Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Trending
    • Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis
    • Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025
    • Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha
    • Belajar Dharma dari Ne Zha 2
    • Kelahiran, Kematian, dan Kemanusiaan dalam Film Mickey 17
    • Agama Buddha dan Kemerosotan Moral
    • Lagu Titiek Puspa Yang Wajib Direnungkan
    • Brave Bang Bravern! adalah Anime Religi?
    Lamrimnesia
    • Home
    • Mari Belajar
      • Apa itu Lamrim?
      • Peta Lamrim
      • Topik-Topik Lamrim
    • Wacana
      • Berita
      • Artikel
      • Infografis
    • Buku
      • Audiobook
      • Daftar Buku Tak Berbayar
      • Resensi
    • Kegiatan
      • Festival Seni & Budaya Buddhis 2018
      • Ananda Project
      • Berbagi Dharma
      • Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017
      • Indonesia Lamrim Retreat 2017
    • Dukungan
      • Dharma Patriot
        • Be a Dharma Patriot
        • Our Patriot’s Adventure
      • Dharma Patron
      • Donasi Buku Berbayar
      • Penyaluran Buku Tidak Berbayar
      • Laporan Tahunan YPPLN
      • Laporan Triwulan YPPLN
      • Laporan Keuangan YPPLN
    • Tentang Kami
    • Store
    Lamrimnesia
    You are at:Home » Featured » Gimana Caranya Bikin Karma Baik?

    Gimana Caranya Bikin Karma Baik?

    0
    By Redaksi Lamrimnesia on August 3, 2020 Artikel, Featured, Wacana

    Janganlah berbuat jahat
    Perbanyaklah perbuatan baik
    Sucikan hati dan pikiran
    Inilah ajaran semua Buddha
    -Dhammapada XIV: 183

    Pernah dengar bait di atas? Pasti pernah dong. Sudah coba dipraktikkan? Hmmm…

    “Inti” ajaran semua Buddha dalam bait Dhammapada ini tampaknya sederhana, tapi penerapannya nggak segampang kelihatannya. Sebelum ini, membahas karma hitam yang harus dihindari aja butuh puluhan artikel. Itu baru kulit-kulitnya saja, masih jauh dari penjelasan hukum karma yang lengkap dan kompleks dalam kitab-kitab. Nggak sedikit kebiasaan kecil kita yang “nggak jahat” ternyata kalau dibiarkan bisa berlipat ganda sampai menyebabkan kita melakukan karma buruk yang lebih besar.

    Dari artikel-artikel sebelumnya tentang karma hitam, kita tahu bahwa ajaran Buddha “Janganlah berbuat jahat” itu rumit dan mendalam, tapi bisa banget dilatih. Lantas bagaimana dengan perbuatan baik?

    Ada 10 karma putih (dasa kusala kamma) yang merupakan kebalikan dari 10 karma hitam (dasa akusala kamma) yang telah kita bahas sebelumnya. Kesepuluh karma hitam terdiri atas membunuh, mencuri, melakukan tindakan seksual yang tidak pantas, berucap tidak benar, berucap memecah-belah, berucap kasar, berucap tak berguna, serakah, berniat jahat, dan memegang pandangan salah. Kesepuluh karma putih adalah kebalikan dari itu semua (menghindari pembunuhan, menghindari pencurian, dsb.). 

    Kita mungkin berpikir, “Ah, aku sudah banyak melakukan karma baik kok. Aku nggak pernah membunuh, nggak pernah mencuri, nggak pernah ngeseks. Bohong sama gosip ada sih dikit-dikit tapi kan masih ada 8 karma baik lain.” Benarkah kita sudah melakukan karma baik sebanyak itu setiap saat? Belum tentu! Tidak melakukan karma buruk nggak otomatis berarti kita sudah melakukan karma baik. Karma netral mungkin ada, tapi belum tentu bajik. Toh batu di pinggir jalan juga nggak pernah bunuh orang, tapi tetap nggak mengumpulkan kebajikan juga. 

    Lah, terus gimana caranya bikin karma baik?

    Untuk bisa mengumpulkan karma putih, kita harus mengikuti langkah-langkah berikut:

    1. Memahami suatu karma hitam dan menyadari kerugian-kerugiannya.

    Inilah alasan mengapa kita harus mempelajari 10 karma hitam. Untuk bisa secara sadar menghindarinya dan mengumpulkan karma baik, kita harus tahu dulu apa yang kita hindari dan kenapa kita harus menghindarinya. Kita harus benar-benar paham bahwa ketika melakukan sebuah karma hitam–membunuh misalnya–kita secara langsung bikin orang lain menderita. Nggak cuma itu, kita juga menciptakan sebab penderitaan bagi diri kita sendiri yang akan datang.

    2. Secara sadar membangkitkan keinginan untuk menghindari karma hitam dengan motivasi bajik.

    Setelah tahu kerugian-kerugian dari karma buruk, kita pasti nggak mau dong melakukannya. Ya iyalah, masa kita tega bikin orang lain dan diri sendiri susah? Jika pemikiran seperti itu muncul dalam batin kita, jangan sampai dibiarkan lewat begitu saja. Renungkan dan perkuat tekad untuk tidak melakukan karma buruk demi kebahagiaan semua makhluk. 

    3. Tidak melakukan karma hitam itu.

    Kalau kita sudah tahu kerugian karma buruk, sudah membangkitkan tekad untuk menghindarinya, tapi masih dilakukan juga, nggak jadi deh karma baiknya. Ada kalanya kita sudah tahu kerugian dari suatu karma buruk dan ingin menghindarinya, tapi masih melakukannya entah karena sengaja atau tidak. Jadi, kita tetap harus waspada dalam setiap tindakan. 

    Baca Juga : Mudah Merasa Bingung? Sulit Bedain Benar atau Salah? Ini Dia Penyebabnya Menurut Karma!

    Jalan Karma Putih

    Dalam kitab “Pembebasan di Tangan Kita”, diberikan contoh jalan karma putih yang lengkap dari mengurungkan niat membunuh seekor domba. Jalan karma di sini serupa dengan jalan karma hitam, yaitu ada elemen dasar, pemikiran, tindakan, dan penyelesaian. Dasarnya adalah domba. Pemikirannya adalah ada keinginan untuk tidak membunuh domba itu karena mengetahui kerugian-kerugiannya. Tindakannya adalah melakukan upaya untuk menahan diri tidak membunuh domba itu. Penyelesaiannya adalah ketika upaya itu berhasil.

    Contoh yang sering penulis temui adalah nyamuk. Ketika ada nyamuk yang mendengung-dengung di telinga, apalagi sampai hinggap, rasanya nggak tahan ingin memukul nyamuk itu. Gampang lho, tinggal plok! Matilah dia. Namun, karena kita sudah belajar Dharma, kita tahu nyamuk itu hanya butuh makan sama seperti kita. Kita tahu bahwa kalau kita membunuhnya, si nyamuk akan menderita dan kita juga akan mengalami akibat buruk di masa mendatang. Kita pun merenungkan hal tersebut dan meyakinkan diri kita bahwa membunuh nyamuk itu adalah perbuatan jahat yang harus dihindari. Akhirnya kita nggak jadi memukul nyamuk itu dan hanya mengibaskan tangan kita agar dia menjauh. Selamat! Kita baru saja melakukan satu karma baik yang lengkap!

    Akibat Karma Putih

    Sama seperti karma hitam, karma putih juga memiliki 3 jenis akibat. Akibat yang matang sepenuhnya adalah kelahiran sebagai manusia atau dewa. Akibat yang sesuai dengan sebabnya dan akibat yang menentukan lingkungan untuk masing-masing karma putih adalah kebalikan dari akibat karma hitam. 

    Kita pakai menghindari pembunuhan sebagai contoh lagi, ya. Akibat yang sesuai dengan penyebab dari karma hitam membunuh adalah berumur pendek atau sakit-sakitan dan punya kecenderungan untuk mengulangi tindakan membunuh. Akibat dari karma putih menghindari pembunuhan adalah kebalikannya. Kita akan berumur panjang, sehat, dan makin terbiasa menghindari pembunuhan.

    Akibat yang menentukan lingkungan dari karma hitam membunuh adalah lahir di tempat yang tidak punya obat yang manjur dan sarana kesehatan yang mendukung. Kebalikannya, orang yang melakukan karma putih menghindari pembunuhan akan lahir di lingkungan yang sehat dan punya sarana kesehatan yang baik.

    Lebih jauh lagi, dalam Dasa-bhumika-sutra (Sutra Tentang Sepuluh Tingkatan), dikatakan bahwa mereka yang mempraktikkan sepuluh jalan karma putih ini dengan luas di setiap kesempatan akan mencapai seluruh kualitas seorang Buddha!

    Melakukan karma baik di setiap kesempatan

    Jika kita merujuk kembali ke tahapan-tahapan untuk melakukan karma baik yang lengkap, karma ini menjadi lengkap ketika kita secara sadar menolak sebuah tindakan karma hitam. Satu pertanyaan yang mungkin muncul, apakah sepuluh karma putih ini hanya bisa dilakukan saat ada “kesempatan” berbuat karma hitam? Kan jarang-jarang ya kejadiannya…

    Sebenarnya kita nggak harus menunggu kesempatan yang terlihat jelas seperti nyamuk pengganggu baru bisa melakukan karma baik. Kesempatan itu ada setiap saat kok! Hanya saja, kita nggak cukup mindful untuk menyadarinya. Ketika ada nyamuk lewat, kita biarkan saja karena nggak keburu memukul. Padahal kalau kita mindful akan hukum karma, kita bisa mengingatkan diri kita akan kerugian membunuh nyamuk dan kita secara sadar menghindari membunuh nyamuk itu. Ketika ngobrol sehari-hari dengan teman-teman, kita terbiasa lupa waktu dan menunda pekerjaan karena obrolannya seru. Padahal kalau kita sadar, kita bisa mengingat kerugian ucapan tak berguna dan melakukan karma baik dengan undur diri dari obrolan ketika ada urusan yang lebih penting. Ketika ngiler lihat baju merk terkenal lagi promo buy 1 get 1 free walau sudah punya baju banyak, kita nggak langsung beli bukan hanya karena dompet nggak mendukung. Kita bisa melakukan karma baik dengan menyadari bahwa kita di ambang karma hitam pikiran serakah dan memutuskan untuk melawan pikiran tersebut.

    Kesempatan melakukan karma baik sebenarnya ada setiap saat di sekitar kita, tapi kita nggak menyadarinya sehingga kehilangan kesempatan melakukan karma baik yang lengkap. Memperkaya pengetahuan dan pemahaman kita tentang sifat karma, jenis-jenis karma, dan akibatnya merupakan langkah untuk praktik Dharma dengan menghindari perbuatan jahat dan memperbanyak perbuatan baik sehari-hari. Setelah tahu dan paham, barulah kita bisa melatih diri untuk menyadari apa yang terjadi di batin kita ketika berhadapan dengan berbagai situasi. Dari situ, kita bisa mengendalikan diri kita untuk menghindari karma buruk dan melakukan karma baik yang lengkap sehingga bisa bahagia di kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang. Jadi, setelah baca artikel ini, ingat belajar lagi dari guru dan buku Dharma, ya! Jangan lupa direnungkan juga kaitannya dengan pengalamanmu sehari-hari, lalu dimeditasikan agar kamu bisa merasakan manfaat Dharma yang nyata. Selamat berlatih!

    Referensi:

    1. “Karma” oleh Dagpo Rinpoche
    2. “Pembebasan di Tangan Kita” oleh Phabongkha Rinpoche
    3. “Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan” (Lamrim Chenmo) oleh Je Tsongkhapa
    4. “Steps on the Path to Enlightenment” oleh Geshe Lhundup Sopa
    Artikel Buddhis buddha Buddha Indonesia buddhism dhamma dharma It's Lamrim It's Buddhism karma Putih kusala kamma lamrim lamrimnesia
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleDari Mana Datangnya Tripitaka?
    Next Article Mengapa Kwan Im Berbeda-Beda – Keagungan Welas Asih Sang Buddha
    Redaksi Lamrimnesia

    Related Posts

    Agama Buddha dan Kemerosotan Moral

    Tulku: Kupas Fenomena “Buddha Hidup” dalam Buddhisme Tibet

    Menggali Kembali Praktik Penyembuhan dari Muara Jambi 

    Leave A Reply Cancel Reply

    Dharma Patron Rutin
    Dharma Patron Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana secara rutin setiap bulannya untuk menjaga kesinambungan pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddhadharma di Indonesia.


    Dharma Patron Non-Rutin
    Dharma Patron Non-Rutin

    Penyokong Dharma Mulia dengan berdana sekali waktu untuk pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara. Berapapun nominalnya, akan sangat bermanfaat bagi Buddha dharma di Indonesia.


    MEMBERSHIP
    • login
    • register

    Infografis

    Find us At
    • facebook
    • instagram
    Lamrimnesia

    Lamrimnesia

    Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim merupakan sebuah yayasan yang dirikan untuk melestarikan dan menyebarkan tradisi Lamrim guna mendorong bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, untuk melakukan praktik Dharma yang didasari oleh ilmu yang nyata sehingga menciptakan perubahan positif bagi seluruh Nusantara.

    Hubungi Kami:

    Call Center Lamrimnesia
    Care - +6285 2112 2014 1
    Info - +6285 2112 2014 2
    email: [email protected]
    facebook: facebook.com/lamrimnesia

    Recent Posts
    April 30, 2025

    Merenungkan Demo Hari Buruh dari Sudut Pandang Buddhis

    April 25, 2025

    Tiga Bulan YPPLN Berkarya – Triwulan Pertama 2025

    April 21, 2025

    Melampaui Gender: Potret Perempuan dalam Sutra Agama Buddha

    Store
    © 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.