu saat main saham. Lebih banyak muncul klesha atau kebaikan? Lebih banyak momen stres sampai gak bisa tidur, ngecekin IHSG tiap menit, atau momen-momen ketenangan? Akhir kata, jangan lupa bahagia. Salam!
Referensi:
“Investments” oleh Zvi Bodie, Alex Kane, & Alan J. Marcus (2017)
“Karma” oleh Guru Dagpo Rinpoche